Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Ara mengigit bibirnya merasakan sakit yang luar biasa di hatinya, di hina dan di rendahkan oleh pria yang ada di hadapannya membuat hatinya benar-benar hancur, tapi ia berusaha untuk tetap tegar.
" jika seperti itu tuan boleh menghukum ku apa saja, asal tidak melayani tuan di atas ranjang" ucap Ara dengan tenang.
Albert mendengus kesal, ia mengusap wajahnya dengan keras, lalu ia pun melangkah keluar dengan gusar.
Braaakkkk!
Ara tersentak kaget ketika pintu kamar di tutup dengan keras, ia terduduk lemas di atas ranjang dengan tangis yang pecah.
****
Keesokan harinya
Setelah menempuh perjalanan jauh Siska dan Delon akhirnya sampai di kediaman Aaron di kota A, kedatangan mereka pun telah di sambut dengan antusias oleh Aaron.
" akhirnya kalian datang juga " ucap Aaron yang langsung mempersilahkan keduanya untuk masuk.
Lalu ia meminta beberapa anak buahnya untuk membawa barang-barang yang di bawa Siska masuk dan menyimpannya di gudang.
" aku hampir frustasi, karena permintaan dari pelanggan ku, untung saja hari ini semua barang ini sampai" ucap Aaron dengan antusias.
" harusnya barang ini sampai kemarin, tapi pria ini gagal melakukannya, makanya misi kali ini aku yang langsung menemaninya kemari" ucap Siska sambil melirik ke arah Delon dengan sinis.
Delon menelan salivanya saat Siska meliriknya dengan lirikan sinis.
" aku sudah mengusahakan yang terbaik, tapi mau bagaimana lagi, itu semua karena penghianat itu dan tuan sudah menghukumnya, kau tidak perlu membahasnya lagi" ucap Delon.
" sudah sudah tidak perlu di permasalahkan lagi, yang terpenting saat ini barang ini sudah sampai dengan aman, Bulan depan aku dan anak buahku yang akan datang sendiri ke kota kalian" ucap Aaron.
" apa anda yakin? " tanya Siska.
" tentu saja, aku sudah lama tidak bertemu dengan Albert "jawab Aaron.
Siska menggunakan, ia meraih ponselnya yang berdering.
" permisi sebentar , saya mau mengangkat telfon" ucap Siska yang Sedikit menjauh untuk mengangkat telfon dari John.
" ada apa kau menghubungiku? " tanya Siska tanpa basa basi.
" apa kau sudah sampai di kota A? "
" ya aku dan Delon baru saja sampai di kediaman Aaron "
" lalu bagai mana dengan barang-barang itu? "
" kau tenang saja semua barang-barang nya telah sampai di tangan Aaron " ucap Siska.
" ada apa? kenapa suaramu terdengar sangat cemas begitu? "tanya Siska.
" kau harus segera kembali Siska, tuan... tuan Albert ... "
" tuan Albert? ada apa dengan tuan Albert? , bicara yang jelas! "
" tuan Albert, malam ini akan menikah dengan Ara"
" apa katamu? bagaimana mungkin? " tanya Siska yang sangat terkejut dengan kabar dari John.
" aku juga tidak mengerti, semua berawal dari Ara yang ingin mencoba melarikan diri kemarin, tuan menghukumnya, tuan meminta untuk melayani tuan dan Ara setuju namun dengan syarat tuan harus menjadikannya istri" jelas John.
" lalu? " tanya Siska dengan tangan yang mengepal kuat menahan emosi.
" tuan setuju, bahkan tuan juga setuju untuk menjadi mualaf" turut John.
" aku akan bicara dengan tuan" ucap Siska yang langsung memutuskan sambungan telfonnya.
Siska segera menghubungi nomor Albert, mencoba untuk mencegah pernikahan itu karena selama ini Albert selalu mendengarkan ucapannya.
" ini semua salah tuan, wanita itu tidak pantas menjadi istrimu"ucap Siska.
" aku tetap menikahinya Siska, tapi kau tenang saja, aku tidak akan membuat wanita itu hidup bahagia, aku akan membuatnya menderita, karna dia sudah berani mempermainkan ku" ucap Albert.
"tapi tuan.. "
Tut... tut....
Telfon terputus membuat Siska sangat kesal bukan kepalang.
" Arrrggghhh!! kenapa jadi seperti ini, aku memintanya kabur , agar dia mendapatkan hukuman berat dari tuan, tapi ini kenapa tuan malah menikahi wanita itu, ini semua tidak adil" ucap Siska dengan sangat kesal.
***
Di sisi lain Albert tengah gusar ketika Ara tak kunjung datang.
" kenapa dia lama sekali keluarnya John? "
" bersabarlah tuan, bukankah tuan sendiri yang meminta mendatangkan MUA? kita tunggu saja" jawab John.
"Arrrggghhh, aku sudah menuruti kemauan wanita itu, tapi kenapa dia malah membuatku menunggu terlalu lama seperti ini" ucap Albert kesal.
John hanya bisa menarik nafasnya pelan, ia tidak mengerti dengan tuannya ini yang begitu gusar, bukakan ia sendiri yang menginginkan agar Ara di dan dani secantik mungkin, dan sekarang tuannya itu yang merasa kesal kerena terlalu lama menunggu.
" bik surti" teriak Albert.
" saya tuan " sahut bik surti yang bergegas mendekat.
"cek ke atas! kenapa wanita itu lama selaki? aku sudah muak menunggunya dari tadi"
" baik tuan" jawab bik surti yang langsung bergegas berjalan tergolong menuju lantai dua.
" MasyaAllah non... ini beneran non? " tanya bik surti saat sudah memasuki kamar Ara dan melihat kecantikan Ara.
Di dalam balutan gaun pengantin berwarna putih dengan di pasukan dengan riasan di wajahnya itu membuat Ara tampil sangat cantik, lebih fresh dan elegan.
" bagaimana bik? " tanya Ara sambil tersenyum.
" non cantik sekali malam ini, bibik yakin tuan pasti akan takjub dengan penampilan non malam ini "
" entahlah bik, semoga saja tidak mengecewakan tuan , apa pak penghulunya sudah datang? tanya Ara.
" sudah non, pak ustadz serta wali hakim juga sudah datang, tuan meminta bibik untuk memanggil non"
Ara menghela nafasnya pelan, pernikahan merupakan hal yang sejak dulu ia impikan, selama ini ia selalu berdoa agar bisa di pertemukan dengan jodoh yang bisa mencintainya sepenuh hati. namun siapa sangka, ia malah di pertemukan dengan seorang pria yang sangat kasar, bahkan pria itu menikahinya dengan tujuan urusan ranjang, miris sekali bukan, namun ia percaya jika ini takdir terbaik yang sudah Tuhan tentukan untuknya.
Ara jadi ingat dengan kata kata ayah nya saat ayah nya masih hidup.
" Ara, apapun yang terjadi di dalam kehidupan mu kelak, percayalah semua yang terjadi itu atas izin Allah. Tugasmu hanyalah menjalankan skenario dari Allah dengan sebaik-baiknya, sedih senang itu sudah pasti ada tapi kamu akan baik-baik saja selama kamu bergantung penuh pada Allah"
Air mata Ara pun luluh dengan sendirinya, seandainya saja ayahnya itu masih hidup, ini semua pasti tidak akan terjadi.
" non, kenapa menangis" tanya bik surti yang langsung mengambil tisu untuk Ara.
" non jangan menangis,kalau tuan tahu tuan pasti akan marah " lanjut bik surti.
" aku hanya ingat dengan almarhum kedua orang tua ku bik" jawab Ara sambil mengusap air matanya dengan tisu yang di berikan bik surti tadi.
" ayo bik, temani Ara keluar" pinta Ara yang langsung menggeram tangan nik surti.
Bik surti pun menggunakan, ia bisa merasakan getaran di tangan Ara.
" non yang sabar ya, bibik yakin mom pasti bisa mengubah tuan menjadi lebih baik, buktinya tuan mau menjadi mualaf atas permintaan non" ucap bik surti.
.
.