NovelToon NovelToon
Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: grandpa

Berangkat dari cinta manis di SMA, Daris dan Felicia duduk bersanding di pelaminan.

Perkawinan mereka hanya seumur jagung. Felicia merasa tertipu dengan status sosial Daris. Padahal Daris tidak pernah menipunya.

Dapatkah cinta mengalahkan kasta, sementara berbagai peristiwa menggiring mereka untuk menghapus jejak masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon grandpa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berawal Dari Permainan Berakhir Menyakitkan

"Ada apa lagi?"

Daris menghampiri Hilda yang sedang sibuk meracik es kopyor.

Pagi itu Hilda memintanya datang ke Alun-alun, padahal ia sudah ditunggu Tiara dan Fiona di pelosok.

"Ada urusan apa sampai tidak bisa disampaikan di telepon?"

Hilda menolak memberi tahu lewat ponsel seolah takut disadap.

"Kayak emak-emak mau pergi arisan saja, buru-buru banget," sindir Hilda. "Mau pergi ke mana sih?"

"Pulang kampung ya?" tebak Elsa. "Kangen sama istri?"

"Ya."

Daris berbohong, ia enggan jujur, kejujurannya pasti digoreng mulut ember itu.

Hilda mengambil dua amplop dari laci meja, lalu disodorkan ke Daris.

"Apa ini?" tatap Daris bingung.

"Amplop coklat dari Pak Rendy. Amplop putih dari PKL. Aku ingin kau segera jualan lagi. Aku kira uang ini cukup untuk membangun kedai."

"Apa yang terjadi kemarin adalah ujian untuk hari esok," kata Elsa memberi semangat. "Aku dan teman-teman akan selalu mendukungmu."

Daris terpaksa tersenyum, padahal hatinya tersinggung.

Mereka kira Daris membiarkan kedai terbengkalai karena kekurangan uang, padahal ia ingin orang di balik perusakan itu puas untuk sementara waktu.

Daris merasa tidak perlu menjelaskan kepada mereka, Hilda dan Elsa akan mengacaukan rencananya.

"Aku sangat berterima kasih atas simpati kawan-kawan, juga Rendy," kata Daris. "Anggap saja kedaiku jadi tugu peringatan bagi kalian, bahwa bermulut ember dapat menyebabkan orang di dekat kalian seperti aku."

Daris kecewa mereka tidak mengerti tentang dirinya.

Mereka tidak merasa kalau kehancuran kedai akibat mulut lancip mereka.

"Kembalikanlah uang itu pada Rendy dan teman-teman," ujar Daris. "Aku belum mood untuk berjualan lagi."

"Aku nggak enak sama mereka," sahut Hilda. "Aku minta terimalah."

Hilda menjejalkan amplop ke tangan Daris.

Daris menaruhnya di meja etalase, ia menegur Hilda dengan dingin, "Kau banyak melakukan kesalahan belakangan ini. Kau hanya melihat kerusakan kedaiku, kau tidak melihat kerusakan di hatiku atas perbuatan dirimu."

Hilda pasti mengambil inisiatif untuk mengumpulkan iuran. Ia kira masalah ini dapat diselesaikan dengan uang.

Masalah ini lebih rumit dari sekedar uang.

Daris tidak bisa membangun kedai sebelum masalah ini terang benderang.

Permasalahan akan kembali terulang.

"Aku tidak tahu kerusakan apa yang terjadi di hatimu," ujar Hilda. "Seandainya aku tahu, pasti kuperbaiki."

Hilda jadi demikian menyebalkan di mata Daris.

Hilda tidak merasa bersalah atas apa yang terjadi, padahal dirinyalah yang menimbulkan kekacauan ini.

Hilda memperumit situasi yang sudah pelik.

"Kau bisa memperbaiki kerusakan di hatiku dengan berhenti mengasihani diriku," kata Daris. "Aku tidak apa-apa. Aku senang diriku bangkrut."

"Jangan patah semangat begitu dong, Ris," sahut Elsa. "Kau pernah bilang hidup untuk diperjuangkan, bukan untuk disesali."

"Aku telah beromong kosong."

Daris enggan memberi tahu mereka kalau ia sudah membuka usaha baru di kios Rido.

Daris mempercayakan kepada adik Rido untuk mengelola dengan racikan soto mie darinya.

Alvian sudah membawa bahan pagi tadi, untuk lima puluh porsi. Siang ini sudah habis separuhnya.

"Loly akan buka sampai malam," lapor Alvian lewat gawai. "Perkiraanku sediaan soto mie habis sore ini. Jadi butuh tambahan porsi."

"Jangan habiskan waktu liburan kalian untuk jualan," sahut Daris. "Tutuplah sesuai jadwal."

Loly dan Alvian masih duduk di SMA. Daris kagum mereka bersedia mengisi liburan dengan berjualan.

Namun mereka adalah anak remaja yang butuh bermain bersama anak seusianya.

Mereka belum saatnya memikul tanggung jawab kehidupan.

"Kalian cukup menghabiskan porsi yang telah disiapkan," kata Daris. "Sudah sangat bagus untuk hari pertama."

Loly kelihatan sangat antusias membuka usaha kuliner. Daris beruntung dapat bekerja sama dengannya.

Daris butuh orang tidak dikenal dan tidak ada keterkaitan dengannya untuk menjalankan roda bisnis.

Ia cukup berperan di balik layar karena Felicia pasti mengincar setiap usaha yang dirintisnya.

"Felicia adalah CEO yang berpikir dengan perasaan," kata Daris kepada Rido. "Aku sudah menjelaskan siapa diriku sebenarnya. Ia tidak percaya, kemudian ia menuduhku penipu setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya."

Rido prihatin dengan kisah singkat rumah tangga Daris.

Ia merasa bersalah karena telah berandil besar dalam kehancuran mahligai sahabatnya.

Rido semakin merasa tersudut saat Daris menyalahkan dirinya sendiri.

"Berawal dari permainan berakhir menyakitkan," keluh Rido. "Maafkanlah aku dan teman-teman."

"Sudahlah, aku tidak menyalahkan kalian. Aku hanya merasa hidup ini lucu. Aku sudah berusaha untuk jujur, tapi Felicia menuduhku penipu."

Daris tahu Rido ingin mengangkat martabatnya saat reuni, kemudian dipercaya oleh mereka.

Kemudian kepercayaan itu berbuah petaka saat Felicia mendesaknya untuk menikah.

Daris ingin menghapus catatan hitam itu dengan mengasingkan diri ke pelosok.

"Aku pergi cukup lama," kata Daris kepada ibunya. "Aku ada pekerjaan besar di pelosok, tapi bilanglah sama teman-temanku nanti aku cari kerjaan di kawasan industri."

"Hilda dan Elsa datang barusan, ia menitipkan ini untuk diberikan kepadamu."

Daris mendadak jadi muak melihat amplop yang dipegang ibunya.

Mereka sungguh keras kepala. Bukan mengembalikan uang itu kepada Rendy dan kawan-kawan, malah mencoba mencari jalan supaya uang itu diterimanya.

Mereka seakan menginginkan dirinya terjerumus dalam persoalan berkepanjangan.

"Mestinya Ibu tolak," ujar Daris. "Ibu tahu uang itu untuk apa?"

"Untuk membangun kedai yang dirusak orang-orang tidak bertanggung jawab."

Ibu Daris sudah minta pada mereka untuk menyerahkan sendiri, tapi mereka beralasan sulit bertemu dengan Daris.

Mereka ternyata sudah membohongi dirinya.

Barangkali mereka bingung karena tidak mungkin mengembalikan uang itu kepada pemiliknya.

"Jangan menolak rejeki," nasehat ibunya. 'Hilda dan kawan-kawan bermaksud baik."

"Aku tidak menolak rejeki, aku tahu maksud mereka mulia. Tapi aku tidak berminat untuk membangun kedai itu kembali."

Daris memutuskan untuk menjual kavling di basement Alun-alun, dan membeli lahan di wilayah pinggiran.

Daris sudah menemukan lokasi strategis, namun harganya sangat mahal.

Ia minta bantuan temannya untuk negosiasi dan belum mencapai titik temu.

"Ibu akan sedikit sibuk dalam beberapa hari ke depan," kata Daris. "Ibu harus menyiapkan racikan soto mie seratus porsi. Aku usahakan pulang secepatnya dari pelosok."

"Kau tidak perlu buru-buru kalau urusan pembangunan kedai belum selesai. Tapi kau berani sekali menaikkan sediaan bahan dari lima puluh menjadi seratus porsi."

"Akhir pekan biasanya keluarga makan di luar. Ibu sesuaikan esoknya kalau kebanyakan."

Bahan soto mie bukan barang cepat basi, jadi tidak masalah kalau sisa.

Daris sulit menghalangi ibunya untuk mencari kesibukan dengan berjualan.

Daris sudah menyetujui ibunya untuk menyulap ruang tamu menjadi warung sembako.

"Hati-hati kalau kedatangan kawanku," pesan Daris. "Jangan banyak bercerita tentang usaha kita, sama tetangga juga."

Daris yakin perburuan Felicia belum selesai. Perempuan itu akan berusaha mempersempit ruang gerak usahanya.

Bagaimana membuat dirinya menderita adalah tujuan hidupnya saat ini.

Felicia menjadi sangat kejam sejak mereka melangsungkan perkawinan kilat.

"Aku ingin sakit hatimu terbalaskan," gumam Daris dalam perjalanan ke pelosok. "Kau akan melihatku seolah-olah bangkrut."

1
hj julaeha
daris tertindas banget
hj julaeha
hmm
Wawa Hartini
wah ada masalah nin dengan tidak laku soto nya, apakah ulan Felic
Eri Pentol
up min
hj julaeha
Dari awal sudah menunjukkan konflik menarik.
Wawa Hartini
mau mengingat kenangan masa lalu darks.
Wawa Hartini
darks memang sangka untuk masa mini, karena selalu berfikiran positif.
Wawa Hartini
wah sesuai ekspetasi Darks mau buka usaha di kampung.
Wawa Hartini
mulai deh rump I tanya ujian hati.
Wawa Hartini
soy seram juga cerita Bu dokter.
Wawa Hartini
wah cal on gebétan Saris nih...
Wawa Hartini
ha..ha.ada aja jawaban Darius ke adiknya...
Wawa Hartini
wah hati Felix mulai jahat, apa yang terjadi ya sama Dars..,
Wawa Hartini
Hidup harus pen uh perjuangan seperti Daris...cuy
Wawa Hartini
apa ya yang akan di berikan sama sekre itu?
Wawa Hartini
cinta Felicia karena harta dan harga Dori.
Wawa Hartini
pusing deh Daris dengan dilemma dia saat ini?
hj julaeha
Cerita ini menarik, mendekati realita.
grandpa
Cerita ini mengisahkan insan biasa yang mencoba melakukan hal yang luar biasa, coba disusun dengan gaya tutur ringan dan mudah dipahami.
grandpa
Like dan komen adalah bahan bakar penulis untuk meluncur ke bab berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!