Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Aisha keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang segar. Gadis itu memakai kaos tipis putih bertali di padukan dengan celana hot pants.
Nanti ketika makan malam, barulah ia mengenakan piyama. Tapi entah lah, ia tak selera ikut makan malam nanti.
Walaupun masih ada beberapa jam lagi untuk makan malam.
Ceklek ....
Pintu kamar Aisha terbuka. Fazal masuk ketika Aisha sedang menggosok-nggosokkan handuk di kepalanya.
Fazal lelaki normal. Tentu ia tertarik pada Aisha yang sedang dalam posisi itu.
Seolah Fazal tak ada, Aisha melewati Fazal begitu saja dan memilih masuk ke dalam walk in closed.
Fazal pun mengekor di belakang Aisha yang sibuk memilih piyama apa yang akan ia pakai setelah ini.
"Sha!", Fazal berdiri di belakang Aisha. Gadis itu terus memilih pakaian seolah tak terusik Fazal yang berdiri dekat di belakangnya.
Grepp!
Aisha terjengkit dan reflek menarik Fazal dan membantingnya seperti sedang bertarung.
Bugh! Suara gedebug cukup nyaring saat Fazal terpental di lantai.
"Awshhh....Sha!", pekik Fazal. Aisha sebenarnya tak bermaksud mencelakai Fazal. Ia hanya reflek karena Fazal tiba-tiba memeluknya.
Aisha menghela nafas. Ia pun membantu Fazal untuk berdiri. Pinggang Fazal sudah terasa mau copot.
Lelaki itu tak menyangka kalau Aisha mampu membuatnya terbanting seperti tadi.
Keduanya kini saling berhadapan meski Fazal masih memegangi pinggangnya.
"Sorry!", kata Aisha pelan. Sepertinya Fazal akan sakit pinggang karena spontanitas Aisha.
Suruh siapa tiba-tiba memeluk, yak kan???
"Tanggung jawab, bantu aku ke ranjang!", pinta Fazal dengan sedikit tertatih. Aisha pun merangkul lengan Fazal.
Aroma sabun yang Aisha pakai membuat Fazal berfantasi tentang sang istri.
Aisha membantu Fazal untuk duduk di ranjang. Dan saat Aisha akan berbalik, Fazal justru menarik pinggang ramping itu hingga terduduk di pangkuan Fazal.
"Lepas! Atau aku akan reflek seperti tadi."
"Biarin gini bentar, Sha!", Fazal menyandarkan kepalanya di punggung Aisha. Gadis itu memang duduk membelakangi Fazal. Namun Fazal memeluknya begitu erat.
"Aku harap kamu percaya Sha! Aku ngga pernah melakukan apa pun dengan Naura!", kata Fazal pelan di balik punggung Aisha.
Gadis itu terlihat santai dan baik-baik saja. Hingga akhirnya ia menyadari jika Fazal modus dan curi-curi kesempatan mengendus lehernya.
Asha yang ada di dalam tubuh Aisha bukan gadis polos yang tak tahu kemana arah tujuan Fazal.
"Sha...!", suara Fazal mulai terdengar berat. Aisha memejamkan matanya beberapa saat lalu dengan cepat ia berdiri dari pangkuan Fazal.
Terlihat sekali kekecewaan di wajah Fazal. Aisha tersenyum miring.
"Jangan mengharapkan hak mu dari ku mas Fazal! Bukankah selama ini kamu juga mengabaikan ku?", tanya Aisha sinis. Lalu gadis itu kembali ke walk ini closed untuk memilih piyama lagi karena tadi gagal gara-gara Fazal.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Naura sudah bersama kakaknya. Perempuan itu menceritakan tentang rencana juga kejadian yang tadi ia rasakan di rumah Fazal.
"Apa mba tahu, bocah tadi bicara apa?", tanya Naura pada kakaknya.
"Dia bilang adegan yang aku perankan tadi seperti adegan beberapa tahun yang lalu. Dan entah kenapa setiap aku melihat istri Fazal, aku seperti melihat Asha, mba!", kata Naura.
"Kebetulan mungkin."
"Tapi mba...aku rasa sedikit berbeda. Istri Fazal seolah mengerti banget urusan rumah tangga kita. Apa mungkin Asha bercerita dengan teman-temannya soal dirinya juga?"
"Mungkin!", sahut Ana.
Keduanya menghentikan obrolan ketika Gatan tiba di rumahnya dengan wajah masam.Gatan sama sekali tidak peduli adanya Ana apa lagi Naura.
"Mas, aku buatkan kopi ya!", tawar Ana.
Hanya gumaman yang keluar dari bibir tipis Gatan.
"Mba...gimana, udah tanda tangan belom tuh suami mu mba!", bisik Naura.
"Sabar, nanti juga beres!", Ana memilih melangkah ke dapur untuk membuatkan kopi.
Melihat kakaknya pergi, Naura pun menuju ke kamarnya.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
terimakasih 🙏