cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tak ada lagi jarak
Senyum menghiasi wajah Rima hari ini karena laporan dari bik Surti yang membuat dirinya bahagia
Bik Surti mengatakan jika semalam telah terjadi sesuatu yang menggembirakan dari anak dan menantu Rima, karena dirinya di larang oleh Haikal untuk masuk ke dalam kamar yang biasa di tempati nya dengan alasan jika Diana masih tidur
Rima melihat bekas kemerahan di leher menantu perempuan nya itu dan tanpa bertanya pun dia tahu itu bekas apa
Diana yang berjalan dengan sangat hati hati pun akhirnya membuat jiwa usil Rima bergejolak
"lho kamu kenapa Na kok jalannya seperti itu, kamu sakit?" ucapnya sok polos
Diana menoleh ke arah Haikal yang juga ikut menatapnya
"em...anu Bu" jawabnya gelagapan
"tadi malam Diana terpeleset di kamar mandi Bu" akhirnya Haikal pun ikut menjawab karena melihat Diana yang terlihat gugup
"ooh...terpeleset, ya hati hati dong Na kan gak lucu kalau jalan nya sedikit ngangkang gitu" Rima tak lagi bisa menahan untuk tertawa akhirnya setelah Diana berlalu dia pun tertawa sambil menutup mulutnya
"Bu mantunya terpeleset kok malah di ketawain sih" tegur Haikal karena merasa aneh dengan sikap ibunya itu
Rima berdiri dan berjalan ke arah Haikal yang masih duduk menikmati sarapannya lantas ia pun sedikit mengatakan sesuatu di telinga putranya itu
"hari ini dan besok kamu bisa libur dulu biar kedai ibu yang urus, bawa istri mu menginap di rumah kita di kota C sekalian jalan jalan itupun kalau bisa" lirih Rima, Haikal yang mendengar nya sontak menoleh hendak membantah ucapan ibunya tersebut tapi kemudian Rima kembali melanjutkan ucapannya
"ibu tahu semalam kalian sudah jebol gawang kan, hahahaha...., selamat ya Haikal, ibu tunggu kabar baik nya secepatnya"
Rima lantas memberi kode dengan menunjuk ke arah leher hingga membuat Haikal mengerti kenapa ibunya bisa berkata demikian
Haikal menepuk kepalanya karena malu tapi Rima tetap dengan keputusannya untuk memberikan waktu kepada pasangan pengantin itu untuk menikmati masa bulan madu mereka
Akhirnya Haikal pun membawa Diana untuk ke rumah mereka di kota yang jarak tempuhnya tak sampai satu jam agar lebih leluasa bercinta dengan istrinya itu
"mas kita mau kemana kok pakai bawa baju segala" tanya Diana saat di perjalanan
Haikal tertawa geli lantas meminta Diana untuk bercermin
"lihat leher mu sayang," perintah Haikal dan Diana pun merasa malu saat Haikal kembali tertawa
"maaas....iiih"
"kamu tau sayang, ibu sudah tau kita ngapain semalam jadi dia minta kita untuk menghabiskan waktu di tempat lain" Haikal mengerling mata nakal pada istrinya itu dan membuat Diana mencebik karena malu
"mas jangan bilang kalau ibu lihat bekas merah di leher ku ini, iiih aku malu mas"
"ngapain malu kan itu juga suami mu sendiri yang buat lagian kita kan suami istri jadi wajar lah" jawabnya santai
Sepanjang perjalanan, Haikal selalu memberikan sentuhan sayang pada istrinya itu hingga membuat Diana merasa bagai di atas awan
Saat sampai di rumah yang di tuju, Diana begitu terpesona dengan rumah yang begitu sederhana dengan halaman rumah yang luas dan di penuhi oleh berbagai tanaman bunga
"mas ini rumah siapa?" tanya Diana
"rumah calon anak kita" jawabnya lantas segera membuka pintu rumah tersebut
"mas aku serius ini rumah siapa, apa ada orang di dalam?"
"ini rumah calon anak kita nanti dan setiap minggu selalu ada yang datang membersihkan jadi rumah ini selalu bersih meskipun tidak di tempati"
Melihat perlakuan Haikal padanya membuat Diana seperti meleleh, Diana seperti tak menyangka jika Haikal bisa bersikap semesra ini dengan nya
Lelaki nya itu memeluk tubuh Diana dari belakang lantas menyesap ceruk leher istrinya itu
Diana menikmati setiap sentuhan yang di berikan oleh Haikal pada tubuhnya dan saat sang suami meminta haknya pun dengan senang hati ia berikan
Mereka membangun kehangatan dalam pernikahan mereka, tak ada lagi jarak yang ada. Suasana yang hanya berdua saja pun begitu di manfaatkan semaksimal mungkin oleh keduanya
Beruntung nya mereka punya ibu seperti Rima yang begitu mengerti dengan keinginan sepasang suami istri itu hingga membiarkan mereka hanya berdua saja
"semoga secepatnya akan ada Haikal junior di sini" ucap Haikal lantas menciumi perut Diana,
Tubuh polos mereka saling bersentuhan hingga menimbulkan kehangatan dan desahan desahan nikmat pun kembali memenuhi kamar itu
Diana tertidur pulas dengan selimut yang menutupi tubuhnya sedangkan bajunya sudah berserakan di lantai karena ulah suami nya
Haikal yang merasa lapar pun menuju dapur untuk melihat adakah stok makanan di sana tapi ia tak menemukan apapun karena rumah itu memang hanya di datangi untuk di bersihkan, akhirnya dia memutuskan untuk pergi membeli makanan di luar tanpa membangunkan Diana yang masih tidur. Haikal mengerti benar jika istrinya itu pasti kelelahan karena dirinya
Beberapa bungkus roti juga minuman dingin tak lupa ia beli sebagai camilan dan untuk makanan beratnya dia membeli dua porsi nasi goreng dan martabak telur
Suasana larut malam itu terasa begitu sunyi saat dirinya beranjak kembali ke rumah tapi perhatiannya tiba tiba tertuju pada sebuah mobil yang berada tak jauh darinya
Seseorang yang begitu familiar baginya terlihat di sana tapi dengan penampilan yang berbeda, tanpa sadar dia pun hendak mendekati mobil tersebut untuk memastikan jika benar dia tak salah lihat tapi di saat bersamaan ponselnya berdering dan nama Diana tertera di sana
"mas kamu di mana?" tanya Diana di seberang sana
"aku...aku sedang beli makanan, sebentar lagi juga sampai, tunggu ya!!" jawabnya lantas mengakhiri percakapan dengan Diana dan saat dia menoleh mencari mobil yang dia lihat tadi ternyata sudah tak ada
"mungkin aku salah lihat" gumamnya lantas segera kembali pulang karena Diana sudah menunggu nya
Beberapa saat setelahnya Haikal telah sampai di rumah dan mendapati Diana masih berada di atas ranjang dengan menutup tubuhnya dengan selimut
"mas...kok gak bilang mau pergi, aku takut tadi sendirian di sini"
Haikal yang masih kepikiran tentang apa yang dilihatnya tadi pun tak menjawab ucapan Diana karena tak konsen
"mas....mas, kamu denger aku gak?" ucap Diana dengan sedikit keras
"apa Na, maaf tadi aku lapar...oh ya kamu gak mau pakai baju gitu?"
"gimana mau pakai baju sedangkan kopernya masih di bagasi dan bajuku yang tadi sudah kotor"
"oh gitu, ya sudah biarkan seperti ini, biar aku saja yang siapkan untuk kita makan"
"tapi mas...."
"sudah kamu tunggu saja di sana, kamu juga kesulitan berjalan kan... tunggu ya"
Haikal mencoba mengenyahkan apa yang tadi di lihatnya tapi justru dia semakin terbayang dengan seseorang yang di lihatnya tadi
"itu tidak mungkin, dia tidak mungkin jadi seperti itu" gumamnya, setitik rasa bersalah muncul di hatinya setelah apa yang di lihatnya tadi tapi saat ini ada wanita yang telah ia pastikan akan memilikinya seutuhnya