Tak disangka, Alfano Yudhistira seorang CEO angkuh terkena jebakan musuhnya yang memiliki dendam karena lelaki itu telah menghancurkan bisnisnya dengan memberikan obat yg menyebabkan Alfano bermalam bersama gadis yang tidak ia kenal.
Disisi lain, gadis itu merupakan karyawan swasta yang baru saja dipecat dari perusahan besar yang tak lain adalah perusahaan Alfano karena dikhianati oleh pacar sekaligus partner kerja. Ia bernama Asmara Raniata, gadis desa yg berhasil merantau di ibukota tapi naas, kegadisannya diambil oleh CEO mantan perusahaan tempat dia bekerja.
Apakah dari hubungan semalam itu menumbuhkan benih kehidupan dan membuat ikatan antara kedua manusia tak saling kenal menjadi takdir hidup bersama ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama Seblak
Alfano menuntun Asmara berjalan dari pinggir jalan hingga mulai memasuki perumahan dimana kontrakan Asmara berada. Jaka mengikuti dari belakang dengan membawa 3 bungkus seblak dalam 1 kresek.
"Akhirnya aku jadi kayak pembantu buat mereka, hiks" gumam Jaka sambil melihat Alfano bersikap lembut ketika menuntun Asmara dari belakang.
Ketika berjalan menuju rumahnya, Asmara tidak banyak bicara. Ia hanya memberikan intruksi menuju arah rumahnya seperti kanan kiri ataupun lurus aja. Beberapa saat berjalan, hitung2 olahraga malam, 3 orang itu sudah sampai di sebuah rumah minimalis dimana Asmara tinggal.
Selama Asmara berjalan dituntun oleh Alfano perutnya tidak kram atau terasa kencang lagi.
"Memang bayi bayi ini tau aja kalau ada bapaknya, udah gak berulah lagi" batin Asmara dengan sedikit kesal dengan tingkah si twins dalam kandungannya yg agak rewel setelah tau keberadaan Alfano.
"Ini rumahnya?" tanya Alfano menghentikan langkah kakinya ketika Asmara berhenti berjalan.
"iya" jawab singkat Asmara.
"Mana seblak milikku" ucap Asmara ketus sambil menoleh kebelakang kearah Jaka, ketika itu pegangan Alfano sudah terlepas dari pinggangnya.
"Iya, ini loh. Ibu hamil gak boleh marah marah" sindir Jaka dengan senyum smirk.
Asmara acuh saja dan Alfano hanya diam. Lelaki itu ternyata sedang memikirkan alasan bagaimana ia bisa masuk rumah wanita yg ia cari berbulan bulan ini.
Ketika Jaka sedang mengambilkan bungkus seblak milik Asmara, Alfano terpikirkan untuk menyenggol tangan Jaka hingga bungkus seblak itu jatuh sebelum diterima Asmara. Seperti mendapatkan bantuan dari Tuhan, dibelakang Jaka ada mobil yg akan melintas. Alfano pun beraksi seolah olah, ia akan menyelamatkan Jaka dari tabrakan mobil itu, karena memang posisi Jaka agak ditengah jalan.
"Awas!!! " teriak Alfano sambil memukul tangan Jaka dan langsung memeluk lelaki itu kayak adegan sinetron yg dramatis. Jaka pun refleks melepaskan seblak yg ia pegang untuk Asmara.
"kamu diam aja, ini caranya biar aku bisa masuk ke rumah Asmara" bisik Alfano pada Jaka yg ia peluk.
Jaka menurut saja dan mengerti keadaan. Kemudian kedua lelaki itu terkejut mendengar teriakan Asmara.
"Aaah!!! " giliran Asmara yg teriak karena terkejut seblak miliknya jatuh dan tercecer di aspal. Ciprataannya juga mengenai sedikit kaki wanita itu dalam kondisi kuah yg panas. Untung tidak sampai membuat kakinya melempuh.
"Kamu gapapa?" tanya Alfano langsung khawatir dan berjongkok didepan kaki Asmara dan mengelap kaki wanita itu dengan kaosnya.
Asmara lagi lagi terkejut mendapatkan perilaku yg aneh dari lelaki yg sudah memberikan luka terdalam.
Wanita itu ingin sekali menarik kakinya dari sentuhan Alfano tapi takut jatuh, akhirnya diam saja.
"Jaka, tolong pesankan seblak untuk Asmara sesuai pesanannya tadi" perintah Alfano dengan suara normal dan terdengar sangat maco.
"Baik bos" sahut Jaka dan memberikan kresek berisi 2 seblak miliknya dan Alfano kepada Asmara karena bosnya sedang sibuk membersihkan kaki wanita yg didepannya.
Asmara hanya menerimanya saja. Sungguh dia speechless, gak bisa ngomong apa apa. Masih marah dan sangat benci banget sama lelaki yg berada di depan nya ini, tapi sentuhan Alfano di kakinya entah membuat dia merasa nyaman. Emang ya, ibu hamil itu pingin dimanja dan dielus elus.
Setelah dirasa sudah membersihkan kuah seblak di kaki Asmara, Alfano berdiri dan kedua mata mereka bertemu saling tatap.
"Bolehkan aku masuk dan menunggu seblak milikmu? " tanya Alfano.
Asmara tidak menjawab, ia langsung membalikkan badannya dari hadapan Alfano dan berjalan menuju pintu rumahnya. Wanita itu mengeluarkan kunci rumah dari saku dan membuka pintu rumah dengan mudah.
Alfano masih terdiam di tempat yg sama, melihat Asmara mulai membuka pintu rumah, ia masih ragu apakah wanita itu akan membiarkannya masuk atau tidak, secara belum ada jawaban atas pertanyaan nya tadi.
"kamu mau masuk gak?" seru Asmara yg sudah masuk ke rumah dan melihat Alfano masih diam berdiri dipinggir jalan utama perumahan.
Alfano yg mendengar itu langsung tersenyum sumringah.
"eeeh.. iyaaaa. Aku mau" sahut Alfano sambil berlari kecil untuk memasuki rumah Asmara.
Akhirnya Alfano sudah masuk rumah wanita hamil itu. Lelaki yg memang terlahir sudah kaya raya serta memiliki selera tinggi dalam seni pun tercengang, melihat desain interior rumah Asmara yg sesuai seleranya. Dominan berwarna putih dan furniture berbahan kayu serta berwarna coklat. Matanya kesana kemari melihat keadaan.
Asmara melihat gelagat Alfano seperti memperhatikan isi rumahnya dan tanpa sadar wanita itu tersenyum melihat lelaki yg telah menghamili nya itu yang sedang tersenyum juga karena terkesima melihat rumahnya.
"Seandainya, kita bertemu dan berkenalan secara baik tanpa luka, aku pasti akan sangat bahagia sekarang. Apalagi, kamu memang sudah memiliki tempat keci di hatiku sejak awal kita bertemu, Alfano" batin Asmara yang membuat dia mengingat pertemuan pertamanya dengan Alfano meskipun ia jamin lelaki itu tidak merasakan yg sama pada awal pertemuan itu, ekspresi bahagia berubah jadi sendu lagi.
Ternyata Asmara diam diam memang sudah menyimpan rasa pada mantan bosnya itu sejak pandangan pertama ketika melakukan wawancara kerja. Namun karena perbedaan status di perusahaan dan posisi Asmara saat itu berkencan dengan Arman, maka perasaanya terhadap Alfano diabaikan.
"Ini seblakmu" ucap Asmara ketika menghampiri Alfano dan menyodorkan kresek yg ia bawa.
"Aku makan disini boleh? Seblaknya keburu dingin kalau aku makan di hotel" ujar Alfano mencari alasan.
"Terserah" jawaban acuh Asmara.
Wanita itu tidak menyuruh Alfano untuk duduk di kursi tamu, Alfano pun sebagai pria bisnis mengetahui manner bertamu, jika belum dipersilahkan duduk ya jangan duduk dulu.
Asmara beranjak pergi dari ruang tamu dan menuju dapur. Alfano hanya melihat gerak gerik Asmara dalam berjalan dengan perut yg sudah membuncit.
"Orang hamil itu susah jalan ya. Kasihan" batin Alfano, baru menyadari bahwa orang hamil itu perlu effort lebih meskipun hanya jalan.
Sesaat kemudian, Asmara kembali dari dapur dengan membawa 3 mangkok. Wanita itu ingin tertawa ketika melihat Alfano masih berdiri dengan cupu dan berbeda sekali dengan perawakan bos angkuh yg di kenal banyak orang, apalagi para pegawai perusahaan Batu Bara.
Asmara menahan tawanya agar tetap terlihat cuek.
"Kenapa kamu gak duduk? Kursinya gak cocok ya buat bos kayak kamu? " celetuk Asmara berjalan menuju ruang tamu lagi menghampiri Alfano.
"Cocok kok. Masa ada tamu gak cocok sama kursi tamu di rumah yg dikunjungi. Kamu belum menyuruhku duduk. Aku tidak mau jadi tamu tidak tau diri" sahut Alfano apa adanya.
Asmara pun senyum smirk mendengar omongan Alfano. Sejak kapan, lelaki yg sudah mengambil keperawanannya itu tau aturan dan sopan santun.
"Seandainya, waktu itu kamu tidak melakukan hal yg membuatku menderita karena aku juga tidak mempersilahkan kamu melakukannya, mungkin aku tidak membencimu sampek ingin meninju dan memukulmu sampek babak belur" ucap Asmara sambil mengutarakan isi hatinya.
Alfano menatap Asmara penuh penyesalan yg belum ia rasakan sebelumnya. Mendengarkan kata kata Asmara yg menyindirnya dan melihat ekspresi wanita di depannya yg berubah sendu lagi, membuat hati lelaki itu terasa iba.
"Maafkan aku, jika memang dengan kamu memukulku ataupun meninjuku sampek babak belur bisa bikin aku dimaafkan dan tidak akan menghindar. Silahkan lakukan" ucap Alfano serius dengan penyesalan yg ia rasakan ketika menatap wajah lembut Asmara yang sendu, membuat ia berani melangkah kan kakinya mendekat.
Asmara menjadi gugup ketika langkah kaki Alfano semakin dekat dengannya. Ia berusaha mencari ide untuk tidak berdekatan dengan pria dihadapannya ini.
Asmara langung saja berjalan menuju meja ruang tamu, melewati Alfano yg sudah dekat dengannya dan meletakkan mangkok yg ia pegang. Alfano tersenyum manis ketika Asmara melewatinya dengan raut gugup, ia menyadari bahwa Asmara memiliki rasa yg lain selain membenci dirinya.
"Aku akan mendapatkan maaf darimu, Asmara" batin Alfano percaya diri.
Untuk menghindari rasa gugupnya, Asmara lalu menyuruh Alfano untuk makan seblak duluan agar lelaki itu segera pergi dari rumah yg ia tinggali karena semakin lama dalam 1 ruangan dengan lelaki itu perasaan Asmara jadi campur aduk.
"Makan dulu. Aku berterima kasih kamu sudah mau mengantarkanku pulang" ujar Asmara masih terkesan dingin dan langsung duduk di kursi kosong.
Alfano pun berbalik badan menghadap Asmara yg sudah duduk dengan membawa kresek isi seblak miliknya dan Jaka.
"Terima kasih. Sekarang, bolehkah aku duduk? " tanya Alfano sambil berjalan mendekati Asmara karena kursi tamunya bersebelahan. Wanita hamil itu menjadi gugup lagi, namun dengan sikap cuek dan dinginnya, gugup itu berhasil disembunyikan.
"Terserah. Kamu mau makan sambil berdiri juga boleh" sahut Asmara dengan senyuman smirk dan nada acuh.
Alfano pun memberikan senyuman lega dan berjalan menuju kursi tamu yg kosong lalu meletakkan kresek yg ia bawa di meja tamu.
Asmara melihat Alfano mengambil mangkok kosong di tengah meja dan menuangkan seblak didalamnya, membuat dirinya juga ingin segera menyantap seblak miliknya.
"Gara gara kamu ndorong asistenmu tadi, seblakku jadi jatuh. Coba kalau nggak sekarang aku udah makan dengan nikmat dan tanpa kamu disini" gerutu Asmara kembali kesal mengingat seblak yg ia pesan jatuh ke aspal.
"Iyaa, maaf. Tadi kan karena Jaka mau ditabrak mobil, masa ya aku tega dia ditabrak didepan mataku" sahut Alfano memberikan alasan.
Asmara memutar bola matanya jengah melihat sikap Alfano yg tiba tiba berkata dengan nada lembut begitu, sedangkan Alfano tersenyum melihat perubahan sikap Asmara yg mau berbicara padanya.
Asmara tiba tiba merasa haus dan mengingat ia juga belum menyediakan minuman untuk tamu tak diundang ini, ia beranjak dari duduknya dan menuju dapur. Alfano hanya melihat punggunh Asmara ketika wanita itu berjalan menuju dapur lagi.
Alfano berniat menunggu Jaka untuk makan bersama. Sesuai yg bos batu bara inginkan, tak lama kemudian, Jaka pun mengetuk pintu.
tok, tok, tok
"Itu pasti Jaka! " seru Alfano.
Alfano pun beranjak dari kursinya dan langsung membuka pintu, seperti rumah itu sudah jadi rumahnya.
"Wah, makasih banyak ya Jaka. Kukasih kamu bonus" kata Alfano dengan sumringah. Jaka terheran heran, bosnya sekaligus sahabatnya yg dingin dan hanya karena ia belikan seblak aja bisa sangat berterima kasih padanya.
"Aku tunggu bonusnya" sahut Jaka sambil berjalan masuk rumah Asmara, merasa apa yg dilakukan Alfano adalah acting untuk menarik simpati wanita yg bersama dengan mereka.
"Tenang, aman. Sama bonus yg kemarin ya , ditunggu aja. Mungkin cairnya kalau aku udah dapet maaf dari Asmara" ucap Alfano lirih ketika Jaka berjalan pas didepannya. Jaka pun mendengarnya dan melengos saja.
Asmara kembali lagi dari dapur dengan membawa botol minuman serta gelas plastik. Melihat Jaka sudah datang, mata Asmara berbinar karena melihat seblak yg ia inginkan dibawa oleh lelaki itu.
"Ini, seblakmu" kata Jaka dengan menyodorkan bungkus seblak yg ia bawa.
"Terima kasih, ayo kita makan bareng" sahut Asmara tanpa sadar bersikap baik pada 2 lelaki yg telah menyakitinya.
Jaka dan Alfano saling tatap. Seperti mendapatkan lampu hijau, kedua lelaki itu langsung duduk di kursi tamu dan Jaka langsung membuka bungkus seblak untuk ditaruh di mangkok yg tersedia untuknya. Sama halnya Asmara, ia duduk di kursi tamu yg masih kosong dan menuangkan seblaknya yg masih panas karena baru masak ke mangkok kosong yg tersisa di meja tamu.
3 orang itu langsung menikmati seblak sebagai makanan sebelum tidur.