Tiara Putri harus membesarkan keponakannya yang bernama Bintang, karena kakaknya -Rani- yang merupakan ibu kandung Bintang, telah meninggal. Tiara sangat menyayangi Bintang hingga rela bekerja siang dan malam demi bisa mencukupi kebutuhan anak sambungnya itu. Namun tiba-tiba muncul seorang lelaki bernama Troy Richard Kardinal yang mengaku sebagai mantan pacar Rani dan ayah biologis Bintang. Dia menginginkan Bintang dan akan merebutnya dari Tiara.
Akhirnya demi bisa terus bersama Bintang, Tiara terpaksa menikahi Troy.
Bagaimanakah lika liku kehidupan pernikahan pasangan tanpa cinta itu? akankah cinta tumbuh di antara keduanya suatu saat nanti? yuk, ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegilaan Mommy.
Troy menatap laptopnya, sesekali dia tersenyum lalu menggigiti bibir bawahnya agar senyumnya tidak semakin lebar.
Mengingat kejadian pagi ini, sungguh terasa menyenangkan. Ternyata mengganggu Tia itu membuat rasa stres nya hilang. Tia benar-benar lugu dan lucu, walaupun suaranya memang persis kaleng rombeng, melengking bikin sakit kuping. Tapi Troy tidak merasa terganggu sama sekali, justru asyik dan menyenangkan.
Troy terkekeh lirih saat teringat Tia yang menubruk pahanya dan terdiam, atau saat dia mengerjainya di dapur saat mengambil apel.
Kenapa rasanya sangat menyenangkan? Troy seperti mendapat mainan baru dan kegiatan seru, di antara aktivitasnya yang sangat membosankan.
"Lu kenapa?"
Suara Okta membuyarkan lamunan Troy.
"Kenapa? nggak kenapa-kenapa, kok," jawab Troy cuek.
"Dasar gila, dari tadi Lu itu senyam senyum terus tau! takut gue jangan-jangan Lu kesambet!" celetuk Okta.
"Mana ada setan yang bisa masuk ke tubuh gue!" ucap Troy sambil kembali fokus pada pekerjaannya.
"Oh iya, O, Lu udah nemu rumah yang cocok nggak, buat gue?" Troy menatap Okta yang duduk di sofa, tak jauh dari tempatnya berada.
"Belum ada yang cocok, nanti kalau ada gue kabari," Okta membuka mapnya dan mulai mengecek pekerjaan.
"Kalau bisa, Gue mau yang halamannya luas! bisa di depan atau belakang rumah tak masalah, yang penting ada halaman luas," ucap Troy mengingatkan.
Okta menatap sahabatnya, bingung. "Bukanya kemarin Lu bilang, yang penting ada 4 kamar, dua lantai juga nggak masalah. Sekarang berubah lagi?" Okta meletakkan pulpennya dengan keras di atas meja. Kesal dengan kelakuan bos sekaligus sahabatnya yang sangat plin plan.
"Bintang... suka berenang, jadi gue mau punya halaman luas dan bisa gue isi dengan arena bermain yang seperti ini..." Troy menunjukkan sebuah gambar di layar laptopnya.
Dengan enggan, Okta berjalan mendekat hanya untuk melihat apa yang di tunjukkan Troy.
"Itu.. balon kolam renang, kan?"
"Iya, dan ada perosotannya dan nanti di tengah ini ada air mancurnya. Bintang pasti happy main di sini," ujar Troy sambil menunjukkan bagian-bagian yang dia sebutkan tadi.
"Harganya nggak murah itu, mending buat bikin kolam renang aja," balas Okta sambil berjalan kembali ke sofa.
"Ini! kalau laki-laki belum punya anak ya begini! mikirnya yang praktis tanpa memikirkan pendapat anak, maunya anak, nggak bisa begitu, O!" ucap Troy sambil menatap layar iPadnya dan terus scroll halaman toko online yang sedang di lihatnya. Dia masih mencari-cari kolam renang balon yang cocok untuk Bintang.
"Cih! jadi Papanya Bintang belum ada seminggu aja, udah sok banget lu!" kesal Okta.
"Jealous kan, lu..." Senyum merekah di bibir Troy dan kemudian dia kembali asyik dengan aplikasi orange yang ada di iPadnya.
"Troy! Sayang..." seorang wanita paruh baya menghambur masuk ke dalam ruang kerja Troy, membuat Troy tersentak kaget.
"Mommy, bikin kaget!"
Mommy Troy tersenyum, lalu berjalan mendekati putra semata wayangnya.
"Nanti malam, datang ke alamat ini, okey?" Mommy meletakkan selembar kertas di meja kerja Troy.
"Apa ini?" Troy mengambil kertas tadi dan membaca tulisan yang tertera di sana.
Isinya berupa alamat sebuah cafe dan nama seorang wanita.
"Eva? siapa Eva?" tanya Troy pada Mommynya.
"Eva itu model sekaligus anak dari Tuan Bintoro pemilik beberapa mall terbesar di seluruh Indonesia. Dia anak perempuan satu satunya, pewaris tunggal bisnis ayahnya," ucap Mommy dengan mata berkilat-kilat penuh semangat.
"Lalu? apa hubungannya denganku?" tanya Troy bingung sambil meletakkan secarik kertas tadi di atas meja.
"Mommy ingin kalian bertemu, dinner romantis bareng di restoran itu. Mommy sudah reservasi untuk kalian jam 7 malam nanti. Kamu harus datang."
"Aku tidak bisa janji," ucap Troy sambil menggelengkan kepalanya. Lalu dia kembali menatap laptop nya, mencoba mengacuhkan Mommy.
"Dia cantik banget, Troy. Serius! wanita super cantik yang pernah Mommy lihat. Sebentar... Mommy punya fotonya..." Mommy mengambil ponsel dan mulai scrolling mencari foto wanita yang di maksud.
"Ini dia!" serunya senang, lalu dia menunjukkan foto Eva pada Troy.
"Cantik, kan?"
Terlihat seorang wanita berambut lurus sebahu. Dengan senyum menawan dan tubuh yang sangat ideal. Dia memakai setelan blazer berwarna maroon, dan rok mini dengan warna senada yang semakin menunjukkan kaki jenjangnya.
"Waow.. luar biasa..."
Troy menoleh ke arah Okta yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakangnya.
"Ngapain Lu!" kesalnya.
"Hehe.. sorry, gue penasaran aja..." ucap Okta sambil tersenyum garing.
"Cantikan dia kemana-mana dari pada Rosalinda, kan?" celetuk Okta sambil tersenyum smirk.
Troy melotot ke arah Okta, kesal.
"Kamu masih berhubungan sama perempuan nggak jelas itu?!" kaget Mommy tak percaya.
"Kok, kamu bisa betah berhubungan sama perempuan nggak jelas, artis nggak laku, simpanan gadun!" kesal Mommy.
"Mommy nggak mau tahu! pokoknya kamu harus datang, ketemu Eva. Titik! nggak pake koma!" ucap Mommy dengan lantang.
Troy mendesah, "Oke, kalau cuma makan malam. Tapi jangan berharap lebih, karena Troy sudah punya anak dan nggak mau sama perempuan yang nggak bisa sayang ke anak Troy!"
"Anak? anak yang mana? kamu adopsi anak? kenapa tiba-tiba sudah punya anak! kamu jangan bohong ya, sama Mommy. Mommy tau, setelah hubunganmu dan Rani berakhir, kamu tidak pernah serius dengan wanita, cuma main main saja sama si Rosalinda itu!"
"Dia memang anak Rani!" kesal Troy sambil berdiri dari duduknya.
"Mommy memaksa Rani ninggalin Troy, saat dia sedang hamil! Mommy kok tega!"
"Rani... hamil?" ulang Mommy tak percaya.
"Iya! dan dia meninggal saat melahirkan anak Troy!" kesal Troy.
"Kalau Mommy tau..."
"Kenapa? Mommy menyesal?"
Mommy menatap Troy, "Kalau Mommy tau.. Mommy akan suruh dia menggugurkan kandunganya."
"Mommy!" teriak Troy tak percaya pada ucapan Mommy nya.
"Mommy itu juga seorang Ibu, kan? kok tega bicara begitu!"
Mommy terdiam sambil menatap Troy, lalu berbalik dan berjalan menuju pintu keluar ruang kerja anaknya.
Mommy menghentikan langkahnya, "Pokoknya, nanti malam jam 7, kamu harus datang!" ucapnya tegas lalu kembali melanjutkan langkah kakinya dan keluar dari ruangan Troy.
Hening sejenak, setelah Mommy keluar dari ruangan kerja Troy, lalu Okta mulai berdecak heran. "Gila... Mommy lu... nggak bisa berkata-kata gue..." ucapnya tak percaya saat mendengar ucapan Mommy Troy.
Troy berdecih sambil tersenyum smirk, "keluarga gue emang gila! untung Bintang nggak serumah sama dia!" kesal Troy sambil menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya.
"Sudahlah! ayo fokus kerja!" Troy mendekatkan laptopnya lalu mulai sibuk bekerja, mencoba melupakan Mommy dan kata-kata gilanya barusan.
.
"Han!" panggil Mommy pada asistennya.
"Ya, Nyonya..."
"Cari tahu tentang anak Troy! apa benar dia punya anak dari Rani, atau dia hanya berbohong untuk membuatku kesal!" ucapnya sambil terus berjalan menyusuri koridor kantor.
"Baik, Nyonya."
Mommy berjalan terus dengan wajah kesal, rasanya kepalanya akan meledak karena anaknya begitu sulit di atur.
"Kenapa anak itu selalu tertarik dengan perempuan murahan! dulu Rani lalu Rosalinda! dia bahkan tidak memakai pengaman saat bercinta? dasar anak tidak berguna!!" geramnya.