NovelToon NovelToon
Balas Dendam Psikopat

Balas Dendam Psikopat

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Maurahayu

Cintia tumbuh di lingkungan yang penuh luka—bukan cinta yang ia kenal, melainkan pukulan, hinaan, dan pengkhianatan. Sejak kecil, hidupnya adalah derita tanpa akhir, membuatnya membangun dinding kebencian yang tebal. Saat dewasa, satu hal yang menjadi tujuannya: balas dendam.

Dengan cermat, ia merancang kehancuran bagi mereka yang pernah menyakitinya. Namun, semakin dalam ia melangkah, semakin ia terseret dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri. Apakah balas dendam akan menjadi kemenangan yang ia dambakan, atau justru menjadi neraka yang menelannya hidup-hidup?

Ketika masa lalu kembali menghantui dan batas antara korban serta pelaku mulai kabur, Cintia dihadapkan pada pilihan: terus membakar atau memadamkan api sebelum semuanya terlambat.
Ikuti terus kisah Cintia...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maurahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9 RAHASIA ARAF.

"Aku serius, Cin. Ini penting," kata Araf, nadanya tidak bisa ditawar.

Cintia akhirnya menyerah. Ia menghela napas dan duduk di kursi yang ada di dekat pintu toko. Matanya menatap kosong ke arah rak-rak yang berjejer rapi. "Apa lagi sekarang? Apa lagi yang mau kamu omongin?"

Araf menggeser kursi lain dan duduk di hadapannya. Wajahnya terlihat tegang, tapi ada kelembutan di sana—sesuatu yang selalu membuat Cintia merasa tidak nyaman. Ia benci ketika seseorang terlihat peduli padanya, terutama Araf.

"Aku nggak pernah cerita soal masa lalu aku ke siapa pun, Cin," ucap Araf pelan. Ia menatap meja kecil di antara mereka, seakan mencoba menemukan keberanian untuk melanjutkan. "Tapi aku rasa, kamu perlu tahu."

Cintia mengangkat alis, sedikit bingung. "Kenapa aku harus tahu?"

"Karena aku nggak ingin kamu merasa sendirian," jawab Araf cepat. "Aku tahu kamu nggak suka buka diri ke siapa pun, tapi aku harap setelah kamu dengar ini, kamu bakal ngerti kalau aku ada di sini bukan cuma buat kasihanin kamu."

Cintia terdiam. Ada rasa ingin tahu yang mulai menggelitik di dalam dirinya, tapi ia tetap menjaga ekspresinya datar. "Kalau ini soal masa lalu kamu, kenapa aku harus peduli? Semua orang punya masalah, Raf. Kamu pikir masalah kamu lebih buruk dari aku?"

"Tidak, Cin." Araf tersenyum kecil, tapi senyumnya pahit. "Aku nggak bilang masalahku lebih buruk. Aku cuma mau kamu tahu kalau kamu nggak sendirian dalam rasa sakit itu."

Araf menghela napas panjang, lalu mulai bercerita. "Aku kehilangan orang tuaku ketika aku masih kecil. Umurku waktu itu baru sepuluh tahun. Mereka meninggal karena kecelakaan mobil. Aku nggak ada di sana waktu itu, tapi aku ingat jelas malam ketika polisi datang ke rumahku. Mereka bilang orang tuaku nggak selamat."

Cintia menatapnya, sedikit terkejut. Ia tidak menyangka Araf akan membuka luka sedalam ini.

"Aku tinggal sama nenekku setelah itu," lanjut Araf, suaranya mulai bergetar. "Dia orang yang baik, tapi kami nggak punya banyak uang. Nenek sering sakit-sakitan, jadi aku harus belajar cari uang sejak kecil. Aku kerja serabutan, kadang bantu-bantu di pasar, kadang jadi kuli angkut."

Cintia masih diam. Tangannya yang tadi diletakkan di paha kini mengepal tanpa ia sadari. Ada sesuatu dalam cerita Araf yang menyentuh sisi rapuh di dalam dirinya.

"Kadang aku merasa dunia ini kejam, Cin," kata Araf, matanya menatap jauh. "Aku pernah marah sama takdir. Aku pernah merasa nggak adil kenapa hidupku harus seperti itu. Tapi nenekku selalu bilang sesuatu yang sampai sekarang aku ingat. Dia bilang, 'Raf, hidup ini nggak pernah adil, tapi itu bukan alasan buat kita jadi orang yang buruk.'"

Cintia tersentak mendengar kalimat itu. Ia menunduk, menyembunyikan ekspresinya. Kata-kata nenek Araf itu seperti tamparan baginya. Selama ini, ia selalu berpikir bahwa ketidakadilan hidup adalah alasan yang cukup untuk membenci dunia.

"Terus?" tanya Cintia akhirnya, mencoba memecah keheningan. "Apa yang terjadi setelah nenek kamu meninggal?"

Araf tersenyum kecil. "Aku benar-benar sendirian setelah itu. Nenek meninggal waktu aku masih SMA. Aku harus berhenti sekolah karena nggak ada uang buat bayar biaya sekolah. Aku pindah ke kota lain, kerja apa aja yang bisa aku kerjakan. Aku pernah jadi pelayan restoran, tukang bersih-bersih, bahkan pernah jadi tukang parkir."

"Kamu nggak pernah cerita soal ini sebelumnya," gumam Cintia. Ia sendiri sebenarnya bingung kenapa ia mengatakan itu, tapi kata-kata itu terlanjur keluar.

"Karena aku nggak pernah merasa perlu cerita," jawab Araf. "Tapi sekarang aku rasa kamu perlu tahu. Aku nggak mau kamu terus-terusan merasa kamu sendirian dalam penderitaan kamu. Aku ada di sini, Cin. Aku ngerti rasanya kehilangan, rasanya sakit, rasanya marah sama dunia."

Cintia mengalihkan pandangannya. Ia tidak bisa menatap Araf terlalu lama tanpa merasa semua tameng yang ia bangun selama ini mulai retak. Ia membenci ini. Ia membenci bagaimana Araf selalu berhasil membuatnya merasa lemah.

"Aku nggak butuh kamu untuk ngerti, Raf," kata Cintia akhirnya, suaranya terdengar dingin. "Aku udah cukup lama hidup dengan rasa sakit ini. Aku tahu caranya bertahan sendiri."

"Tapi kamu nggak harus bertahan sendiri," balas Araf cepat. "Kamu nggak harus terus-terusan nyiksa diri kamu kayak gini, Cin. Aku tahu kamu nggak percaya sama orang lain, tapi aku harap kamu bisa mulai percaya sama aku."

"Kamu nggak ngerti apa-apa," desis Cintia, tatapannya tajam. "Kamu nggak ngerti seberapa dalam luka yang aku punya. Kamu nggak ngerti gimana rasanya dihancurkan berkali-kali sampai kamu bahkan nggak bisa kenal sama diri kamu sendiri."

"Kalau aku nggak ngerti, kenapa aku di sini sekarang?" balas Araf, nadanya penuh emosi. "Aku di sini karena aku peduli, Cin. Aku tahu kamu terluka, aku tahu kamu marah, tapi aku nggak akan pergi sampai kamu tahu kalau kamu nggak sendirian."

Cintia terdiam. Ada sesuatu dalam suara Araf yang membuat hatinya terasa berat. Ia ingin membantah, ingin mengatakan bahwa ia tidak butuh siapa pun, tapi kata-kata itu tidak keluar. Ia merasa lelah—lelah mempertahankan semua kebencian ini sendirian.

"Kenapa kamu nggak pernah menyerah?" tanya Cintia akhirnya, suaranya nyaris seperti bisikan. "Kenapa kamu masih bisa percaya sama dunia ini setelah semua yang terjadi?"

Araf tersenyum kecil. "Karena aku percaya masih ada hal-hal baik di dunia ini, Cin. Aku percaya kita bisa memilih untuk nggak jadi seperti orang-orang yang menyakiti kita. Aku percaya kita bisa memilih untuk jadi lebih baik."

Cintia menatapnya, matanya mulai berkaca-kaca. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Kata-kata Araf itu terasa asing baginya—sebuah konsep yang belum pernah ia pikirkan sebelumnya. Selama ini, ia selalu merasa bahwa hidupnya hanya tentang bertahan dan membalas dendam. Tapi sekarang, ia mulai bertanya-tanya: apakah ada pilihan lain?

"Aku nggak tahu, Raf," katanya akhirnya, suaranya terdengar lelah. "Aku nggak tahu apakah aku bisa percaya sama dunia ini lagi."

"Kamu nggak harus tahu sekarang," jawab Araf lembut. "Tapi aku harap kamu mau coba. Aku di sini, Cin. Aku nggak akan pergi ke mana-mana."

Cintia menunduk, mencoba menyembunyikan air matanya. Ia tidak ingin Araf melihatnya menangis. Tapi di dalam hatinya, ia mulai merasakan sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan: harapan.

Keheningan menyelimuti mereka. Cintia masih duduk di kursinya, sementara Araf menatapnya dengan sabar.

"Aku nggak janji, Raf," kata Cintia akhirnya, suaranya pelan tapi tegas. "Aku nggak janji kalau aku bisa berubah."

"Aku nggak minta kamu janji apa-apa," jawab Araf. "Aku cuma minta kamu coba."

Cintia mengangguk pelan, meskipun matanya masih dipenuhi keraguan. Ia tahu perjalanan ini tidak akan mudah, tapi untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa mungkin ia tidak harus menanggung semuanya sendirian.

Namun, di dalam hatinya, sebuah pertanyaan terus bergema: Apakah aku benar-benar bisa mempercayainya?

1
Apin🐦🚬
done mampir tante
𝐫𝐚.: Thanks Alvin.
total 1 replies
MissHalu🐌🐢
bisa gak Cintia kamu jangan ngejar dendam, aku takut kamu terluka dan luka itu lebih besar dari luka yg pernah kamu rasakan sebelumnya 😔
MissHalu🐌🐢
tidak ada kata terlambat untuk lebih baik dari kemarin
Jeje
Balas dendammmmm
MissHalu🐌🐢
Cintia.. kamu sibuk dengan rencana balas dendam mu,tanpa kamu pikirkan bagaimana masa depan mu🥺
𝐫𝐚.: Cintia bilang "Masa depanku, balas dendam ku." 💃🔥
total 1 replies
☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
kq serem ya, kira kira siapa yg di balik pesan anonim it
☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
wajarlah Cintia berfikiran begitu ttg Luna, Krn dya yg SDH membully Cintia, pasti berbelas di hati dan ingatannya Cintia.
tetel semangat ya Cintia
☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩: terbawa ke novel author 🤣
𝐫𝐚.: Tetep semangat untuk Kak Sakura, semoga jantung aman sampe tamat 🙏🥲😂
total 2 replies
MissHalu🐌🐢
Cintia 😔

jadi Mak yg merasa takut tauuu
🌸 Yaya Gea ʕっ•ᴥ•ʔっ✿࿐
aku mampir Thor 😊
☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
Cintia berusaha iklas it lebih baik, kl km bales sama aja km sprti dya.
ambil hikmah dari kejadian dlu. it yg membuat km bertahan smpe skg
MissHalu🐌🐢: ya setuju... karna perasaan dendam sebenarnya akan mencelakakan diri sendiri
☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩: aq terbawa suasana dalam novel author 🤣
total 3 replies
☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
knp g berdamai dengan keadaan aja Cintia, hilang dendammu walaupun sakit bgt
MissHalu🐌🐢
ternyata mimpi..
sebenarnya Cintia mimpi mu adakah gambaran yg terjadi kelak,rasa luka yg membawa dendam dan rasa dendam yg akan membawa celaka
MissHalu🐌🐢
cuma bisa menghela napas atas sikap Cintia 😔
MissHalu🐌🐢
lanjutkan /Determined//Determined//Determined/
☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
Cintia berdamai dengan keadaan ya biar hidupmu tenang
MissHalu🐌🐢
hahh makin di pendam rasa dendam mu makin terdorong kamu buat kelakukan yg tak seharusnya kamu lakukan Cintia 😔 aku tau masalalu mu teramat sakit tapi dengan begini pun akan menambah rasa sakit mu🥺
MissHalu🐌🐢
bingung mau komen apa, ini menurut Mak nih ya.. kalo Cintia kaya gitu terus yg ada kamu hanya nyakitin diri kamu sendiri
MissHalu🐌🐢
🥺
☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
ada apa dgn Araf?
apa sakit thor
marrydiana
keren, semangat thorr
mampir juga ya di cerita aku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!