Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah baru lagi
"Sebaiknya sekarang kamu lakukan tes dna," tegas Eriel saat menemui Bara di rumahnya. Sean juga ikut bersama dengannya.
Bara dan istrinya-Moana masih terkejut dengan foto yang ditunjukkan oleh Sean, hanya bisa terdiam.
Sementara Nathan bersama putra kembarnya sudah bergerak ke rumah Hadi Anwar-orang tua Hera Yumma.
"Bagaimana?" tanya Bara sambil menatap wajah istrinya.
Moana menghela nafas panjang.
Bara tidak mengkhianatinya. Semua terjadi sebelum mereka menikah. Bahkan mereka belum pacaran juga saat itu.
Masalahnya, kalo gadis itu beneran anak Bara, dia bingung harus bersikap bagaimana nantinya. Apalagi Cleora sangat membenci turunan Eleanor.
Mereka semua aja ngga bisa menerima hubungan Malik dan Liliana, apalagi kalo terbukti gadis itu anak Bara.
Moana mulai merasakan kepalanya sakit
(Cerita Bara dan Eleanor ada sekilas di novel kesempatan kedua....)
"Lakukan saja biar kamu ngga penasaran."
Bara ngga menyahut. Dia memang penasaran. Sekian tahun dia mencari anaknya tapi ngga ketemu. Eleanor seperti sengaja merahasiakannya.
Bahkan ibu kandungnya sendiri mengatakan kalo sudah meng gu gurkannya.
Mengapa sekarang muncul lagi ke permukaan masa lalunya?
"Aku bingung waktu Sean mengatakannya padaku. Kalian taulah mengapa. Aku juga merasa ngga adil dengan Malik," dengus Eriel kasar.
Bara dan Moana saling tatap. Mereka juga meradakan hal yang sama.
"Persiapkan mental kalian juga." Eriel menghembuskan nafas panjang.
Sementara itu Sean menemui Vina.
"Jadi Deva ikut daddynya nemui si Hera itu," cibir Vina sinis.
Sean terkekeh.
"Si Hera itu mungkin kakakmu, Vin."
Vina berdecak.
Kakak?
Vina masih ngga bisa percaya kalo dia bakal berbagi kasih dan sayang dengan orang tuanya.
"Mungkin juga bakal jadi sainganmu." Tawa Sean kian pecah.
"Bodoh amat. Si mata keranjang itu mana bisa nahan lihat yang bening bening," dengus Vina mangkel.
Tawa Sean masih berderai hingga cukup beberapa lama
"Dengar, Vina, Deva udah ngga genit sama perempuan. Kamu terima aja," saran Sean. Dia kasian juga dengan Deva yang terus ditolak Vina.
Bibir Vina berdecak lagi.
Memangnya dia bisa percaya dengan laki laki yang selalu dapat notif dari perempuan lebih dari waktu makan obat setiap hari....
Bodohnya lagi Vina juga sudah memilih laki laki lain. Dia merasa kalo ada laki laki yang mendekatinya langsung mundur karena tau dia calon istri si player itu.
Ngga adil banget. si Deva bisa bebas sama genit genit dan balas chat dengan banyak perempuan. Tapi dirinya ngga bjsa, seolah ada dinding bermata tajam yang mengawasi dan mengurungnya.
Kadang kadang Vina yakin kalo sahabat sahabat dan para sepupunyalah yang ikut membantu memperkokoh dinding itu.
"Kamu belajar sama Ariella aja menghadapi laki laki model begini," tawa Sean meledak lagi. Tapi kali ini dia menyisipkan nama istrinya sebagai saran.
"Ariella ngga kenal kamu dari bocil. Kamu beruntung, Sean. Kalo engga pasti dia kayak aku, bakalan ilfeel sama kamu" cemooh Vina galak.
Sean makin berderai tawanya mendengar fakta ini.
Mungkin juga, batinnya geli.
"Kenapa kalian yakin sekali, sih, kalo dia anak papi?"
"Kamu udah lihat mendiang Liliana, kan?"
Vina mengangguk.
"Dia mirip banget. Tinggal pake wig warna brunet dan softlens hijau, dia udah jadi kembaran indentik Liliana."
Vina terdiam.
Kalo gitu, Malik bisa oleng, dong, ucapnya dalam hati.
"Malik udah ketemu?"
"Udah."
"Malik udah oleng?" Vina ingin memastikan.
"Ngga tau juga. Tapi dia jadi ngga sehat." Sean ingat wajah lelah Malik yang seperti kurang tidur.
"Masa?"
Waduuh... Oleng, kan?
"Tapi kata Malik, dia biasa aja. Hanya kita bisa lihat wajahnya kelihatan ngga terlalu sehat, memang bukan shock, sih. Mungkin kurang tidur," analisa Sean.
Saat di restoran Jepang aja, Malik sempat ijin lama. Katanya ada telpon, tapi karena ngga balik balik Sean sempat nyariin. Dia melihat Malik keluar dari balik pilar dengan senyum di wajahnya, membuat Sean curiga.
Apalagi kalo bukan karena dia senang ketemu si Hera yang mirip Liliana, tuduh Sean membatin.
"Om Fazza gimana reaksinya, ya? Liliana udah meninggal, tapi malah ada lagi kembarannya?" Vina menselonjorkan kakinya.
"Ya ngga taulah. Aku ngga mau mikir yang jauh jauh. Aku dan yang lainnya hanya ingin Om Bara mendapat kepastian."
"Ya, aku mengerti."
Keduanya sama sama terdiam dengan banyak pikiran di kepala masing masing.
*
*
*
"Kamu tetap akan bekerja sama dengan Devin," ejek Jeff tergelak.
Fazza menghembuskan asap rokoknya perlahan.
"Memangnya aku bisa apa."
Jeff makin terkekeh.
Dia dan Fazzza sedang duduk santai di kap mobil yang terletak di parkiran perusahaan Fazza. Malam ini keduanya masih bersantai di parkiran khusus direksi dan owner.
Tanpa Devin sadari, Fazza sudah menyadap ponselnya.
"Aku rasa bentar lagi Devin pasti akan tau kalo telponnya kamu sadap," tawa Jeff berderai.
Dia pun men gisap rokoknya dan menghembuskannya perlahan.
Sama seperti Fazza.
Pastilah, jawab Fazza dalam hati.
"Kamu akan tetap menjodohkan Malik dengan putri temanmu itu?" Jeff jadi ingin tau.
"Aku sudah bilang ke Malik, terserah dia saja."
"Baguslah."
Jeff tau Fazza masih kepikiran Liliana yang masih hidup, juga perasaan Malik yang belum berubah.
"Malik sama sepertimu."
"Hemm.... Ngga usah diungkit "
Jeff tergelak lagi.
"Sudah dapat kepastian dari Nathan?" tanya Fazza sambil menatap langit dengan tatapan lurus.
Dia belum ingin membahas Malik lagi, apalagi tentang dirinya yang dulu. Yang lebih memilih menunggu anak SMA yang belum lulus dari pada rekan bisnis yang sudah matang untuk dijodohkan dengannya.
"Gadis itu dan orang tua angkatnya bersama Nathan sudah berada di rumah sakit tante Khanza."
"Oooh....."
"Eriel juga sudah membawa Bara ke rumah sakit yang sama."
Fazza menghembuskan nafas panjang.
Ngga lama lagi hasil tes dna keduanya akan keluar.
"Gadis itu mirip sekali dengan Liliana," cetus Jeff.
Fazza tersenyum. Dia tidak terlalu khawatir tentang itu. Putranya akan sulit berpaling. Apalagi dia dengar sendiri permintaan Malik saat menelpon Devin
"Malik salah mempercayakan misinya pada Devin. Secara Devin ceroboh." Jeff menyisakan tawa dari bibirnya.
"Yeah." Fazza tersenyum lagi.
"Kita belum menemukan gadis itu, ya... "
"Sebentar lagi pasti ketemu," sahut Fazza yakin.
"Ya." Jeff menghabiskan isa pan terakhir rokoknya sebelum turun dari kap mobil dan mematikan api rokoknya.
Begitu juga Fazza.
"Makan ini. Cukup ampuh menghilangkan bau rokok di mulut." Jeff mengulurkan sebuah permen untuk Fazza.
"Cleo ngga akan semudah itu ditipu," kekeh Fazza.
"Kemeja kita pasti bau rokok," sambungnya lagi.
"Aku bawa parfum," ngeles Jeff sambil melebarkan cengirannya.
"Lebih baik mengaku. Paling diceramah sebentar."
"Kalo Vanda mungkin, dia masih segan karena kamu jauh lebih tua. Tapi kalo Cleora ngga cukup satu jam, tau, dia mengomel," sindir Jeff.
"Sia lan...!" maki Fazza kemudian terkekeh.
*
*
*
Di tempat lain, Devin sibuk mengomel karena baru menemukan alat penyadap mini yang tertempel di casing ponselnya. Sangat transparan dengan warna casingnya.
Itu juga ngga sengaja dia temukan, karena ponsel itu terjatuh dari saku celananya ke lantai saat ingin dia ambil.
Ternyata Fazza memang masternya kalo sudah mencurigai seseorang.
Devin melakukan inhale dan exhale berulang ulang.
Bahaya buat dia dan Malik, nih, batinnya sambil menepuk cukup keras keningnya dengan ponsel bermasalah itu.
aq nya ikutan deg²an.. ❤❤
DewaCs juga memantau Malik
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
ternyata gitu doang rencana konyol dante-hera... 🤣🤣🤣 kirain pakai acara jebak-menjebak adegan ranjang.../Facepalm//Facepalm/
Malik itu feeling nya tajem, karna cinta Malik tulus dan sudah mentok sama Liliana, seberubah apapun wajah dan nama Liliana,hati Malik tetap tertuju ke satu hati yaitu Cassie si Liliana asli ,
mungkin kalau orang selain Malik akan oleng juga melihat Liliana KW.
Hera Hera dah langsung ketahuan kan kalau kamu palsu,
malu ga malu ga malu ga...????
ya pasti malu lah,di tolak gitoh😂😂
maka nya mereka gk suka ama Hera
Hera mirip Elle
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Hera... Hera... sudahlah jadi anak baik aja, jangan mengharapkan sesuatu yg sudah jadi milik orang lain, udah bagus ku dah diterima di keluarga Bara, ga usah kebanyakan tingkah, bikin semua ilfil sama kamu nantinya
DinDit Itu Pacarku ngasih iklan