NovelToon NovelToon
Air Mata Terakhir

Air Mata Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Teen Angst
Popularitas:47.8k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Sudah tahu tak akan pernah bisa bersatu, tapi masih menjalin kisah yang salah. Itulah yang dilakukan oleh Rafandra Ardana Wiguna dengan Lyora Angelica.

Di tengah rasa yang belum menemukan jalan keluar karena sebuah perbedaan yang tak bisa disatukan, yakni iman. Sebuah kejutan Rafandra Ardana Wiguna dapatkan. Dia menyaksikan perempuan yang amat dia kenal berdiri di altar pernikahan. Padahal, baru tadi pagi mereka berpelukan.

Di tengah kepedihan yang menyelimuti, air mata tak terasa meniti. Tetiba sapu tangan karakter lucu disodori. Senyum dari seorang perempuan yang tak Rafandra kenali menyapanya dengan penuh arti.

"Air mata adalah deskripsi kesakitan luar biasa yang tak bisa diucapkan dengan kata."

Siapakah perempuan itu? Apakah dia yang nantinya akan bisa menghapus air mata Rafandra? Atau Lyora akan kembali kepada Rafandra dengan iman serta amin yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Terkejut

Talia mulai panik ketika mobil memasuki area Wiguna Grup. Di mana rekan seniornya sudah berdiri di depan lobi. Ditatapnya Rafandra yang berwajah biasa.

"Sepertinya mereka menunggu kamu," ujarnya santai.

"IYA, PAK! TERUS GIMANA INI?" Hanya bisa berteriak di dalam hati.

Rafandra menoleh ke arah Talia yang semakin panik. Dia mengeluarkan dua benda. Wajah penuh kelegaan pun terpancar.

Talia terpana ketika melihat sang atasan memakai topi juga masker. Walaupun tertutup tetap saja terlihat sangat tampan.

"Kamu gak mau turun?"

Talia mulai tersadar dan sedikit gelagapan. Tangan yang hendak membuka pintu mobil terhenti ketika Rafandra mengatakan sesuatu.

"Siapapun yang mengganggu kamu, laporkan kepada saya."

"Jangan dulu pulang sebelum saya jemput."

Ketika pintu dibuka rekan senior berbondong mengintip dari celah pintu penumpang mobil depan. Namun, mereka hanya melihat bagian samping seseorang yang berada di balik kemudi.

"Itu siapa kamu?"

"Pacar?"

"Kayaknya bukan dari kalangan biasa."

Puluhan pertanyaan terlontar dari bibir yang penuh rasa penasaran. Namun, Talia tetap membungkam. Lebih baik diam tak memberikan jawaban.

Baru saja meletakkan bokong di atas kursi kerja, ponselnya bergetar cukup lama. Nama Rafandra yang tertera di bubble chat.

"Aman?"

Jari putih nan lentik mulai menari di atas layar ponsel. Wajahnya begitu serius seakan tengah bercerita pada orangnya langsung.

Pesan balasan pun kembali dia terima. Hanya emoticon tertawa yang dia dapatkan. Padahal, dia sudah mengetik panjang lebar. Wajah kesal yang kini terpancar.

.

Dua orang lelaki yang sama-sama tampan, tapi berbeda vibes tengah menikmati makan siang.

"Buat siapa?" tanya Gyan alias Tuan setelah pelayan meletakkan makanan yang di take away.

Rafandra belum menjawab, dia masih sibuk dengan ponsel. Sedang mencari driver untuk mengambil makanan yang sudah dia pesan.

"Bang!"

"Kan semalam Abang udah cerita," jawabnya setelah mendapatkan driver.

"Se-effort ini?" telisik sang adik sepupu.

"Abang kan harus menjaga dia, Gy."

"Sampai rela membuang tiket ke LN yang udah Abang pesan?" Rafandra hanya membalasnya dengan senyuman yang teramat kecil.

Setelah diberikan ijin cuti oleh sang paman, Rafandra sudah memesan tiket untuk pergi ke LN. Tiket keberangkatan di keesokan hari sudah dia dapatkan. Namun, ketika sang paman sudah memerintah tak berpikir panjang tiket itupun dia buang. Padahal, harganya cukup menguras kantong.

Tak menunggu lama driver yang bertugas mengambil makanan sudah hampir tiba. Rafandra meninggalkan Gyan yang tengah menikmati makan siang. Di tengah nikmatnya menyantap makanan yang sangat dia rindukan, suara seseorang terdengar menyapa. Kunyahannya terhenti karena dia tahu suara siapa itu.

Sendok Serta garpu diletakkan dengan cukup keras. Tatapan tajam dia berikan kepada seorang perempuan yang sudah berdiri di sampingnya.

"Kamu sama Rafandra kan?"

Siapa lagi jika bukan Lily. Perempuan yang mengganggu nafsu makan seorang Gyan Abhiseva Wiguna.

"Gua lagi gak ngelakuin ritual manggil jelangkung," sahutnya sangat ketus.

"Terserah kamu mau anggap aku, Gy. Aku ingin ketemu sama Rafandra. Aku ingin jelasin semuanya."

"Jelasin?" ulang Gyan sembarang tertawa sinis.

"Mending lu pergi!" usir Gyan dengan wajah sangarnya. "Abang gua gak akan pernah mau dengerin penjelasan lu yang udah basi dan penuh dengan belatung. Sama kayak hati lu yang busuk."

Jika, sudah bicara kasar tak akan ada yang bisa menandingi Gyan. Dari awal kedekatan Rafandra dan Lily tak direstui oleh pemilik tahta tertinggi di keluarga Daddy Aksa. Instingnya mengatakan jika Lily tak

pantas bersanding dengan Abang kesayangannya.

"Gy--"

"Pergi atau gua panggil security," ancam Gyan tak main-main.

Baru saja hendak pergi, Rafandra datang dan manik mata mereka berdua pun bertemu.

"Rafandra--"

"Suami kamu sudah menunggu di luar."

Lily menggelengkan kepalanya pelan. Dia mulai mendekat dan ingin memeluk tubuh Rafandra. Namun, lelaki yang pernah merasa nyaman kepadanya berangsur mundur.

"Jangan pernah kecewakan dia yang tulus mencintai kamu. Cukup aku saja yang kamu kecewakan." Senyum kecil pun Rafandra ukirkan.

"Bahagialah dengan lelaki yang masih setia berada di samping kamu walaupun sudah kamu buat kecewa."

"Aku maunya kamu, Ndra," balasnya dengan sangat lemah dengan nada penuh kepedihan.

Gyan berdecih kesal. Ingin rasanya dia menarik tubuh Lily menjauhi kakak sepupunya itu. Namun, lelaki yang ada di hadapan Lily pasti akan melarang karena dia tak suka kekerasan.

"Maaf, Lyora. Aku tak pantas untuk kamu. Ketika aku dibuat kecewa olehmu aku memilih untuk pergi. Tidak seperti suamimu yang tetap bertahan di samping kamu. Dia lebih tulus mencintai kamu dibandingkan rasa nyaman yang pernah aku miliki." Tak ada keraguan dalam setiap kata yang terucap.

"Tolong jangan ganggu aku lagi. Kita sudah memiliki kehidupan masing-masing."

Rafandra meninggalkan Lily dan kembali duduk bersama Gyan. Mengambil ponselnya dan fokus kepada benda pipih itu.

"Laporan?"

Sebuah kata yang mampu Lily dengar. Dia juga melihat Rafandra mengangguk pelan sebagai jawaban atas pertanyaan Gyan. Terlihat sudut bibir Rafandra terangkat ketika mengetikkan sesuatu.

"Siapa yang sedang kamu hubungi?"

Suara Nael memanggil Lily. Perempuan itupun mengalihkan pandangan. Terpaksa dia harus pergi meninggalkan Rafandra yang masih fokus pada layar ponsel. Tak melirik ke arahnya sedikitpun.

.

Talia terdiam ketika Varsha, sang adik mengirimkannya sebuah pesan. Mimik wajahnya sudah sangat berubah. Hembusan napas kasar pun keluar. Makanan yang dikirimkan Rafandra pun hanya disantap sedikit.

"Kak, jangan dulu pulang sebelum aku pulang, ya. Aku takut kalau dia akan nekat."

Bingung pun melanda Talia. Jam pulang kerja sudah tiba. Dia masih betah duduk di kursi kerja. Ponselnya terus bergetar di mana nama Rafandra menghubunginya. Mau tidak mau dia segera turun.

"Pak, saya tidak mau pulang dulu," ucapnya sedikit ragu ketika baru masuk ke dalam mobil.

Tak ada jawaban apapun, hanya tatapan sulit diartikan yang Rafandra berikan.

"Boleh?"

Bukannya menjawab, Rafandra mulai menginjak pedal gas. Melajukan mobil membelah jalanan ibukota. Sayangnya, Rafandra tak mewujudkan keinginannya. Mobil melaju ke arah tempat tinggalnya.

Talia belum mau turun karena ada seseorang yang tengah berdiri menunggunya di depan kosan.

"Saya temani."

Sontak Talia terkejut. Ditatapnya Rafandra yang berwajah datar. Dia lebih dulu keluar dari mobil. Tanpa Talia duga, lelaki itu membukakan pintu mobil untuknya.

"Jangan takut. Ada saya," ucapnya serius.

Kehadiran Talia bersama seorang lelaki yang jauh lebih tampan membuat orang yang berdiri sedari tadi membeku

"Tata--"

Lelaki itu sudah ingin meraih tangan Talia. Namun, Talia mundur dan bersembunyi di balik tubuh Rafandra.

"Tolong jangan buat kegaduhan." Suara Rafandra sudah terdengar.

"Siapa kamu?" tanya lelaki itu dengan wajah tak suka.

"Dia pacar aku!"

Rafandra terkejut mendengar jawaban dari Talia. Lebih syok lagi ketika kedua tangan dari arah belakang sudah melingkarkan di depan

perut. Lelaki yang ada di depan Rafandra membeku dengan sorot mata penuh kepedihan.

Diraihlah tangan Talia yang ada di depan perutnya. Terasa sangat dingin bagai es. Segera Rafandra menggenggam tangan Talia untuk menyalurkan kehangatan serta ketenangan.

"Ta, kamu bohong kan? Dia--"

"Saya kekasihnya. Dan tolong jangan ganggu kekasih saya lagi."

Rafandra mulai menarik lembut tangan Talia yang sudah dia genggam. Membawanya menuju kosan yang Talia huni melewati lelaki yang berdiri bagai patung.

...*** BERSAMBUNG ***...

Udah double up, ya. Jangan lupa banyakin komennya ..

1
Irma Minul
lanjut kak .Gyan love you
Haerul Ramadhan
ahhh salut gy. nasehatin abang nya
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendir
eh Gy orang nama sebagus itu malah di samakan sama tali rapiya
Lusi Hariyani
bnr kata gyan abang jgn ksh harapan palsu sm ank perawan nnti kebaperan trs ujung y km yg nyesel krn si cewek menjauh krn cm d PHP in
sum mia
setelah ini bakalan makin terbuka pintu hatinya Rafandra buat Talia . semoga mereka segera jadian .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia
aaahhh.... Gyan.... kalau ngomong suka bener dah . tapi terkadang sering juga ngeselin . enak aja Talia dipanggilnya tali rapia . tapi itulah Gyan alias Tuan si kang tantrum .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Lusia
nggak nyangka klu kk fie, up di hampir tengah malam, jd ada temen begadang deh... makasih ya kak
Widya Triani
kangen baba dan bubu 😭😭
Arik Aryani
lanjuutt kak
Madi Virgo
up lagi kak... aq menunggu😘🤗
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
up di jam kunti masih di baca

semangat
Uli Mafrudoh
sweett /Drool//Drool/
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
susah punya boss seperti Rafandra
Rahmawati
udah lega skrg, udah gk salah faham lagi
Herman Lim
gengsian ne pangeran padahal dah mulai suka tapi secara langsung ingin tau semua nya
sum mia
nah loh.... ibarat senjata makan tuan ya Talia , kini kata-kata kamu bisa dijadikan alasan oleh Rafandra , untuk kamu bisa selalu dekat dan selalu membutuhkan Rafandra .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Ddek Aish
drama palsu yang bakal jadi kenyataan
Rani Kamila
lanjut kk ceritanya makin seru
NadiraDira
makin keren ajah ceritanya...
gak papa mah kalo msih belom sadar ma perasaan masing2,pelan2 aja deh bang rafa &talia...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!