Pembalasan Dendam Nona Alena

Melihat Alena diusir dari mobilnya dan hingga membuatnya terjatuh.Gea dan Tisa langsung tertawa lebar.Seolah mereka begitu puas melihat Alena diperlakukan secara tega oleh Toni.Dan tanpa harus mereka repot-repot membalas perbuatan Alena.

"Haha..Bagaimana Alena??Menyedihkan,bukan?Diperlakukan seperti hewan yang bodoh??Itu akibatnya karena kau sudah membuat kami harus dihukum oleh si dosen gila itu." ujar Gea yang mengejek Alena dengan puas dan mengungkitnya.

Alena pun langsung bangkit sembari membersihkan tangannya.Ia pun sesaat tersenyum ke arah Gea dan mendekatinya.

"Menyedihkan kata mu?Kita lihat saja.Dalam hitungan detik mobil ku akan kembali.Dan lihat siapa yang sebenarnya akan terlihat seperti orang bodoh." ujar Alena dengan santainya.Seakan sedang menantang Gea dan Tisa.

"Terus saja kau mengarang cerita Alena.Kau pikir kau bisa apa??Kau cuma pembantu rendahan.Jangan berlagak seperti orang gila.Apa segitunya kau ingin terlihat seperti orang kaya??Dasar tidak tahu malu.!" cetus Gea sambil menatap tajam.

"Yah,kau memang tidak tahu malu.!Orang seperti mu sudah banyak berkeliaran diluar sana,Alena.Jadi berhenti lah mengarang cerita." ujar Tisa yang ikut mengejek Alena.

Sedangkan Alena hanya menatap sinis ke arah Gea dan Tisa sambil memiringkan bibirnya ke atas.Sesaat Alena mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo,ayah.Mobil ku di bawa kabur sama sopir kita dan anaknya.Bagaimana kau akan membereskannya.?" ujar Alena saat bicara dengan ayahnya yang masih berada di luar negeri.

Alena pun menutup ponselnya sambil menunggu.Sedangkan Gea dan Tisa hanya saling pandang sambil sedikit bingung.Terlebih saat Alena menyebut Toni sebagai anak sopir.

(Kenapa Alena lagi-lagi menghubungi ayahnya?) batin Gea tanda tanya dan penasaran.Tapi tidak ingin begitu saja percaya dengan ucapan Alena.

"Apa jangan-jangan,mobil itu memang miliknya?Karena dia lagi-lagi menghubungi ayahnya." bisik Tisa yang sedikit curiga tapi penasaran.

"Tidak mungkin,dia cuma pembantu rendahan.Bagaimana bisa dia punya mobil semahal itu." ujar Gea yang tidak percaya begitu saja akan ucapan Tisa.

"Tapi yang kemarin,kau lihat sendiri kan?Saat dia menghubungi ayahnya,Toni dan pelayan lainnya langsung keluar dan menuruti perintah Alena." ucap Tisa kembali mengungkit kejadian sebelumnya.

"Aku tetap tidak percaya.Aku rasa itu cuma trik murahan dia saja.".jawab Gea yang tidak percaya begitu saja sambil menatap tajam ke arah Alena.

Gea pun sesaat mendekati Alena dengan gaya yang sombong.

"Sudah lah,Alena.Apa lagi yang kau tunggu disini?Apa kau pikir mereka akan kembali?Kau terlalu banyak berkhayal." sindir Gea dengan nada sengit.

"Berkhayal atau tidaknya.Tunggu saja dalam hitungan detik.Dan aku tidak minta kau harus percaya.Karena aku tidak banyak mulut seperti kalian." jawab Alena tanpa memandang Gea.Dan membalas sindiran Gea dengan nada sengit.

Seketika membuat Gea langsung mendengus kesal.

"Heuh..Kau pikir aku akan menghabiskan waktu dengan omong kosong mu.Ayo,Tisa untuk apa kita masih disini lagi dengan pembantu rendahan seperti dia." ujar Gea yang langsung menarik tangan Tisa.Sebab dia tidak mau menunggu dan mengajak Tisa untuk pergi meninggalkan Alena seorang diri.Karena dia tidak mempercayai semua omong kosong Alena.

Namun belum sempat melangkah..