NovelToon NovelToon
Kasih Sayang

Kasih Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat
Popularitas:804
Nilai: 5
Nama Author: Fatimah Afath ( arasimah )

seorang istri yang bersabar selama dua tahun menunggu suaminya berubah tapi malah berulah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatimah Afath ( arasimah ), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Draft

Sedangkan Santi yang masih menunggu Raka meminta izin untuk sholat terlebih dahulu sedangkan bu Hamidah sedang Rapih - rapih akan ikut juga ke pengadilan untuk mengurus kasus pak Parman.

Sambil menunggu Raka datang bu Hamidah juga menyiapkan makan disebuah wadah untuk dibawa nanti jika tak sempat makan Raka. Bu Hamidah tak ingin anaknya kelaparan, apalagi sampai sakit juga.

Tak lama mobil berbunyi tin..tin.. Tin.

Mobil Raka masuk garasi, Raka baru kembali saat jam sudah menunjukan pukul dua belas lewat lima belas menit. Raka memarkirkan mobilnya lalu turun dan mengucapkan sallam.

" Assalamualaikum, " Raka mengucapkan salam sambil masuk kedalam rumah.

" Walaikumsalam " jawab bu Hamidah

Raka langsung salim terhadap bu Hamidah. Santi pun yang baru selesai sholat melihat Raka yang baru sampai pun langsung masuk lagi ke dalam dapur.

Santi merasa bingung mau melakukan apa setelah semua kerjaan sudah dikerjakan. Bu Hamidah bertanya," Kamu sudah sholat."

" Sudah bu " jawab Raka.

" Sudah makan belum ? " tanya bu Hamidah.

" Belum nanti saja, mau langsung berangkat sekarang atau masih menunggu lagi? " ujar Raka.

Bu Hamidah langsung memanggil Santi untuk keluar dan naik mobil bersama. Karena hari sudah siang takut ditinggal pak Parman dan warga.

Santi mengikuti bu Hamidah masuk ke dalam mobil begitu juga Raka. Raka langsung mengemudikan mobilnya ke arah rumah pak Parman dan bu Surti.

Sedangkan di rumah Parman dan Surti sedang ramai warga yang akan mengantar. Surti dan Parman harus berdesak - desakan di dalam Angkot. Parman mengatakan jika Santi tidak usah ikut saja kasian mobilnya tak muat.

Tin tin tin

Mobil Raka membunyikan klakson dan Raka langsung turun dan menyalimi semua warga yang ikut termasuk pak Rt dan pak Parman.

" Pak saya mau ikut mengantar bagaimana masih bisa? . " tanya Raka.

" Maaf nak Raka tapi mobil angkotnya ini tidak muat, pak Parman dan bu Surti saja sampai dempet - dempetan begini. " pak Rt yang meminta maaf.

" Pak saya bawa mobil saja, kalau di angkot tidak muat di mobil saya saja bagaimana? " tawar Raka.

" Baik nak Raka, pak Parman dan bu Surti naik mobil Raka saja lagi pak Parman masih cedera." pak Rt menengahi.

Dan warga ada yang ikut dengan mobil Raka dua orang lagi. Jadi mobil angkotnya muat ada spacenya tidak terlalu berdempet - dempetan.

Karena hari mulai siang waktu sudah menunjukan pukul dua belas lewat tiga puluh menit. Pak Rt menyarankan segera berangkat saja karena sidang akan digelar.

Raka dan supir angkot pun menjalankan mobilnya langsung ke pengadilan. Karena tidak terlalu macet jalanan hanya sampai dua puluh menit.

Jam satu kurang sepuluh menit semua sudah masuk kedalam pengadilan. Tinggal menunggu di panggil saja namanya, maka sidang akan dibuka.

Raka menuntun ibunya untuk duduk disampingnya. Sedangkan Santi duduk didekat parman dan Surti. Akhirnya nama Parman dan pelaku dipanggil dalam ruang sidang.

Pelaku mengenakan baju tahanan serta tangannya diborgol. Sedangkan parman dipanggil menjadi sebagai korban penganiayaan. Parman diantarkan oleh Santi dan warga yang datang untuk sampai duduk dibangku khusus.

Sidang dimulai dengan pembacaan surat gugatan terlebih dahulu. Barulah hakim mendengarkan jawaban dari pemohon gugatan.

Pak Parman menjelaskan kronologinya sehingga pak Parman bisa terluka sampai parah seperti ini. Para saksi pun menuturkan apa yang mereka lihat.

Para saksi yang melihat pun memberikan bukti dan pengacara yang membela pak Parman pun mengeluarkan bukti - bukti yang sudah ada terlebih dahulu dan menghadirkan para Saksi.

Persidangan berjalan selama satu jam setengah setelah di tanya jawab antara korban dan pelaku. pelaku merasa kesal karena terpergok kedapatan mencuri di masjid. Namun naasnya yang dipukuli adalah salah orang. Karena Parman pulang kampung makanya digantikan oleh Raka. Saat pak Parman kembali Raka sudah tidak mengantikan pak Parman Lagi.

Setelah mendengarkan korban dan saksi serta terdakwa . Maka hakim memutuskan penjara pidana selama lima tahun enam bulan. Para terdakwa yyang pengangguran semakin dendam terhadap Raka.

Sebab para tersangka salah mengenali korban yang main hajar saja. Sehingga mengakibatkan salah sasaran. Raka meminta maaf kepada pak Parman. Karena dirinya pak Parman harus menjadi korban.

Pak Parman juga mengatakan jika ini semua sudah takdir dari gusti Allah. Tidak ada yang salah atau benar disini murni karena Salah paham. Raka juga meminta maaf kepada para Tersangka karena maksud Raka itu baik bukan untuk menghakimi namun hanya bertanya.

Jika benar butuh maka Raka akan memberikan langsung uangnya untuk dipakai hal yang baik. Para tersangka tidak merasa menyesal karena telah menghajar pak Parman.

Mereka malah ingin menghajar Raka juga. Mereka bukannya sadar malah tambah jadi. Mau tak mau langsung membawa ke sel lagi para polisi. Pak Rt langsung menepuk pundak Raka untuk menenangkannya.

Para polisi langsung menyuruh keluar warga serta pak Parman dan yang lainnya. Karena harus gantian dengan yang lain. Pengacara mengajak pak Parman dan Surti karena harus ada berkas yang ditanda tangani.

Mereka mencari tempat untuk berbicara. Pengacara meminta pak Parman dan para saksi menandatangi berkas.

" Alhamdulilah ya pak, sekali sidang langsung selesai " ujar pengacara.

" Iya pak, Alhamdulilah pak." jawab pak Parman.

" Kalau begitu tinggal tanda tangan ini berkas saja ada beberapa yang harus ditanda tangani. " ujar pengacara

Pak Parman selesai menandatangi berkasnya. Pengacara mengucapkan terima kasih. Pengacara juga bersalaman dengan warga serta meninggalkan pak Parman bersama para warganya. Para warga mengucapkan selamat untuk pak Parman. Karena berhasil menang dalam sidang dan sudah memenjarakan preman - preman yang suka mencuri dari warga.

Para warga berpamitan terlebih dahulu dengan pak Parman dan Raka. Mereka pulang naik angkot sedangkan pak Parman dan Santi serta Surti bareng dengan Raka. Raka yang lapar pun merasa malu karena perutnya berbunyi. Bu Hamidah yang sedari tadi tidak berkata - kata langsung mengambilkan makanan untuk Raka.

Raka merasa malu dan mengajak makan di luar namun pak Parman, Santi serta Surti menolak. Mereka memilih menunggu Raka makan saja di taman pengadilan ini yamg masih saja ramai dengan orang berlalu- lalang.

Dengan kasus yang berbeda - beda pula. Santi dan Surti yang sejak sidang tadi diam saja kini mengobrol bersama Parman. Sedangkan bu Hamidah dan Raka sedang makan menyuapi Raka.

Bu Hamidah selalu menyuapi anaknya jika perutnya sudah berbunyi. Karena Raka sudah telat makan maka bu Hamidah langsung menyuapi Raka. Raka yamg disuapi oleh ibunya pun tidak menolak.

Raka tahu karena ibunya begitu menyayangi anaknya. Bu Hamidah juga tidak tahu tempat menyuapi makan anaknya.

Setelah makan selama dua puluh menit akhirnya habis juga makanan yang dimasak oleh bu Hamidah.

1
Fatimah Afath
baik
Fatimah Afath
/Cry/
Edgar
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Fatimah Afath: maaf ya soalnya lagi sibuk kmerin 2 anak sakit ganti - gantian
Fatimah Afath: terima kasih atas semangatnya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!