Bahagia Setelah Bercerai

Bahagia Setelah Bercerai

Permintaan

"Dek, umi sama abi, mengatakan kalo abang harus menikahi Aisyah, janda anak dua yang butuh pertolongan."

Ucap seorang laki-laki yang bernama Yusuf, seorang laki-laki yang terkenal dengan paham agamanya.

Sering kali, Karina dikatakan sangat beruntung, karena mempunyai suami seperti Yusuf, selama mereka menikah. Tidak pernah terdengar gosip apapun.

"Siapa wanita itu, bang?" tanya Karin dengan tenang.

"Aisyah, beliau seorang janda beranak dua, ditinggal mati suaminya, dan umi sama abi, meminta abang untuk menikahinya," jawab Yusuf.

"Katakan denganku, kenapa harus abang yang menikahinya?" tanya Karina.

"Karena abang yang akan mampu, menolong mereka," jawab Yusuf.

"Baiklah, kapan pernikahan akan dilangsungkan?" tanya Karina.

"Umi sama abi, menunggu keputusan adek, mereka tidak akan memaksa abang untuk menikahi Aisyah, kalo adek tidak setuju," jawab Yusuf.

"Malam ini, kita lamar Aisyah," kata Karina.

Mendengar itu, Yusuf sangat kaget, karena tidak ada penolakan dari istrinya.

"Adek serius? Tidak berfikir dulu?" tanya Yusuf.

"Untuk apa dipikirkan, sedangkan abang maukan menikah dengan Aisyah?" tanya Karina.

Yusuf hanya mengangguk, karena ia juga ada kepikiran untuk mempunyai istri lebih dari satu.

Pernikahan Karina dengan Yusuf sudah menginjak tujuh tahun lamanya, tapi kehidupan rumahtangga mereka sepi, karena tidak kunjung mempunyai anak.

Yusuf ataupun keluarganya tidak mempermasalahkan itu semua, karena mereka paham, mempunyai seorang anak tidak bisa dipaksakan.

Setelah mengabari istrinya, Yusuf bergegas kembali kerumah keluarganya, dia akan memberitahu kalo Karina sudah setuju dengan keputusannya.

"Selama menikah, hampir tujuh tahun, ini yang aku tunggu," ucap Karina tersenyum.

"Setelah melihat mereka menikah, aku bisa lepas dari dia, karena aku sudah muak dengan sikapnya yang selalu paling benar."

"Untung saja aku tidak bocor, tidak mempunyai anak dari dia."

Selama tujuh tahun menikah, Karina selalu meminum pil KB, agar ia tidak hamil. Karena pernikahan ini bukan impiannya.

Karina hanya menuruti keinginan kedua orangtuanya, agar menikah dengan Yusuf.

Karina berjanji kepada dirinya sendiri, suatu saat nanti ia akan bercerai dengan Yusuf, setelah kedua orangtuanya tiada, egois, tapi itulah keinginan Karina.

Setidaknya, Karina pernah membahagiakan kedua orangtuanya, dengan menuruti keinginan mereka.

Setahun yang lalu, sang ayah meninggal, dan beberapa bulan yang lalu, sang ibunda meninggal. Pada saat itu, perasaan Karina campur aduk, antara sedih karena dirinya sudah tidak mempunyai siapapun lagi, tapi disisi lain ia senang, karena ia akan memutuskan bercerai dari suaminya.

Hampir 7tahun lamanya, Karina menahan rasa egonya, hanya karena tidak ingin orangtuanya kecewa.

Menjalani pernikahan yang bukan keinginannya, cukup membuatnya tertekan.

Karina tersenyum penuh kebahagiaan, karena ia bisa lepas dari suaminya, Karina bisa membuat alasan untuk bercerai dengan Yusuf.

"Keluarga ini sebenarnya sangat toxic, mereka selalu memakai topeng, saat bertemu dengan orang lain."

Karina cukup hafal dengan suaminya, yang selama ini selalu bersikap seperti seorang manusia yang alim.

Karina duduk, menunggu suami dengan keluarganya datang kerumah, untuk membicarakan tentang pernikahan kedua Yusuf.

"Ceklek."

"Umi, abi, ayok masuk," ajak Karina tersenyum.

"Umi dengan abi kesini, hanya ingin menanyakan sesuatu denganmu," ucap umi Lilis.

"Silahkan umi," jawab Karina tersenyum.

"Apa kamu benar, mengizinkan Yusuf menikahi Aisyah?" tanya umi Lilis.

"Benar umi, aku mengizinkannya," jawab Karina dengan tenang.

Tidak ada perasaan sakit dalam hati Karina, karena ini semua yang ia inginkan selama ini.

"Apa kamu sudah mantap dengan keputusanmu?" tanya umi Lilis memastikan.

"Sudah umi, karena sedari awal, aku selalu meminta bang Yusuf, agar menikah lagi," jawab Karina.

"Yusuf, ternyata kamu tidak gagal mendidik istrimu, lihatlah dia, sangat shalihah sekali," ujar umi Lilis.

"Aku yang berbuat baik, kenapa suamiku yang dipuji, padahal meskipun sudah menikah, aku tetap aku," gumam Karina kesal.

"Karina, bagaimana rencana pernikahan Yusuf?" tanya Umi Lilis.

"Terserah kalian saja, tapi menurutku, lebih cepat, lebih baik," jawab Karina tersenyum.

"Kamu benar, kalo dilama-lamakan, takut ada fitnah," kata Umi Lilis.

Karina hanya tersenyum, menanggapi rencana mereka semua, yang akan menikahkan Yusuf dengan janda beranak dua.

"Karina, umi tanya sekali lagi, apa kamu yakin, memberikan izin Yusuf, menikah lagi?" tanya umi Lilis memastikan.

"Yakin umi," jawab Karina dengan senyuman manisnya.

"Bang Yusuf, apa niatmu menikahi mbak Aisyah?" tanya Karina, menatap suaminya dengan intens.

"Karena ibadah, aku ingin menolongnya," jawab Yusuf.

"Menolong, bukan berarti harus dinikahi kan bang?" ucap Karina, menjebak Yusuf.

"Eeee, a-anu.." jawab Yusuf gugup.

"Bilang saja, kau suka dengan selangkangan," gumam Karina tersenyum sinis.

Tetapi, tidak masalah bagi Karina.

Karina sudah muak dengan kehidupan pernikahannya, hampir 7tahun. Karina menahan rasa sakitnya, dan ia selalu menjalani kewajibannya, meskipun terpaksa, tapi satu orangpun tidak ada yang tahu, bagaimana perasaanya.

Semua orang selalu berkata, "Karina sangat beruntung sekali, mendapatkan suami seperti ustad Yusuf."

Tetapi kenyataannya, ia sangat tertekan dengan sikap Yusuf.

Karina mengakui, kalo suaminya sangat baik, tetapi tidak kepada dirinya. Itulah kehidupan, jangan pernah melihat orang dari luarnya.

Setelah mereka membicarakan untuk lamaran nanti malam, akhirnya umi Lilis izin akan pulang, untuk menyiapkan barang bawaan nanti malam.

"Bang, aku mempunyai satu syarat denganmu," ucap Karina.

"Syarat apa? Akan abang penuhi," jawab Yusuf tersenyum.

"Tidak banyak, dan tidak ribet," jawab Karina.

"Abang tandatangi surat-surat ini."

Karina memberikan sebuah lembaran kertas, meminta Yusuf agar mentandatanganinya.

"Apa ini, dek?" tanya Yusuf bingung.

"Ini surat untuk pernikahan abang, biar abang menikah resmi secara negara, jadi kalian mempunyai buku nikah," jawab Karina.

"Jadi ini untuk tandatadangan persetujuan kedua belah pihak, nanti akan aku berikan kepihak KUA," lanjut Karina.

Tidak banyak menunggu lama, setelah mendengar penjelasan Karina, Yusuf langsung melakukan permintaan Karina.

"Entah terbuat dari apa hatimu, sayang. Begitu mulianya hatimu," ucap Yusuf penuh haru.

"Karena aku tidak pernah mencintaimu, selama ini aku bertahan karena kedua orangtuaku," gumam Karina.

"Abang mencintaimu," ucap Yusuf.

Karina hanya membalas dengan senyuman, sudah cukup, selama ini ia berpura-pura mencintai suaminya, kini akan ia selesaikan semua permasalah hidupnya.

"Bang, kalo semisal, abang kehilangan aku, bagaimana?" tanya Karina iseng.

"Tidak bisa dijelaskan, yang pasti abang akan sangat terluka, karena adek mempunyai ruang spesial dalam hati abang," jawab Yusuf tersenyum.

Karina tidak munafik, ia mengakui kebaikan suaminya kepada kedua orangtuanya dulu, tetapi Yusuf sangat pelit, bahkan Karina hanya diberi uang lima ribu.

Yusuf seorang ustad muda, yang sering dipanggil berdakwah kemana-mana, uangnya banyak. Tetapi ia jarang memberikan uang pada Karina.

Karena Yusuf selalu berkata, "Istri tidak boleh memegang uang, karena diam dirumah."

"Aku ingin segera lari dari masalah ini, sudah cukup menahan segalanya, mentalku menjadi korban."

Setiap malam, Karina akan selalu menangisi dirinya, ia kasihan dengan dirinya.

***

Terpopuler

Comments

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Hai kk....
aku udh mmpir....
suka nih kl tkoh utamanya ga cengeng ky karina....suaminya izn nkah lg,dia mlh sneng....pdhl udh pnya bnyk rncna d kpalanya....
d tnggu up'ny y kk.....smngttt...

2025-03-07

1

Lina Sofi

Lina Sofi

keren karina

2025-03-24

0

Asyatun 1

Asyatun 1

lanjut

2025-03-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!