Karya ini hanya fiksi bukan nyata. Tidak terkait dengan siapa dan apapun.
Elyra Celeste Vesellier, putri bungsu dari Kerajaan Eryndor. Lahir di tengah keretakan hubungan orang tuanya, ia selalu merasa seperti bayangan yang terabaikan.
Suatu hari, pernikahan nya dengan Pangeran dari kerajaan jauh yang miskin ditentukan. Pukulan terbesarnya saat dia mengetahui siapa gadis yang ada dihati suaminya. Namun, Elyra pantang menyerah. Dia akan membuktikan jika dialah yang pantas menjadi Ratu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Solace, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Sierra melangkah maju dengan penuh percaya diri. Dia menegakkan tubuhnya, sedikit mendongakkan kepala. Senyumnya tidak pernah luntur dari wajah cantiknya.
Sierra yang terlihat mempesona itu, justru membuat Lyra tidak suka. Bagaimana bisa seorang wanita bangsawan rendahan bersikap tinggi seperti itu, dihadapan keluarga Kerajaan.
"Tundukkan kepalamu, dan beri hormat", perintah Lyra dengan suara dingin.
"Maaf Putri Elyra. Tapi bayiku melarangnya", Sierra mengusap perutnya sambil menyeringai.
Lyra tahu, bukan karena mengandung kemudian menjadi sulit membungkuk. Namun, Sierra sedang memperingatkan Lyra, jika bayi itu lebih tinggi tingkatan nya dari Lyra.
"Panggil aku Yang Mulia", ralat Lyra.
Lyra tidak suka ketika Sierra selalu berbicara tidak sopan padanya. Seharusnya Sierra memanggilnya dengan gelar kehormatan nya, dan berbicara formal padanya.
Bukan nya menjawab, Sierra malah berjalan mendekati Lyra. Dia mencondongkan tubuhnya, kemudian berbisik ke telinga Lyra.
"Ada yang harus kamu ingat. Dengarkan aku baik-baik, Elyra".
Lyra menggenggam ujung gaun nya dengan erat. Meskipun ekspresinya datar, namun amarahnya telah mencapai puncak. Jika bukan karena bayi yang di kandung Sierra, dapat dipastikan tangan mungil Lyra sudah berada di pipi Sierra sedari tadi.
"Sekarang mungkin kamu satu-satunya Tuan Putri di Kerajaan Eldrath, dan istri sah Ceddy secara nama. Tapi, gelar Ratu di masa depan adalah milik ku".
Setelah mengatakan nya, Sierra mundur beberapa langkah. Dia tersenyum manis menatap wajah Lyra yang menegang.
Saat Lyra ingin membantah perkataan Sierra, Cedric dan Evander datang untuk menghampirinya.
"Apa yang kamu lakukan disini, Sierra-ku?", tanya Cedric lembut, tatapan nya menunjukkan rasa cinta yang besar.
Namun tatapan itu terasa berbeda ketika Cedric melirik Lyra. Ekspresinya dingin, dan tatapan nya tajam. Sampai selama beberapa detik, Lyra tanpa sadar menahan nafasnya.
"Kami hanya sedang berbincang sebentar. Dan Yang Mulia Putri Elyra mengucapkan selamat atas kehamilan ku", suara Sierra terdengar manja.
Sikap Sierra dapat berubah dengan cepat. Ekspresi licik dan kejamnya tiba-tiba menghilang. Berganti sebagai Sierra yang lugu dan ceria.
Cedric menanggapi perkataan Sierra dengan senyuman. Dia memeluk pinggang Sierra, menuntun nya untuk pergi dari sana.
Evander diam sejenak. Dia menatap Lyra penuh waspada.
"Jika anda berani menyakiti Lady Sierra. Maka saya tidak akan segan pada anda, Yang Mulia Putri Elyra", ucap Evander penuh ancaman.
Lyra tersenyum remeh, "Heh.. apa yang bisa kulakukan pada wanita manja seperti itu".
Evander mengepalkan tangan nya. Dia tidak terima wanita yang dia cintai mendapat cemoohan seperti itu. Mulai detik ini, Evander akan mengibarkan bendera perang pada Lyra, jika dia berani menyentuh Sierra.
Setelah itu, Evander melangkah pergi. Menyusul kemana Cedric membawa Sierra. Sementara Lyra menatap tajam kemana arah mereka pergi.
...****************...
Ethan duduk di kursi kayu yang terlihat sudah tua, menunggu tabib mengamati ramuan yang ia bawa dari istana. Wajahnya serius, tanpa senyuman yang biasa ia tunjukkan saat berada di hadapan keluarganya.
Tabib itu adalah Gerrald Velmont, tabib tua jenius di luar ibu kota. Tabib yang disarankan oleh Charlotte. Sekaligus salah satu tabib keluarga Duke Wilberth.
Tabib yang rambutnya telah memutih namun matanya tetap tajam. Dia menatap bubuk herbal di depan nya dengan raut bingung. Ia memegang kaca pembesar kecil, lalu bergumam,
"Herbal ini bukan ramuan biasa. Siapa yang membuatnya, Yang Mulia?".
Ethan menghela napas, melipat tangan nya di depan dada.
"Tonik-tonik itu berasal dari istana. Tapi yang membuatku penasaran adalah tonik yang sering diberikan pada Putri Lyra, istri kakakku".
Ethan yang tidak tahu apapun mengenai tonik, dan Charlotte yang bilang jika tabib Velmont dapat dipercaya. Membuat Ethan menumpahkan segala kecemasan nya selama ini.
Velmont menoleh, matanya menyipit seolah berusaha memahami maksud Ethan.
"Apakah ada sesuatu yang mencurigakan dengan kondisi Tuan Putri?".
"Dia menjadi sering sakit belakangan ini. Aku ingin tahu apakah tonik ini ada kaitan nya", Ethan mencondongkan tubuhnya ke depan, nadanya tegas namun pelan.
Velmont mengangguk pelan, lalu kembali ke pekerjaan nya. Ia mulai mencampur, mengaduk, dan mencium aroma setiap bahan yang ia temukan. Waktu terasa berjalan lambat hingga akhirnya ia mendongak, ekspresinya serius.
"Yang Mulia", ucapnya dengan suara rendah, "ramuan ini mengandung herbal untuk menurunkan kekebalan tubuh seseorang. Selain itu, ada campuran lain yang jarang sekali digunakan... tanaman yang dapat membuat wanita menjadi sulit hamil".
Ethan terdiam, tubuhnya menegang. Kata-kata itu terpantul di benaknya, membuat pikiran nya berkecamuk.
"Jika ramuan ini sering diminum oleh Tuan Putri, tubuhnya pasti melemah dengan cepat. Bahkan mungkin sulit baginya untuk memiliki keturunan".
Ethan berdiri, matanya menyala dengan kemarahan yang ia sembunyikan dengan susah payah.
"Pastikan tidak ada satu pun yang tahu soal ini, tuan Velmont".
"Baik, Yang Mulia", jawab Velmont, suaranya sedikit bergetar, dia tahu ini bukan sesuatu yang mudah.
Istana selalu dipenuhi intrik. Terutama bagi mereka yang berambisi.
Ethan berjalan keluar dari ruang kerja Velmont, kegelapan malam menyelimuti dirinya. Namun dalam hatinya, amarah dan tekadnya menyala terang.
"Siapa pun yang mencoba menyakiti Lily, aku tidak akan tinggal diam".
Ethan yang sudah curiga, dia meminta izin Ratu untuk membawa tonik dari semua anggota keluarga kerajaan. Dia berdalih ingin mempelajari ramuan herbal.
Ratu yang senang, karena akhirnya putranya memiliki sesuatu untuk dipelajari, tentu saja langsung menyetujui. Padahal tujuan Ethan sebenarnya adalah tonik Lyra.
...****************...