NovelToon NovelToon
Ditalak Sebelum 24 Jam

Ditalak Sebelum 24 Jam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / nikahmuda / cintamanis / patahhati
Popularitas:34.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Apa yang kamu rasakan, jika pernikah impian yang kamu gadang gadang akan menjadi first and last marriage, ternyata hanya bertahan kurang dari 24 jam?

Kenyataan pahit itulah yang sedang dirasakan oleh Nara. Setelah 8 tahun pacaran dan 6 tahun dilalui secara LDR, Akhirnya cintanya dengan Abi berlabuh juga di bahtera pernikahan.

Kejadiaan memilukan itu mempertemukan Nara dengan pemuda bernama Septian. Pikirannya yang kacau membuatnya tak bisa berpikir logis. Dia menghabiskan waktu semalam bersama Septian hingga mengandung janin dari pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PRIA ASING

Detik ini juga, aku jatuhkan talakku padamu

Ucapan Abi terus berputar putar dikepala Nara. Dia seolah tak bisa mendengarkan apapun selain ikrar talak itu. Kenapa harus secepat ini? Belum genap 24 jam dia menjadi istri, kenapa sekarang harus sudah menjadi janda.

8 tahun dia menjaga cintanya untuk Abi. Tapi kenapa justru pengkhianatan yang dia dapat. Dan yang lebih menyakitkan, kenapa wanita itu harus Arumi, sahabat terbaiknya sejak SMA.

Nara membuka sling bag nya. Mengambil dua buah tiket perjalanan menuju Jepang.

Flashback

"Tara.... " Ucap Kinan dengan wajah berseri seri sambil memegang dua buah tiket pesawat.

"Apaan itu kak?" tanya Nara sambil merebut tiket tersebut. "Jepang!" serunya setengah berteriak. Sejak dulu, Jepang adalah destinasi honeymoon impian Nara.

"Iya. Hadiah pernikahan buat adik kesayangan," kata Kinan sambil memeluk Nara.

"Makasih, Kak." Nara mengeratkan pelukannya pada Kinan, kakak perempuannya satu satunya.

"Kakak juga udah reservasi hotel buat kalian. Selamat bersenang senang. Semoga pulang pulang nih perut udah isi. Kakak udah mau tiga loh, cepetan susul." Goda Kinan sambil memegang perutnya.

"Kak Kinan hamil lagi?" Nara menutup mulutnya dengan telapak tangan. Rasanya masih tak percaya. Bagaimana tidak, anak kedua Kinan baru berusia 1 tahun. Dan sekarang, wanita itu sudah hamil lagi.

Kinan mengangguk. "Calon keponakan ke tiga kamu."

"Wusss....Bang Raka produksi teroosss," ledek Nara sambil tertawa cekikikan.

Flashback off

Nara berjalan ketepi rooftop. Dia menatap nanar dua tiket perjalanan ke Jepang. Apa tiket itu masih berarti sekarang?

Ke jepang? Untuk apa? Merayakan status jandanya? Astaga, itu sangat konyol. Nara menitikkan air mata sekaligus tertawa.

Nara menerbangkan dua tiket tersebut. Melihat benda yang sudah tak ada gunanya itu melayang layang diudara karena hembusan angin hingga mendarat sempurna di halaman hotel.

Tak ada lagi honeymoon, tak ada lagi Jepang. Yang tersisa hanya hati yang terasa bagai tertusuk sembilu.

Dengan langkah terseok seok, Nara kembali ke lantai dasar. Dia hendak mengambil barangnya yang dititipkan ke satpam yang ada dilobi.

"Permisi pak, saya mau ambil barang," ujarnya lemah. Wajahnya sangat berbeda dengan pertama kali tadi dia turun ke lobi.

"Oh, iya Bu. Koper yang satunya sudah diambil suami Ibu, sebelum dia keluar beberapa saat yang lalu. Tadi saya melihat kalian bersama saat chek out. Jadi saya percaya kalau dia memang suami ibu." Ujar sekuriti tersebut sambil menarik koper dan memberikannya pada Nara.

Suami? mantan lebih tepatnya.

Jadi Abi sudah meninggalkan hotel? Sebuah kenyataan yang mencengangkan. Tak mempedulikan dia sama sekali. Tak menaruh iba padanya. Tak mengajaknya mengobrol untuk meminta maaf dari hati ke hati. Benar benar sudah tercampakkan begitu saja.

Nara mengepalkan telapak tangannya. Saat ini, bukan lagi cinta seperti beberapa waktu yang lalu yang ada dihatinya, melainkan kebencian mendalam pada pria bernama Abimana, mantan suaminya.

"Iya pak, tidak apa apa." Nara berjalan keluar hotel sambil menarik kopernya. Tapi mau kemana dia sekarang, pulang ke Jakarta? Apakah dia sudah siap dengan rentetan pertanyaan kedua orangtuanya? Rasanya masih belum.

Nara masuk kedalam sebuah taksi. Menyuruh sopir taksi untuk mengantarnya kesebuah hotel yang dekat dengan pantai. Ya, pantai, tempat itu sepertinya cocok untuk menangis. Terlebih dia pernah mendengar temannya berkata.

"Kepantai itu bisa untuk buang sial."

Dulu dia terkekeh mendengarnya. Mitos yang mustahil akan dia percaya. Tapi sekarang, dia seolah ingin mempercayainya. Berharap semua kesialan dalam hidupnya melebur dan hilang dilautan.

Nara menatap lalu lalang kendaraan di Bali. Semuanya tampak baik baik saja, mungkin memang hanya dia yang tidak baik baik saja.

Sayup sayup, dia mendengar lagu Agnes mo dari saluran radio yang disetel driver taksi.

Kamu berjalan bersamanya

Selama kamu denganku

Begitu rumitnya dunia

Hanya karena sebuah rasa

Cinta

Jadilah aku, kamu, dan dirinya

Berada di dalam dusta yang tercipta

Mengapakah harus kurasa?

Sepenting itukah cintamu?

Kita berawal karena cinta

Biarlah cinta yang mengakhiri

Sebuah backsound sempurna yang mengiringi patah hatinya. Membuatnya tak mampu untuk tidak kembali menangis. Ya, mungkin hanya menangis yang bisa dia lakukan untuk mengurangi sesak didada.

"Are you ok miss?" tanya driver taksi yang memperhatikannya dari center mirror.

"I'm ok."

Benarkah? tentu saja tidak. Kebohongan untuk terlihat tegar. Mulut dan hati tak sinkron. Hatinya jelas hancur berkeping keping sekarang, tapi otak berusaha untuk menyangkal. Ingin terlihat kuat, meski itu tidak mudah.

Saat taksi berhenti di lampu merah, Nara tiba tiba tersenyum saat melihat stiker yang tertempel di sisi dihelm seorang perempuan.

Janda semakin didepan

Driver taksi tampak mengernyit. Tadi nangis nangis, sekarang senyum senyum sendiri. Gila? belum, pasti masih tahap depresi, itu yang ada diotak driver taksi.

Sesampianya di hotel, Nara segera melakukan chek in. Dia memesan standar room untuk satu malam. Satu malam mungkin tak cukup untuk membuatnya mampu kembali terlihat baik baik saja. Tapi menyimpan masalah ini dari keluarganya terlalu lama, juga tidak mungkin. Sembunyi bukan jalan keluar yang bagus.

Saat baru memasuki kamar, ponselnya berdering. Ada panggilan dari Kinan. Mungkin wanita itu ingin memastikan apakah dirinya sudah berangkat ke Jepang atau belum.

Tak tahu harus menjawab apa, Nara memilih menonaktifkan ponselnya. Hanya untuk hari ini. Dia berjanji pada dirinya sendiri, besok dia akan menyampaikan berita menyakitkan ini. Ya, besok, dia belum siap hari ini.

...----------------...

Nara berjalan ditepi pantai memakai gaun warna pink yang sengaja dia persiapkan untuk momen honeymoon. Gaun yang dia gadang gadang akan dipakai saat gala dinner bersama Abi. Nyatanya tinggal kenangan. Malah berakhir dengan dipakai jalan sendirian, tengah malam di tepi pantai.

Setelah kakinya terasa pegal karena berjalan sendirian menyusuri bibir pantai. Nara memutuskan untuk duduk sambil membuka kaleng minuman yang tadi sempat dia beli di minimarket.

Minuman dengan kadar alkohol rendah untuk menemaninya menghabiskan malam yang dingin dibibir pantai. Angin malam yang menerpa serta deburan ombak, menjadi pelengkap kedukaannya. Backsound yang sempurna untuk membuat hatinya makin sendu.

"Sendirian?" tegur seseorang yang tiba tiba duduk disebelahnya.

Nara hanya melirik dari sudut matanya. Tak berniat sama sekali menjawab teguran pria tak dikenal yang sok kenal itu.

"Septian." Pria itu mengulurkan tangannya ke arah Nara.

Daripada menjabat tangan cowok itu, Nara lebih tertarik untuk menenguk minumannya.

"Biasa minum minuman beralkohol?" pria itu kembali bertanya meski pertanyaan-pertanyaan yang tadi tidak dijawab.

Merasa terganggu dengan kehadiran pria itu, Nara berniat untuk pergi dan mencari tempat duduk lain yang lebih tenang.

"Patah hati?" tebak pria itu. "Lupain cowok yang udah nyia nyiain lo. Hidup kadang emang gak melulu bahagia. Sedikit rasa getir juga dibutuhkan agar tak merasa bosan dengan hidup. Biar lebih ada warna, gak hanya monocrom."

Ucapan pria sok tahu itu mengurungkan niat Nara untuk beranjak. Entahlah, sepertinya dia memang butuh teman curhat saat ini. Bukankah curhat dengan orang tak dikenal lebih aman.

"Masih muda. Putus, cari yang baru. Sesimpel itu hidup."

Nara tergelak mendengar ucapan cowok sotoy itu. Jika memang hidup sesimpel itu, tak ada yang namanya stress, gila ataupun depresi.

"Lo pernah patah hati?" Akhirnya Nara bersuara.

Septian tergelak. Tak menyangka jika cewek disebelahnya akhirnya mengeluarkan suara. "Kirain tadi bisu." Nara langsung melotot dikatain seperti itu. "Becanda," lanjut Septian sambil kembali tertawa.

"Pernah, tapi udah lupa kapan," Septian menjawab pertanyaan Nara. "Udah terlalu lama. Dan terlalu sibuk, hingga tak ada celah untuk meratapi nasib yang kurang beruntung. Elo baru putus? Kenapa, cowok lo selingkuh?"

Tebakan yang hampir benar, tapi tak seratus persen.

"Bukan putus, tapi diceraikan." Kening Septian langsung mengernyit. "8 tahun pacaran, menikah tak sampai 24 jam." Nara tersenyum getir sambil menatap tin minuman yang sedang dia pegang.

"Wow... luar biasa."

Nara menoleh ke arah Septian. Sedikit geram karena tanggapan cowok itu ternyata diluar ekspektasinya. Terkesan meremehkan masalah berat yang sedang dia hadapi.

"Kenapa ngelihat gue kayak gitu?" tanya Septian sambil terkekeh.

Nara berdecak kesal. Sepertinya dia salah karena udah curhat pada pria antah berantah yang baru dijumpainya.

"Jadi lo janda?"

Nara mendelik kesal. Hatinya kian dongkol. Dia memang janda, tapi apa perlu statusnya ditegaskan seperti itu?

"Sory kalau ucapan gue ngena banget." Septian bisa melihat kekesalan diwajah Nara. "Tapi tak ada yang salah dengan status janda. Mungkin hanya sebuah ketidak beruntungan saja," ujarnya sok bijak. "Kadang, jarang terkena masalah, membuat kita down saat pertama kali kena masalah. Beda dengan orang yang setiap harinya berteman dengan masalah, sudah tahan banting." Septian menatap lurus kedepan. Bibirnya mengulum senyum getir. Seolah sedang menceritakan diri sendiri.

"Kadang, orang merasa menjadi makhluk paling menderita di bumi," dia lanjut bicara. "Padahal, masih banyak yang jauh lebih menderita darinya. Kurang bersyukur, itulah sebabnya. Coba saja kalau dia mau menghitung berapa banyak kebahagiaan yang dia dapat selama hidup, tentu dia tak akan merasa menjadi makhluk paling terdzolimi." Septian menjeda ucapannya, lalu kembali bicara. "Kalau boleh tahu, kenapa lo diceraikan?"

"Dia akan menjadi ayah."

"Maksudnya?"

"Selama ini dia selingkuh tanpa sepengetahuan gue. Dan selingkuhannya hamil," ucapnya sambil menitikkan air mata. "Dia menalak gue demi bisa bersama selingkuhannya."

Septian membuang nafas kasar. Terdengar menyakitkan, tapi begitulah hidup. Selama kita masih bernafas, masalah pasti ada.

"Harusnya lo bersyukur. Itu artinya Tuhan sayang sama lo. Sebelum 24 jam, lo udah tahu kenyataan pahit ini. Bukankah itu lebih bagus dari pada lo tak tahu. Dibohongi hingga tertahan tahun," ujar Septian sambil menoleh ke arah Nara.

"Come on, janda bukan akhir dari segalanya. Hidup lo gak akan berhenti hanya karena status janda. Life must go on."

"Lo gak ngerasain apa yang gue rasain," tekan Nara sambil menepuk dadanya. "Makanya lo bisa menanggapi seenteng itu."

"Gua gak akan pernah ngerasain hal itu. Karena mustahil gue jadi janda, gue kan cowok." Lagi-lagi, celoteh Septian membuat Nara mendelik sebal. Bisa-bisanya cowok itu menjadikan kesedihannya untuk bahan candaan. "Tapi benerkan, gue gak mungkin ngerasain jadi janda." Septian tergelak, tapi tidak dengan Nara. Candaan itu sama sekali tak bisa membuatnya tersenyum barang sedetik.

"Lo lihat itu." Septian menunjuk seorang ibu ibu yang menjual kopi keliling. "Dia janda, anaknya tiga. Dia harus rela banting tulang demi nafkahin anaknya karena ditinggal kabur sama suaminya. Dan itu." Septian kembali menunjuk kearah seorang wanita yang sedang berkeliling menjual souvenir. "Dia janda yang ditinggal meninggal suaminya. Anaknya masih balita."

"Sok tahu." Nara memutar kedua bola matanya jengah.

Septian tergelak sambil geleng geleng mendengar ledekan Nara. "Bukan sok tahu, tapi emang tahu. Gue bekerja disana." Septian menunjuk sebuah cafe yang terlihat lumayan ramai. "Kebiasaan gue, kalau habis kerja, nyari teman ngobrol disini."

"Hai Sep," sapa emak emak yang tadi ditunjuk Septian. "Udah punya gandengan sekarang?"

"Doain aja, siapa tahu jodoh." Celetuk Septian yang langsung mendapat toyoran dilengannya.

Siapa juga yang mau berjodoh sama cowok gak jelas kayak dia.

"Masih gak percaya kalau gue kenal mereka?" Goda Septian sambil tersenyum penuh kemenangan.

1
Aysana Shanim
Hahh bisa bisanya ketemu abi 🙃
Aysana Shanim
Tadi enggeh sekarang mangga 😅
Aysana Shanim
Seenggaknya, septian hidupnya nggak se ngenes cakra 🤣
Kalo anjani sama nara 11 12 sama sama anak bontot kesayangan. Nama bapaknya bukan satrio tapi aku lupa siapa.
Aysana Shanim
Steak daging 😅 lumayan banget harganya kalo buat septian
Aysana Shanim
Beuuhh manisnya kebangetan ini gimana gak baper si nara 🤣😂
Aysana Shanim
Aku juga gapunya adik perempuan, sodara ku laki laki semua. Pas punya suami, dia punya adik perempuan. Jadi aku deket banget sama dia, udah lengket banget. Malahan kek kakak kandungnya 🤣
Aysana Shanim
Iya bener banget,
Pas qurban kemarin, suami aku ngasih lebihan daging qurban ke orang kontrakan di belakang rumahku. Nggak lama kemudian ibuk ibuknya datengin ke rumah, dengan mata berkaca kaca dia bilang makasih banyak, karena dia enggak dapat daging qurban sama sekali karena enggak kebagian. Dia berdoa yang baik baik buat kami. 🥺
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
siapa lagi sih 🤣🤣🤣
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
intinya jangan pernah masuk menjadi orang ke tiga dalam hubungan orang lain .
Aysana Shanim
Wah jadi mahasiswanya dong nanti 😅
Aysana Shanim
Duh sedih banget 😢
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
good girl
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
istri lho mbak nurul
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
astogeee 🤣🤣🤣🤣
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
nurul
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
hhhhhhhh 🤣🤣🤣🤣
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
bener bgt tuh kata author ... apa lagi hidup di kota besar .. kadang lebih parah dari Septi .. ni Septi masih maybtobat ada juga kan yg gak tobat hingga meninggal dunia dan ada juga yg terkena aids
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
🚗🚗🚗
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
apa yang terjadi dengan Arumi setelah menikah dengan abi
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
terbuka 👍👍👍 salah satu yang bikin hubungan awet adalah saling terbuka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!