Dikhianati Lelaki Mokondo,Dinikahi CEO Bucin
Laura terdiam di depan pusara sang ayah,ia memandang sendu gundukan tanah yang masih basah.
Laura membelai lembut batu nisan yang bertuliskan nama sang ayah,dan tepat disamping makam sang ayah,ada makam sang ibu yang lebih dulu pergi,meninggalkan keduanya.
"Laura...ayo kita pulang nak,langit udah mulai mendung,sebentar lagi mungkin akan turun hujan."Ucap ibu tiri Laura.
"Kasihan ayah,kita gak boleh terlalu larut bersedih,kamu gak sendiri,ibu ada disini."Ucap ibu tiri Laura lagi,sambil memegang kedua pundak Laura.Membantu Laura agar berdiri.
Disebelah Laura berdiri seorang lelaki yang selama ini juga selalu ada untuk Laura,dia adalah kekasih Laura.
Keduanya berpacaran sudah lebih dari 4 tahun,dan sebentar lagi mereka akan menikah.
Laura merasa sangat sedih,karena ayahnya pergi lebih dulu,dan belum sempat melihat Laura bersanding dengan kekasihnya.
Laura di bantu sang ibu tiri berjalan hingga sampai ke mobil mereka,sementara kekasih Laura yang mengendarai mobil milik Laura.
Beberapa menit kemudian,ketiganya sudah sampai di depan sebuah rumah.
Rumah yang tidak kecil dan juga tidak besar,Laura berasal dari keluarga yang cukup berada.
Ayah dan ibu kandungnya pun masing-masing berasal dari keluarga yang cukup kaya.
Mendiang ibu Laura,meninggalkan sebuah butik dan juga klinik kecantikan,sebagai warisan untuk putri satu-satu nya tersebut.
Sementara sang ayah,ia pensiunan karyawan BUMN.
Ibu Laura meninggal saat Laura berusia 5 tahun,ayah Laura memutuskan untuk menikah lagi.
Agar ada yang merawat dirinya dan juga putrinya,syukurnya Laura memiliki ibu tiri yang sangat baik,dan juga sayang terhadap dirinya.
Meskipun usia ibu tirinya sangat jauh dengan sang ayah,tapi ibu tiri Laura merawat ayah dan juga Laura dengan baik.
Ibu tiri Laura tidak pernah berbuat kasar terhadap Laura.
"Sabar yaa Laura...aku kan ada disini,aku yang akan lanjutkan tugas ayah kamu,menjaga,menyayangi dan juga melindungi kamu."Ucap kekasih Laura,sambil membelai lembut pucuk kepala Laura.
Laura menatap sendu wajah kekasihnya,kemudian kekasihnya langsung membawa Laura kedalam dekapannya dan membiarkan Laura menumpahkan semua tangisannya di dalam dekapan sang kekasih.
Setelah merasa jauh lebih baik,Laura menghapus sisa-sisa air mata di pipi nya.
"Makasih mas Dika...mas selalu ada buat aku,aku bersyukur banget,karena Tuhan mempertemukan kita."Ucap Laura menggenggam tangan Dika.
"Aku yang beruntung Laura,kamu udah banyak membantu keluarga aku,aku beruntung karena dicintai oleh wanita sebaik kamu."Balas Dika.
"Kamu baik-baik yaa...aku pulang dulu,nanti aku kesini lagi."Ucap Dika.
Laura mengangguk sebagai tanda setuju,setelah itu Dika berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.
Laura menatap punggung Dika sampai ia hilang di balik pintu.
4 tahun yang lalu,Laura tidak sengaja bertemu dengan Dika di sebuah rumah sakit umum.
Waktu itu,Laura sedang mengantar sang ayah kerumah sakit,untuk mengontrol kesehatannya.
Keduanya bertemu saat akan menyelesaikan pembayaran rumah sakit,waktu itu,Dika tidak bisa membayar biaya operasi untuk sang ibu.
Laura yang tidak tega melihat hal tersebut pun,langsung menawarkan bantuan.
Dika sangat berterimakasih dengan kebaikan hati Laura,sejak saat itu keduanya semakin dekat,dan akhirnya,memutuskan untuk menjalin kasih.
Laura tidak mempermasalahkan profesi atau pun pekerjaan Dika,yang hanya sebagai buruh di sebuah pabrik.
Yang terpenting bagi Laura adalah,Dika seorang yang pekerja keras,dan ia juga tidak malu dengan profesinya.Ia bekerja untuk menghidupi orang tuanya dan juga kedua adiknya yang masih bersekolah di bangku SMP.
"Raa...ibu udah siapin makanan,ayo kita makan dulu,ayah juga pasti sedih kalo liat kamu kaya gitu."Ucap ibu tiri Laura.
Laura berdiri dari duduknya,dan berjalan menuju ruang makan,keduanya makan bersama-sama.
Meskipun rasanya sangat sulit untuk menelan makanan,tapi Laura tetap memaksakan diri.
Ia harus mengikhlaskan kepergian sang ayah untuk selama-lamanya,karena setiap jiwa yang hidup,pasti akan mati.
"Raa...apa gak sebaiknya,kamu resign dari pekerjaan kamu,dan fokus mengelola butik juga klinik mendiang ibu kamu?"Tanya ibu tiri Laura.
"Kenapa bu?,apa ada masalah di butik dan juga klinik?"Laura bertanya balik.
"Gak ada kok,gak ada masalah,cuma kan,lebih enak kalo kita mengelola usaha sendiri,daripada kerja sama orang."Jawab ibu tiri Laura.
"Syukurlah...aku pikir ada masalah,apa ibu udah cape kelola keduanya?"Tanya Laura lagi.
"Gak,Ra...ibu gak capek,cuma ibu ngerasa kaya gimana gitu,disini kan ibu hanya seorang ibu tiri,sementara usaha itu kan punya mendiang ibu kandung kamu".
"Kalo dulu kan ibu kelola bareng ayah kamu,jadi gak ada yang ngomong aneh-aneh ke ibu".
"Sekarang ayah udah gak ada,ibu cuma gak mau,ada omongan orang yang bilang ibu menguasai harta warisan kamu,Ra..."Ucap ibu tiri Laura.
"Hmmm ibu...gak usah dengerin omongan orang yaa,Laura kenal ibu bukan 1,2 tahun,kita udah sama-sama belasan tahun bu".
"Meskipun ibu bukan ibu kandung Laura,tapi Laura sayang sama ibu,dan sekarang,hanya ibu yang Laura punya."Balas Laura sambil memberikan senyuman manisnya kepada sang ibu tiri.
...****************...
2 hari kemudian...
"Bu...Laura berangkat kerja dulu yaa,hari ini udah mulai masuk,Laura cuma minta cuti 3 hari aja."Ucap Laura.
"Iya Ra...kamu hati-hati yaa di jalan,jangan ngebut-ngebut loh."Jawab sang ibu tiri.
Laura mencium tangan ibu nya,setelah itu dirinya berjalan keluar dari dalam rumah,menuju garasi mobil.
Laura memanaskan terlebih dahulu mesin mobilnya selama beberapa saat.
Baru saja akan jalan,ponselnya berdering,Laura pun tidak jadi menjalankan mobilnya,karena ia harus mengangkat telpon terlebih dahulu.
"Iya halo mas Dika."Sapa Laura,di telpon.
"Raaa...kamu hari ini udah mulai ngantor?"Tanya Dika.
"Udah mas...ini aku udah mau jalan,tapi tiba-tiba telpon kamu masuk,jadi aku belum jalan."Jawab Laura.
"Oh gitu...yaudah hati-hati yaa di jalan,gak usah ngebut-ngebut."Balas Dika.
"Iya mas,makasih yaa udah perhatian sama aku."Ucap Laura lagi.
"Sama-sama Ra...harus dong perhatian,kan kamu calon istri aku,sebentar lagi kita udah mau nikah."Balas Dika lagi.
"Ya ampun...aku sampe lupa,mau bicara soal pernikahan kita mas,siang nanti kita ketemu di luar yaa,sekalian makan siang."Ucap Laura.
"Tapi Ra-...kenapa gak ketemuan di rumah aja?,aku belum ada uang untuk bayar makan diluar."Balas Dika.
"Aku malu banget,selalu kamu yang bayarin,bahkan untuk pernikahan kita juga,pake uang kamu dulu."Ucap Dika lagi.
"Gak papa mas...kita harus saling melengkapi dan juga mendukung,aku yakin suatu saat nanti,kehidupan kamu akan jadi lebih baik,dan kamu akan jadi orang yang sukses."Jawab Laura,memberikan semangat kepada Dika.
"Yaudah yaa mas...nanti aku telat ke kantor,siang nanti kita ketemu di restauran yang biasa yaa."Ucap Laura lagi.
Setelah itu,Laura memutuskan obrolannya bersama Dika di telpon.
Mobil Laura pun berjalan,meninggalkan rumah Laura...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments