Briyan seorang pemuda tampan berumur 27 tahun, dia hanya hidup bersama ibunya, dia belum pernah sama sekali bertemu dengan Ayah kandungnya, Ibunya Saraswati selalu menyembunyikan tentang siapa ayah kandung Briyan sebenarnya
Sampai suatu hari Briyan bertemu dengan Liliana dia adalah anak angkat dari seorang laki-laki kaya raya. Hubungan Briyan dan juga Liliana tidaklah mudah, kakak dari Liliana mencoba menghancurkan hubungan Liliana dengan kekasihnya, belum juga Adrian ayah angkat Liliana juga tidak menyetujui hubungan mereka.
Adrian belum mengetahui bahwa Briyan adalah anak kandungnya, dia menyuruh Liliana untuk mengakhiri hubungannya dengan Briyan karena menurutnya Briyan hanyalah pemuda miskin yang hanya menginginkan hartanya saja.
Hingga suatu hari, akhirnya Adrian mengetahui bahwa sebenarnya Briyan adalah anak kandungnya dengan Saraswati
Bagaimanakah kisah selanjutnya? Yuk kawal cerita ini sampai selesai😊
Jagan lupa tinggalkan jejak kalian ya readers........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24# Tuan Muda?
"Siapa dia, apa dia putraku?" didalam mobilnya Agung masih terus melihat kearah Daren.
"Kenapa lama sekali?" bentak Daren pada seorang satpam yang baru saja berlari dari dalam pos tempatnya bekerja menuju kearahnya.
"Maaf mas, saya habis dari belakang." jawab satpam itu.
"Apa kamu mau dipecat? pekerjaanmu sangat lambat! bagaimana kalau ada maling masuk kerumah ini?" bentak Daren kembali.
"Iya mas, sekali lagi saya minta maaf."
"Hanya maaf saja? buka!" teriak Daren kembali.
Daren benar-benar kesal, seharusnya dia tidak harus keluar dari dalam mobilnya kalau saja satpam yang bekerja dirumahnya segera membukakan pintu gerbang untuknya.
"Ada apa si kak, ribut-ribut?" Lilian langsung keluar setelah dirinya mendengar kakaknya seperti sedang ribut dengan satpam penjaga di gerbang pintu rumah mereka.
"Siapa lagi perempuan itu? apa itu anak-anak Casandra? lalu siapa diantara mereka berdua anak kandunganku?" dari jauh Agung mulai penasaran melihat Daren dan juga Lilian. Dia bahkan ingin sekali turun dan menanyakan siapa sebenarnya anak kandung Casandra dengan dirinya.
"Perempuan itu mirip sekali dengan Casandra, aku bingung mana yang sebenarnya anakku?" mata Agung terus mengawasi Daren dan juga Lilian.
"Bagimana ini bos? apa kita mau lanjutkan misi kita?" tanya salah satu anak buahnya yang langsung membuat Agung mengalihkan pandangannya.
"Tidak sekarang, kita lebih baik pulang saja ini sudah sangat ralut malam, aku takut kita tidak diterima bertamu kerumah itu."
Akhirnya Agung mengurungkan niatnya untuk menemui Casandra, yang terpenting sekarang dia sudah tau dimana Casandra dan kemungkinan anak kandungnya tinggal.
"Siapa diantara kedua anak itu hasil dari benihku? aku ingin mengetahuinya, setidaknya nanti anakku lah yang akan melanjutkan perusahaan milikku, biarlah aku tidak menikah tapi aku sudah punya anak dari Casandra." disepanjang perjalanan Agung terus bertanya-tanya.
**
"Daren, bisakah setiap pulang kerumah kamu tidak membuat keributan? Mama pusing mendengrnya."
"Itu karena Satpam disini sangat lambat kerjanya ma."
"Tapi bisakan ga teriak-teriak, ini sudah ralut malam!"
"Aku tau Ma."
"Ya sudah, lagian kenapa kamu jam segini baru pulang? kemana saja?"
"Mama juga kenapa jam segini baru pulang?"
"Daren! kamu ditanya malah nanya mama, benar-benar kamu ya?" Casandra mulai terpancing emosi.
"Iya, maaf ma, Kalau begitu Daren masuk kamar dulu." Daren tidak mau membuat mamanya semakin meradang, dia memilih segera pergi menuju kekamarnya.
"Dasar anak tidak tau diri, kenapa bisa aku dulu mengambilnya dari jalanan, itu semua karena mama yang mengatakan kalau anakku ternyata sudah di buang kejalanan, kalu aku tau anakku dimana pasti aku tidak mengambil Daren." kesal Casandra.
"Aku tau ma, kalau mama sebenarnya tidak suka sama aku, tapi tenang saja ma, sebentar lagi mama pasti butuh bantuanku." ucap Daren setelah dia masuk kedalam kamarnya.
**
Pagi-pagi sekali Briyan sudah terlihat rapi dengan pakaian kerjanya, dia tadi sudah sarapan dan segera berpamitan pada ibunya, dengan menggunakan sepeda motornya Briyan segera berangkat menuju kekantornya.
Ditengah perjalanan Briyan merasa ada sebuah mobil yang sedari tadi seperti sedang mengikutinya, sekali lagi Briyan kembali menoleh kebelakang melihat kearah mobil dibelakangnya.
"Kenapa mobil itu seperti mengikutiku, sepertinya aku tidak punya musuh, sudahlah mungkin itu perasaanku saja." pikir Briyan
"Bisa tolong berhenti!" ucap seorang laki-laki yang ada didalam mobil saat mobil itu sudah berada di samping motor Briyan.Tanpa berpikir panjang Briyan segera menghentikan laju motornya.
"Maaf ada yang bisa saya bantu?" tanya Briyan pada dua orang laki-laki di depannya.
"Bisakah anda ikut dengan kami tuan muda?" mendengar dirinya di panggil tuan muda Briyan langsung melongo.
"Maaf nama saya Briyan, saya bukan tuan muda, mungkin anda salah orang." sambung Briyan.
"Baiklah tuan muda Briyan." Kembali lagi Briyan bertambah bingung.
"Maaf sebenarnya anda siapa? saya harus buru-buru, saya harus berangkat bekerja." ucap Briyan yang langsung menaiki motornya kembali.
"Tunggu tuan muda, ini semua perintah ayah kandung anda." mendengar ucapan laki-laki itu Briyan segera mematikan kembali motornya.
"Ayah saya? maaf ayah saya sudah meninggal jadi saya pikir anda salah orang permisi." Briyan merasa kedua orang itu sudah salah orang, diapun tidak memperdulikan lagi ucapan kedua laki-laki itu dia langsung pergi begitu saja meninggalkan mereka.
"Tuan muda tunggu!"
"Bagaimana ini? tugas kita gagal." ucap salah satu dari dua laki-laki itu.
**
Briyan akhirnya sudah sampai ditempatnya bekerja, dia segera masuk keruangannya, Briyan kembali teringat pada dua laki-laki yang tadi memanggilnya tuan muda.
"Tuan Muda?" Briyan tertawa.
"Tuan Muda Briyan?" kembali Briyan mengulang ucapannya.
"Bisa-bisanya orang sepertiku di panggil Tuan muda, aneh." Briyan tertawa geli.
Bersambung....