Aku terlibat satu malam panas dengan calon adik iparku, hingga aku harus mengandung benih lelaki itu.
Tentang Kiara, yang di benci oleh semua keluarganya karena di tuduh menggoda calon suami adiknya hingga mengandung.
semenjak malam itu hidup Kiara berubah, kini dia dan anaknya harus menerima kebencian dari seluruh keluarganya. Semua menyalahkan Kiara atas kejadian malam itu. padahal, ada rahasia di balik malam panas Kiara bersama calon adik iparnya.
akankah Kiara mampu menghadapi tekanan yang di berikan oleh keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap Kiara
"Paman, tolong jalankan mobilnya dengan cepat." Kiara sedari tadi terus mengoceh, meminta sopir taksi untuk mengendarai mobilnya dengan cepat membuat sopir taksi itu sedikit kesal, karena dia sudah menjalankan mobilnya dengan kecepatan maksimal tapi Kiara terus mengoceh.
"Nona, apa Anda ingin saya turunkan di sini?" tanya sopir taksi tersebut membuat Kiara langsung terdiam, dia berusaha menenangkan dirinya.
"Baik Paman, maafkan aku." Kiara tidak lagi berbicara, dia lebih memilih untuk meminta maaf dan setelahnya Kiara langsung menyandarkan tubuhnya ke belakang. Kiara menunduk, bahunya gemetar, wanita itu menangis sesenggukan. Akhirnya, setelah tiga tahun berlalu, Heana sadar dari komanya.
Ya, hari di mana Heana dinyatakan meninggal dan kehilangan detak jantungnya, mukjizat terjadi pada gadis kecil itu, di mana detak jantung Heana kembali. Namun, saat itu Heana malah dinyatakan koma.
Setelah mengetahui putrinya koma, Kiara memutuskan untuk memindahkan Heana ke rumah sakit lain yang ada di luar kota. Saat itu dia mempunyai biaya dari Hazel hingga dia mampu membayar biaya pengobatan Heana.
Alasan kenapa dia menyembunyikan bahwa Heana masih hidup adalah, karena dia tidak mau orang-orang menertawakan keadaan putrinya. Karena sedari awal orang-orang tidak mau melihat kehadirannya. Kiara hanya takut jika orang-orang tahu Heana koma, orang yang membencinya akan menyumpahi Heana meninggal, jadi dia lebih baik menyembunyikan tentang keberadaan putrinya.
Bukan hanya itu, Kiara juga sebenarnya memiliki satu putri lagi yaitu adik Heana yang tak lain anak Hazel. Hari di mana Kiara meminta uang pada Hazel untuk pengobatan Heana, hari itu Kiara harus melakukan syarat yang tidak terduga yaitu melayani mantan suaminya dan pada akhirnya Heana kembali mengandung.
Inilah alasan kenapa Kiara nekat memindahkan pengobatan Heana keluar kota, karena dia mengasingkan dirinya, dan saat itu Kiara berpikir jangan sampai ada yang tahu bahwa dia sedang mengandung, karena dia tidak mau nasib anak kedunya sama seperti Heana, yang di benci banyak orang.
Saat pergi keluar kota, ketika Heana dirawat di rumah sakit, Kiara memutuskan untuk tinggal di panti asuhan. Kebetulan panti asuhan itu di bawah naungan keluarga mantan suaminya, dan beruntung ibu panti mau menerima kehadirannya, tapi tentu saja KIara meminta ibu panti untuk menyembunyikan tentangnya. Toh, walaupun panti asuhan itu berdiri di bawah yayasan naungan keluarga mantan suaminya, tapi keluarga mantan suaminya tidak pernah hadir ke panti asuhan itu.
Setelah kembali bekerja, Kiara selalu membagi uang untuk dua tempat, Pertama untuk kebutuhan Rea, putri keduanya dan juga untuk biaya rumah sakit serta biaya perawat yang Kiara sewa untuk menjaga Heana. Inilah alasan kenapa Kiara tidak pernah berniat pergi dari perusahaan Hazel, Karena perusahaan Hazel memberikan gaji yang sangat besar dan gaji itu bisa Kiara berikan pada panti asuhan dan juga biaya rumah sakit.
Setelah melewati perjalanan cukup panjang, akhirnya taksi yang ditumpangi oleh Kiara pun berhenti. Dia dengan cepat membayar kemudian turun dari taksi lalu masuk ke dalam.
Ketika masuk ke dalam ruang rawat putrinya, ternyata Heana sedang diperiksa oleh dokter.
"Annet," panggil Kiara dengan suara gemetar, dengan cepat Annet langsung berjalan ke arah Kiara, kemudian memeluk wanita itu.
"Nona Semua sudah selesai, Heana sudah sadarkan diri," ucap Annet, kedua wanita itu menangis merasakan rasa haru yang luar biasa. Akhirnya penantian mereka selesai.
"Bagaimana keadaan putriku?" tanya Kiara pada dokter.
"Semua alat vit al sudah kembali, tapi kami harus memastikan ingatan putri Anda, karena putri Anda belum bisa diajak komunikasi."
Setelah dokter pergi, Kiara langsung berjalan ke arah brankar. Dia mendekat ke arah putrinya.
"Heana," panggil Kiara dengan berlinang air mata, dia tidak percaya hari ini akan datang, hari di mana putrinya kembali sadar.
Heana menatap ibunya dengan bingung. Perasaan tadi dia melihat ibunya sudah tua dan tadi Heana berada di taman bersama anak dan suaminya, lalu kenapa sekarang ibunya tampak awet muda?
"Heana," panggil Kiara lagi, rasanya tidak cukup memanggil nama putrinya, jadi dia terus memanggil putrinya berkali-kali.
"Heana, kau dengar Mama?" tanya Kiara hingga Heana mengedipkan matanya, pertanda dia mendengar ucapan Kiara. Sungguh, Heana ingin berbicara tapi dia tidak bisa membuka mulutnya, tentu saja gadis yang kini hampir menginjak remaja itu kaku karena dia sudah koma selama bertahun-tahun.
Ketika melihat kedipan mata putrinya, Kiara langsung membungkuk kemudian memeluk Heana. Dia memeluk putrinya dengan sangat erat..
***
"Sekarang, langkah apa yang akan kau ambil, Nona?" tanya Annet pada Kiara.
Heana sedang dibawa ke ruangan lain untuk pemeriksaan lanjutan, hingga kini di ruangan itu hanya ada Kiara dan Annet saja.
Kiara tampak terdiam, sekarang putrinya sudah sadar jadi dia mulai terpikirkan sesuatu. Dia memang tidak ingin mengenal lagi keluarganya, tapi dia akan menuntut haknya. Dia akan meminta uang yang banyak pada keluarganya, setidaknya dengan uang keluarganya dia tidak harus bekerja di perusahaan Hazel dan terus menerima hal buruk dari lelaki itu. Dia akan hidup bahagia di luar negeri bersama kedua anaknya.
Tentu saja Kiara hanya akan meminta haknya pada keluarganya tanpa memberitahu keberadaan Heana juga Rea.
"Annet, apa kau mau ikut denganku? Ayo kita tinggal di luar negeri," ajak Kiara membuat Annet mengerutkan keningnya. Bagaimana mungkin Kiara mengatakan hal seperti itu, sedangkan Annet tahu bahwa wanita di depannya ini banting tulang untuk membiayai semuanya karena sampai sekarang, Annet belum tahu bahwa Kiara adalah anak dari konglomerat.
"Nona, tapi kau ...."
"Kau kenal Ken Anderson?" tanya Kiara hingga Annet mengangguk, nama itu tentu saja tidak asing.
"Dia ayahku."
Annet menutup mulut menatap Kiara dengan tatapan tak percaya. Pantas saja jika melihat Kiara, Annet selalu mengingat bahwa Kiara mirip seseorang.
"Kau tidak bercanda?" tanya Annet.
"Tidak, ceritanya panjang. Jadi maukah kau tinggal di luar negeri bersama kami?"
Annet dengan cepat mengangguk.
Keesokan harinya.
Kiara masuk ke dalam restoran di mana ayahnya sudah menunggu di ruang VIP. Seperti rencananya kemarin, Kiara akan menagih haknya tanpa memaafkan keluarganya.
Setelah cukup lama terdiam, Kiara pun langsung menggeser pintu dan ternyata bukan hanya Ken saja yang ada di sana, ada juga Agatha.
Walaupun sikap ibu tirinya baik, bahkan perhatian pada Heana selama mereka di paviliun belakang, tapi Kiara juga tidak ingin melihat pada ibu tirinya lagi.
"Kiara," panggil Agatha, dia hampir saja bangkit dari duduknya kemudian berniat untuk memeluk putrinya, tapi Kiara langsung memalingkan tatapannya ke arah lain. Dia berjalan ke arah meja tanpa menoleh pada kedua orang tuanya.
"Kiara," panggil Ken, tatapan matanya menatap Kiara dengan penuh permohonan, berharap putrinya memaafkan kesalahan keluarga mereka.
"Berikan hakku, kartu kredit, uang dan lain-lain," kata Kiara tanpa basa-basi.
"Aku tidak ingin mengenal kalian lagi, tapi akan rugi jika aku tidak menagih hakku. Berikan saja apa yang aku mau, anggap saja itu sebagai penebus kesalahan kalian," ucap Kiara tanpa basa-basi.
"Kiara," panggil Agatha, tapi Kiara tidak menoleh ataupun menjawab panggilan dari ibu tirinya.
"Kiara dengar Papa," ucap Ken.
"Kau mau memberikannya tidak?!"Kiara sepertinya lepas kontrol, tak dipungkiri berhadapan dengan ayahnya membuat emosi Kiara membuncah.
Ken juga terkejut dengan teriakan putrinya, tapi dia tidak bisa berbuat banyak.
"Aku tidak punya waktu banyak, jika kalian ingin menebus kesalahan kalian cepat berikan apa yang aku mau. Jika tidak, tidak masalah." Baru saja Kiara akan bangkit dari duduknya, Ken menarik tangan putrinya tapi dengan cepat Kiara menepis tangan ayahnya.
"Baiklah." Ken langsung mengeluarkan dompetnya kemudian mengeluarkan kartu-kartu miliknya hingga dengan cepat Kiara langsung mengambil itu.
"Jangan pernah mencari tahu apapun tentangku."
Setelah mengatakan itu, Kiara pun langsung pergi begitu saja meninggalkan Ken dan Agatha.
Setelah Kiara pergi, bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Agatha. Tidak, dia tidak menyalahkan Kiara, dia menyalahkan dirinya sendiri. Dia sadar rasa sakit yang dirasakan oleh putri tirinya pasti sangat belar hingga Kiara yang biasanya sopan berubah seperti ini
Sikap Kiara udah bener sih ini 🫠 tinggalin komen gebgs
jamuran nungguin... terpikir niat gak yach nulis nya... coz gak jelas upnya kapan...
kasih konfirmasi donk Thor....
lm x lah up nya ya 🤦♀️
smg kali ini kiara bahagia