Anand dan Shan, dua sepupu yang tumbuh bersama, tak pernah membayangkan bahwa hidup mereka akan berubah begitu drastis.
Anand dikhianati oleh kekasihnya—wanita yang selama ini ia cintai ternyata memilih menikah dengan ayahnya sendiri. Luka yang mendalam membuatnya menutup hati dan kehilangan arah.
Di sisi lain, Shan harus menelan kenyataan pahit saat mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Pengkhianatan itu membuatnya kehilangan kepercayaan pada cinta.
Dalam kehancuran yang sama, Anand memutuskan untuk menikahi Shan.
Lantas apakah yang akan terjadi jika pernikahan tanpa cinta dilakukan? Akankah luka dapat disembuhkan dengan mereka menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30
Saat itu Virzha masuk ke dalam rumah, menggeret koper besar di tangannya. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya tajam menilai situasi di ruang tamu yang memanas.
Ranika langsung berdiri dari sofa dan menghampirinya.
"Virzha! Kemana aja kamu? Dua minggu kamu nggak pulang ke rumah, kamu ke mana?!"
Belum sempat Virzha menjawab, Mona ikut menyerang dengan nada tinggi.
"Kau ini gimana sih jadi suami? Malah pergi saat istrimu sedang sakit, berhari-hari nggak pulang dan sekarang perempuan ini ngapain ada disini? Kau yang bawa dia kesini Virzha?"
Virzha hanya diam, membiarkan kalimat-kalimat itu lewat seperti angin. Pandangannya lurus mengarah pada Anand yang sedang menggenggam tangan Mikha dengan lembut, seolah tidak ada yang berubah.
Langkah Virzha mantap. Ia maju, lalu melepaskan tangan Mikha dari genggaman Anand, kemudian menggenggam tangan Mikha sendiri dengan erat, penuh kepemilikan.
Semua orang di ruangan itu terdiam.
Sorot mata mereka berpindah dari tangan mereka yang bersatu... ke wajah tegas Virzha yang kini berdiri melindungi Mikha.
"Mikha... adalah istriku"
Jantung Mona seakan berhenti berdetak.
Ranika melongo tak percaya.
Anand tertegun, wajahnya pucat pasi begitu juga Noya.
"A-apa? Istri...?" Tanya Anand.
Virzha mengangguk pelan.
"Iya. Aku sudah menikahi Mikha. Di KUA. Sah secara hukum, dan di hadapan Tuhan."
Mona memekik.
"Nggak mungkin! Itu nggak masuk akal! Bagaimana mungkin kau menikahi perempuan yang pernah jadi pacar anakmu sendiri?!"
"Karena dia bukan cuma mantan pacar Anand. Dia adalah perempuan yang aku cintai. Dan yang lebih penting lagi, dia sedang mengandung... anakku."
BRAK!
Seolah guntur meledak di dalam rumah itu. Mona terduduk lemas di sofa. Ranika menutup mulutnya. Anand melangkah mundur, terpukul hebat.
Mikha, yang sedari tadi diam, kini berdiri lebih tegak. Tatapannya tajam namun tenang, seperti seorang ratu yang telah menemukan tahtanya kembali.
"Jadi sekarang, sebelum kalian bicara macam-macam soal aku… ingat, aku bukan cuma mantan pacar Anand. Sekarang Aku adalah istri sah mas Virzha. Dan aku berhak berdiri di rumah ini."
"Nggak... Nggak... Dasar perempuan sialan, gimana bisa kau mengandung bayi nya Virzha? Itu bukan anak mu Virzha"
"Ini adalah bayi ku, Mikha sedang mengandung anakku"
"Nggak Virzha itu.. Itu bukan anak mu Virzha"
"Kenapa nenek begitu yakin kalau ini bukan anaknya mas Virzha? Apa nenek tau ini anak siapa?"
Mona gelagapan, ya penyebab Mikha hamil adalah karena dirinya yang menyuntikkan cairan sperma itu jadi sangat tidak mungkin Bayi yang di kandung Mikha adalah bayinya Virzha.
"Udah lah, nggak usah menyangkal lagi. Aku telah menghamili Mikha, dan aku harus bertanggung jawab dengan menikahinya. Setuju atau tidak setuju ini sudah terjadi" ucap Virzha.
Anand terdiam, tubuhnya terasa kaku, matanya terpaku pada tangan ayahnya yang menggenggam erat tangan Mikha. Dunia seakan runtuh di hadapannya. Wajahnya memucat, lalu berubah merah menahan gejolak emosi yang membuncah.
Dengan langkah cepat, Anand menghampiri Mikha.
"Mikha ini nggak mungkin kan? Ini cuma prank ya? Kamu bercanda kan? Ayah bercanda kan? Atau... Atau aku ini masih mimpi ya? Ini bagian dari mimpi buruk ku kan? Katakan kalau ini nggak nyata Mikha"
Mikha hanya menatapnya. Tak ada kata-kata. Ia tahu apapun yang ia ucapkan sekarang, hanya akan menambah luka.
"Apa yang salah denganku, Mikha? Apa yang kurang dari aku? Kenapa? Kenapa kamu begini?"
Suara Anand semakin gemetar, tubuhnya mulai menggigil. Ia memegang kedua bahu Mikha, menggoyangnya dengan emosi yang memuncak.
"KENAPA, MIKHA?! DIA ITU AYAHKU! DIA ADALAH AYAHKU! KENAPA HARUS DIA?! KENAPA?! KENAPA KAMU MENIKAH DENGAN AYAHKU??!"
Mikha terpejam, menahan air mata yang mulai menggenang.
Ia tahu luka di mata Anand, dan ia pun ikut merasakannya rasa kecewa, patah, dan pengkhianatan yang teramat dalam, maaf jika Mikha egois tapi ia harus melakukan ini, tidak adil jika anand menikah dengannya. Mikha bukanlah perempuan yang baik, jauh sebelum dengan Virzha Mikha telah tidur dengan banyak lelaki karena tuntutan pekerjaan nya waktu itu.
Virzha segera menarik Anand menjauh, berdiri di antara keduanya. Wajahnya tegas, suara bass-nya keluar penuh wibawa dan ketegasan.
"Cukup, Anand."
Anand menatap ayahnya, matanya memerah.
"Mulai sekarang, Mikha adalah istriku dan dia sedang mengandung adikmu. Hormati dia… seperti kamu menghormati ibumu sendiri."
Anand terdiam. Rahangnya mengeras, Matanya menatap Mikha dengan penuh luka dan kehancuran, lalu ia melangkah mundur perlahan, berat, dan penuh guncangan emosional.
Mona dan Ranika masih terpaku, belum sepenuhnya bisa mencerna kenyataan pahit yang baru saja terjadi di depan mata mereka.
Sementara itu, Virzha merangkul pundak Mikha, membawanya masuk lebih dalam ke rumah yang kini menjadi tempat tinggal dan panggung baru dalam hidup mereka.
Ranika berdiri membatu. Wajahnya pucat, matanya membelalak tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Seolah dunia runtuh tepat di hadapannya.
"Ma.. Virzha dia? dia udah nyampakin aku ma?"
Suara Ranika gemetar. Mona tidak menjawab. Hanya menatapnya dalam diam. Diam yang begitu menyakitkan.
"Dia... dia bahkan nggak kasih tahu aku… Bahkan nggak kasih aku kesempatan untuk bicara, untuk sekadar tahu…"
Tangis Ranika pecah. Tubuhnya limbung, namun Mona cepat-cepat memeluknya dan menahannya agar tidak jatuh.
"Sudah, Nak… Tenang, jangan seperti ini…"
"Bagaimana aku bisa tenang, Ma? Aku ini istrinya! Aku yang selalu di sampingnya! Aku yang menemaninya dari nol! Lalu sekarang… dia bawa perempuan itu dan bilang dia istrinya?!"
Ia menatap Mona dengan mata merah penuh luka.
"Mikha telah menghancurkan keluarga ku ma…"
Mikha menunduk, tak ada kata yang bisa keluar dari mulutnya. Ia sadar, luka yang ia bawa ke rumah ini begitu besar.
Mona mengelus punggung putrinya, mencoba menenangkan.
"Sudah, Nak… jangan emosi dulu. Mama tahu ini berat. Tapi kamu harus kuat. Kamu harus hadapi ini… dengan kepala tegak."
"Tapi Ma… dia mengandung anak dari suamiku. Dia tidur sekamar dengan suamiku. Bagaimana aku bisa menghadapi itu semua?!"
Ranika menatap ibunya dengan air mata yang terus jatuh.
"Kenapa ma? aku salah apa ma? apa... apa aku ini istri yang buruk ma? iya Ma? jawab maaa"
Mona menarik napas panjang, menatap menantunya dengan getir.
"Nggak.. siapa yang bilang gitu? Virzha yang buruk, dia yang buruk bukan kamu. Perempuan jalang itu sudah menghancurkan keluarga ini, lihat apa yang akan kita lakukan ke dia"
"Ranika!! Kamu nggak boleh kayak gini, gimanapun juga yang terluka bukan hanya kamu tapi Anand dan Noya juga... kamu ibu mereka, bangkit!!! jangan jadi bodoh, kita akan balas perbuatan Mikha"
"Ayo kita kerumah ibu mertua mu sekarang!!
Suasana rumah jadi senyap. Hening. Tapi udara dipenuhi ketegangan dan luka yang tak terucapkan.
***
Virzha sebenarnya mencintai istrinya cuman krn dibawah pengaruh ibu nya Ranika jadi kayak gitu, Anand juga cintanya terlalu besar buat Mikha dan effort nya dia gak main main, sedangkan Mikha? neneknya meninggal gara-gara si Mona dan Ranika, dia nggak cinta tapi demi neneknya dia cuman pengen balas dendam🥺🥺
eps 1 udh menguras tenaga sekale