NovelToon NovelToon
Kamu Diantara Kita

Kamu Diantara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / JAEMIN NCT
Popularitas:984
Nilai: 5
Nama Author: Sunshine_1908

Kisah cinta diantara para sahabat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunshine_1908, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alasan Jaryan Menghilang

"Lo tahu Jaryan kemana?" Adrian menarik lengan Juan ketika mereka tengah makan bersama.

Perasaan khawatir serta takut akan masa depan adiknya membuatnya begitu penasaran dengan keberadaan Jaryan kemarin. ia meninggalkan Hazel di rumah sakit, sementara Adrian tahu bahwa adiknya adalah prioritas utama bagi pemuda itu.

"Sebenarnya Jery, punya club motor Bang." jawab Juan setengah berbisik.

"Club motor gimana maksud lo?" Adrian tak paham, apa yang dimaksud oleh Juan adalah genk motor? Jery adalah seorang anak jalanan? Bagaimana bisa? Ia benar-benar tak bisa menerima itu semua dengan nalarnya. Seorang putra pewarisdari EDG Group, memiliki kebiasaan seburuk itu?

"Dia turun ke jalan dan ikut balapan liar setiap kali dia punya masalah yang gak bisa dia selesaikan sendiri. Dia cuma cari pelampiasan. Dia gak mau nyakitin orang, karena itu dia cari cara untuk bisa menyalurkan emosinya dan itu balapan."

"Balapan? Liar pula. Lo serius Ju?" seru Adrian nyaris berteriak.

Ssstttt.... Juan menutup bibir Adrian dengan tangannya.

"Please, jangan keras-keras! Lo gak kasian sama Cya? Gimana kalau dia dengar."

"Sejak kapan? Kok bisa?" ujar Adrian setengah berbisik.

"Kalau ikut genk motor sih udah lama. Tapi selama ini dia cuma ramein doang. Kalau mulai balapan sih ya sejak doi tinggal bareng adek lo." jelas Juan sedikit ragu.

"Sejak mereka pindah ke apartemen, sebenarnya hubungan mereka malah semakin memburuk.. Adek lo ternyata naksir sama Jishan, dan saat Jaryan nyentuh dia. Lo tahu apa?"

"Jangan bilang kalau Hazel malah nyebut nama Jishan?"

"Yops." Juan mengangguk.

"Dia cerita ke gue pas dia lagi mabok di bar gue. Gue sengaja cerita ke lo, karena cuma lo yang bisa bantu mereka Bang. Lo tinggal bareng mereka dan lo kakaknya Cya.

...----------------...

Sorenya Adrian kembali mengantar Nicya pulang agar tidak memicu rasa penasaran bagi para teman-teman mereka yang lain.

Ia sengaja mengambil shift malam, agar siangnya bisa fokus kepada sang adik dan memastikan bahwa hubungan adiknya dan sang suami akan membaik.

"Gue minta lo kembali ke apartemen sekarang. Gak ada balapan lagi." Adrian mengirim sebuah pesan teks kepada Jaryan.

Lalu mengantar Hazel ke mobilnya, serta membantu gadis itu uintuk membukakan pintu.

"Guys, kita duluan." teriaknya kepada para Dreamers yang hendak menghampiri mereka menuju parkiran.

Untuk detik selanjutnya, Adrian bergegas menyalakan mesin mobil dan memacu lajunya dengan sengaja lewat di depan para dreamers yang tengah berjalan. Ia membunyikan klaksonnya berulang kali, bak orang iseng. Padahal niat tersembunyinya adalah untuk mengusik Jaryan.

"Yoi, Bang. Duluan!!"  Khaizan menjawab dengan suara paling keras.

Jaryan yang awalnya memilih untuk acuh, mulai fokus kepada ponsel di tangannya yang bergetar dan semakin mengusik ketenangannya.

Abang. Begitulah nama yang tertera di layar. Ia sengaja menyimpan nomor Adrian dengan nama yang ambigu, agar tidak menimbulkan kecurigaan jika suatu saat mereka harus bercakap perihal Hazel lewat telfon.

"Sial!! Dia tahu dari mana sih?" Jaryan mengacak-acak rambutnya frustasi.

Satu hal yang paling ingin ia sembunyikan kepada keluarganya juga keluarga istrinya adalah perihal keterlibatannya dalam dunia underground, dunia jalanan, dan minuman keras.

Baru kemarin ia dihajar oleh perkataan ibu tirinya perihal hobi minumnya. Dan sekarang balapan. Siapa yang paling mungkin untuk memberitahu rahasianya? Pandangannya berkelana diantara para kawannya, dan....

"Setan lo, anj*ng!" Jaryan memukul kepala Juan dari arah belakang. Hingga membuat teman-teman mereka yang lain merasa keheranan.

"Sewot amat cuma di klaksonin. Apa karena biasa lo yang anter Bang?" ceplos Caelen tak paham.

"Gue ngapain anjir!" tantang Juan balik, hingga memicu ketegangan diantara mereka.

"Lo cepu sama dia? Sialan!! Dasar, gak bisa diam aja tu mulut!!" ujarnya kesal, lalu pergi berlalu meninggalkan mereka.

Untung saja tidak terjadi baku hantam. Tapi sebagai dua sejoli yang selalu bersama, pertikaian itu cukup membuat heran dan menimbulkan pertanyaan diantara yang lain. Mereka berusaha menahan Jaryan dan memintanya untuk menyelesaikan masalah mereka terlebih dahulu.

"Jangan nyetir sambil emosi, Bang!" sela Jishan, namun tak digubris.

Jaryan malah maju, dan memacu motornya dengan kecepatan yang tak biasa. Membuat para sahabatnya merasa cemas dan mulai mempertanyakan alasan pertengkaran mereka kepada Juan.

"Lo apain? Lo aduin ke siapa, gila?" tanya Marvin yang sempat mendengar perdebatan mereka sebelumnya.

"Kenapa pada nyerang gue sih?"

"Dia yang paling sabar diantara kita. Lo apain sampai bisa se emosi itu?" sambung Ren ikut penasaran.

"Gue cepuin ke abangnya, kenapa?" tantang Juan balik.

"Biar di suruh pulang tuh anak."

"Shittt!!!" umpat Khaizan, lalu berlari ke arah mobilnya untuk mengejar Jaryan.

Mereka semua tahu, seberapa buruknya hubungan Jaryan dan sang kakak. Tapi bisa-bisanya Juan malah mengadukannya kepada sang kakak. Apa persahabatan mereka memang hanya sebatas itu?

"Gila lo Ju! Lo tahu Bang Zavi orangnya gimana." Marvin yang merasa kesal pun malah mencengkeram erat kerah kemeja Juan lantaran terbawa emosi.

"Udah kayak Bang Toyib dia gak pulang-pulang. Dia udah gede kali bang. Dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri." Juan melepaskan cengkeraman Marvin di kemejanya.

"Udah ah, gue cabut!" Juan pergi dengan raut wajah penuh kekesalan.

Andai lo semua tahu, kalau apa yang gue lakuin adalah demi dia. Tapi gue gak bisa ngomong. Sial! Malah gue yang kena bentak. batinnya menggerutu.

...----------------...

Khaizan mengikuti Jaryan menggunakan mobilnya. Untungnya, Jaryan sadar akan keadaan itu, lalu membelokkan motornya menuju kamar kosan nya yang berada tak jauh dari apartemen mereka.

Sebuah kosan elit, yang sebenarnya memiliki parkiran basement yang terhubung dengan pintu masuk di belakang apartemen.

Jaryan memang selalu pulang kesana, setidaknya agar tidak memancing rasa ingin tahu dari kawan-kawannya.

Ia akan masuk ke kosan lalu keluar lewat pintu belakang untuk beralih ke parkiran basement apartemen. Yang orang-orang tahu hanya kalau ia adalah seorang penyendiri yang jarang keluar rumah. Bahkan para dreamers pun juga bisa dibilang tak pernah singgah ke kamar kosan yang tak pernah dihuni itu.

"Jer, tunggu!" Tangan Khaizan bergegas mencegat pintu itu agar tidak tertutup.

"Apaan lagi sih? Kalau mau kepoin gue, mending gak usah." bentaknya sewot.

"Lo yakin gak apa-apa?" tanya Khaizan ragu.

"Menurut lo?" Khaizan terdengar gugup mendengar jawaban Jery yang sangat tak bersahabat.

"Mending daripada lo kepoin gue. Sana, pindahin mobil lo yang ngehalangin jalan." Jaryan membanting pintu itu dengan begitu keras.

"Seenggaknya dia balik ke kosan, mudah-mudahan anak itu gak nekat." Khaizan akhirnya memilih berbalik.

Ia memang tak memiliki pilihan. Sebelumnya ia tak ingin kehilangan jejak Jery, hingga terpaksa memarkir mobilnya sembarangan. bahkan ia meninggalkan nya dalam kondisi menyala. jika apes, maka mobil mahalnya itu bisa berpindah tangan pada orang tak bertanggung jawab.

"Gimana Zan?" sebuah pesan masuk dari Marvin yang tertera di grup chat dreamers.

"Aman kok, dia balik ke kosan. Tapi gue gak dikasih masuk." balasnya, lalu mulai menjalankan mobilnya meninggalkan lokasi kosan Jaryan.

"Gak bakal nekat kan?" ketik Caelen, yang masih begitu panik.

"Dia Jery, bukan lo. Pasti amanlah." balas Ren yang tak ingin pikirannya makin dikacaukan oleh pikiran kekanakan Caelen.

"Syukurlah." balas Marvin setelahnya.

1
Ridwan Nakku
kuuuuyylah semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!