Apple Vaughn namanya. Gadis cantik, imut dan menjadi bunga kampus di universitasnya.
Satu yang menjadi ciri khas wanita cantik itu. Selalu bergonta ganti pacar dan hanya menerima pria kaya saja untuk menjadi pacarnya.
Bertemu dengan Knox Romanov yang merupakan pria matang tengil yang berasal dari keluarga konglomerat.
Knox yang tahu tentang reputasi buruk Apple bermaksud untuk mempermainkan wanita yang sering mempermainkan pria itu.
Siapa yang akan terjebak dan dijebak? Yuk kepoin ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
AppleKnox (16)
Knox tertawa mendengar ucapan jujur dari Apple.
"Ini tak sesuai konsepku sebenarnya. Kau tahu siapa aku dan tetap ingin bersamaku. Apa yang kau mau dariku? Kepuasan menaklukkanku? Atau tubuhku?" tanya Apple.
"Kau ingin konsep seperti apa? Berpura-pura bahwa kita sepasang kekasih yang saling mencintai?" Knox bertanya balik.
Apple meminum minumannya dan matanya masih memandang ke arah Knox.
Lalu Apple menopang dagunya dengan kedua tangannya dan melihat ke arah Knox dengan senyuman manisnya yang terlalu imut untuk dilewatkan.
"Kau dan aku sama. Kita tak pernah mengenal kata serius dalam berhubungan dan menurutmu apakah hubungan ini akan bertahan lama?" tanya Apple.
"Aku tak tahu? Kau ingin hubungan ini cepat berakhir?" tanya Knox tersenyum miring.
"Tidak, selama kau tak meminta sesuatu yang memberatkanku, kau akan aman dan aku tetap bisa memanfaatkanmu dari segi finansial," jawab Apple.
Knox tertawa kembali.
"Kau pernah menyukai seorang pria, Apple?" tanya Knox.
"Tidak. Bahkan aku tak suka dengan ayahku sendiri," sahut Apple santai.
Knox melihat mata sendu Apple yang hanya terlihat sekilas.
"Tapi kau masih membutuhkan bantuan pria untuk membiayai hidupmu," kata Knox.
Apple menyunggingkan senyumnya.
"Karena hanya itu gunanya mereka," jawab Apple.
"Oh ya? Kau manusia normal dan kau pasti membutuhkan pria untuk hal lainnya," kata Knox.
"Kebutuhan biologis maksudmu? Aku belum membutuhkannya," jawab Apple.
Knox tersenyum smirk.
"Jika aku memberikanmu sebuah mansion, apakah kau akan memberikan bibirmu padaku?" tanya Knox.
"Apakah kau begitu menginginkanku, Knox? Kau bertaruh dengan teman-temanmu untuk bisa mendapatkanku seutuhnya?" ucap Apple dengan santai karena dia sudah terbiasa menghadapi pria mesum seperti Knox apalagi Knox punya reputasi sebagai pemain wanita.
"Bertahanlah denganku maka kau akan mendapatkan apa pun yang kau inginkan," kata Knox.
"Meskipun kau akan berselingkuh nantinya? Begitu maksudmu?" tanya Apple.
"Aku tak pernah berselingkuh. Aku selalu setia. Jika aku bosan maka aku akan memberi kejelasan dengan memutuskannya. Tapi denganmu, aku tak punya keinginan untuk memutuskanmu dalam waktu dekat ini," jawab Knox.
"Kau jatuh cinta padaku pada pandangan pertama, Knox?" tanya Apple.
"Mungkin saja," jawab Knox.
"Mulutmu sangat manis dan aku terbiasa dengan kata-kata manis seperti itu," sahut Apple tersenyum.
Lalu Knox memegang tangan Apple. Knox mengusap lembut telapak tangan Apple yang halus tapi mata mereka saling bertatapan.
Kemudian Knox menggenggam tangan Apple yang tampak mungil di tangannya yang besar.
Knox mengangkat tangan indah dan mencium jarinya satu persatu hingga membuat tengkuk leher Apple meremang.
Apple tak menahan tangannya dan membiarkan Knox melakukan hal itu karena dia ingin menunjukkan pada Knox bahwa dia bukanlah wanita yang begitu mudah terbuai dengan sentuhan dan sikap manisnya.
"Kau sering melakukan ini pada mantan-mantanmu?" tanya Apple.
"Tidak, aku langsung mencium bibir mereka," sahut Knox.
Apple hanya tersenyum menanggapinya.
Knox masih memegang tangan Apple yang putih dan lentik dengan cat kuku berwarna nude yang membuat tangannya terlihat semakin cantik.
"Kau akan memberiku apa setelah menciumi tanganku?" tanya Apple yang membuat Knox tertawa.
"Jadi ini tak gratis?" tanya Knox.
"Tak ada yang gratis dariku," sahut Apple tersenyum.
"Katakan apa yang kau inginkan," tanya Knox lagi.
"Aku ingin pergi ke mansion orang tuamu," jawab Apple.
Knox mengerutkan keningnya.
"Ibumu sangat royal padaku dan aku menyukainya," lanjut Apple.