Skandal Mr. Mafia

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kau..." Pekik keduanya yang saat ini saling tunjuk dengan tatapan tak percaya, terutama Nathania.

Revaldo lantas memijit keningnya yang terasa pening. Kini ia menghela nafasnya panjang seraya berusaha untuk menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak semakin cepat sesaat setelah menatap bola mata Nathania.

"Sedang apa kau di sini?" Tanya Valdo setelah berhasil menguasai dirinya.

"Bukan urusanmu," Nia berbalik kembali membelakangi Revaldo, Wanita itu merasa energinya sudah habis jika hanya untuk meladeni ucapan Pria yang sudah membuat hari-harinya buruk itu.

Di perlakukan seperti itu, tentulah membuat Revaldo tak terima hingga memilih untuk bergabung duduk di kursi yang sama Dengan wanita itu. Tadinya kursi yang mereka duduki berbeda letak yang posisinya saling membelakangi.

"Ck. apa lagi? kenapa kau malah pindah ke sini?" Geram Nia dengan memutar bola matanya malas.

Ia merasa telah di kutuk oleh takdir karena harus bertemu dengan pria menyebalkan seperti Revaldo Mahendra.

Sementara itu, Setelah berhasil Duduk di samping Nathania. Revaldo terus menatap ke arah wanita tanpa bergerak sedikit pun, hal itulah yang membuat Nathania merasa semakin tidak nyaman hingga memutuskan untuk pergi.

"Mau kemana Kau?" Tanya Valdo sembari menarik tangan Nathania untuk kembali duduk di sampingnya.

"Lepaskan aku!" Tolak Nia dengan menepis tangan Valdo yang berusaha untuk menghalangi niatnya pegi.

Namun karena kalah Kuat, Akhirnya Wanita itu memilih mengalah karena percuma saja ia melawan karena dari segi tenaga saja ia sudah kalah kuat dengan pria itu.

"Apalagi? Sebenernya apa mau mu, hm?" Gumam Nia dengan nada penuh kekesalan. Kini wanita keturunan Collins itu tengah menatap tajam ke arah Pria keturunan Mahendra yang sejak awal memang sudah menatapnya dengan nyalang.

Hufff

Terdengar helaan panjang dari bibir Valdo hingga membuatmu memalingkan muka, seolah menghindari tatapan tajam yang di arahkan Nathania ke padanya.

"Sedang apa kau di sini?" Tanya Nia yang tidak menyangka akan bertemu Valdo di saat hatinya tengah mencari ketenangan.

Suasana terasa Hening, Valdo bahkan sama sekali tak berniat menjawab pertanyaan Nia. Justru sejak tadi Nia mendengar helaan Nafas panjang yang di lakukan pria itu beberapa kali.

Tak hanya sekali, dua kali pria itu melakukan itu, Bahkan lebih dari lima kali sejak mereka bertatap Muka hari ini. "Jika kau tidak mau menjawab, maka ijinkan aku Pergi dari sini!" Ucap Nathania bermaksud menggertak.

Namun Justru hal itu mulai memancing perhatian Revaldo untuk kembali menatap ke marahnya. "Kau itu berisik sekali sejak tadi, Sebenernya apa makananmu hingga mulutmu yang kecil itu hobby sekali berteriak, memaki, dan yang paling penting adalah, kau terlalu banyak bertanya. ".

Gumam Revaldo sembari melipat keda tangannya di depan dada.

"Apa kau bilang?" Geram Nia sembari mengangkat sebelah tangannya, bersiap untuk menghargai Revaldo Mahendra saat ini.

Namun sayangnya Niatnya tidak terealisasikan karena Nia tidak mau lagi terlibat skandal lagi dengan Pria gila itu.

"Menurutmu, bagaimana jika kau di paksa menikahi seseorang yang tidak kau cintai?" Tanya Valdo secara tiba-tiba.

Mendengar itu, Nathania langsung kembali menoleh ke arah pria yang duduk di sampingnya itu dengan sorot mata tak terbaca. lalu beberapa detik kemudian, ia memberanikan diri untuk bertanya.

"Maksudmu, kau di jodohkan begitu?" Tanya Nia nya dengan penuh kehati-hatian.

Tak ada jawab dari pria itu kecuali anggukan kepala. Revaldo memang sedang mengalami kerumitan dalam hubungan percintaan yang yang selalu berujung tragis. Dari awal selalu mencintai orang yang sama, di beri harapan setinggi langit. lalu di tinggalkan begitu saja.

Tragis memang, hanya saja kali ini beban pikiran Valdo tak hanya itu. Pria itu juga mengalami hal lainnya yang membuatnya sedikit Shock akibat permintaan sang Mommy yang memaksanya menikah dengan wanita pilihan kedua orang tuannya.

"Menurutku menikah itu bukan sebuah permainan, Jangan menurunkan standar hidupmu hanya karena kau kesepian. Tetaplah berjuang mendapatkan sesuatu sesuai seleramu!!" Jawab Nathania dengan bijak, seolah olah ia lebih berpengalaman soal cinta ketimbang Revaldo

Padahal faktanya mereka berdua sama-sama kurang beruntung menyangkut percintaan. Nathania sudah dua kali gagal setiap ingin melangkah ke jenjang pernikahan dengan seorang pria, sementara Valdo, Pria itu dua kali gagal memperjuangkan cintanya pada seorang wanita. yang Mirisnya itu adalah saudara sepupu Sekaligus Ipar dari Nathania.

"Kau benar juga. Lantas, perempuan seperti apa yang harus aku percaya jika perempuan seperti Gladys saja bisa melukaiku?"

Deg

Sontak Nathania langsung menoleh ke arah Valdo saat mendengar Nama kakak iparnya di sebut-sebut.

"Hei, kau tidak boleh mencintai wanita bersuami hanya karena obsesi mu padanya!" Tegurnya akibat rasa tidak sukanya melihat sikap Revaldo yang terus membayangi kehidupan rumah tangga Saudara kembarnya.

"Ck. kai pikir aku mau apa jadi seorang pembinor? Hanya saja saat itu sepupumu itu seolah memberiku harapan. Ia bersikap seolah-olah aku adalah tujuan hidupnya hingga membuatku..... "

"Sut up!!" Nia terpaksa menghentikan ucapan Revaldo agar tidak terus mengoceh di sampingnya.

Dirinya datang ke tempat itu bukan untuk mendengarkan curhatan Revaldo Mahendra. Ia datang ke sana untuk menenangkan dirinya, namun naasnya ia malah bertemu dengan pria yang menjadi sumber traumanya itu di sana.

Huftt

Nia lagi-lagi menarik nafasnya dalam-dalam, lalu ia berusaha untuk menghembuskannya perlahan. wanita itu terus mengulang itu beberapa kali hingga ia mendapatkan ketenangan hatinya lagi.

"Sekarang dengarkan aku! Aku datang ke sini bukan untuk mendengarkan curhatan mu! Aku datang ke sini untuk menenangkan diri karena lusa seharusnya aku akan menikah, tapi nyatanya sampai detik ini, aku belum juga menemukan pria yang bersedia menikah denganku nantinya."

"WHAT??" Saking terkejutnya Revaldo sampai-sampai langsung bangkit dari duduknya.

Pria itu menatap tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Namun itu hanya terjadi sesaat karena beberapa detik kemudian pria itu malah tertawa terbahak-bahak dengan tangan yang menunjuk ke arah Nathania.

"Apa kau bilang tadi? Kau akan menikah, tapi belum ada pria yang bersedia menikah mu. sebenernya di mana letak otakmu itu? bisa-bisanya kau akan menikah tapi belum ada calon pengantinnya? Apa otakmu itu sudah tidak waras? saking putus adanya kau, sampai-sampai kau seperti ini?" Cibir Valdo panjang lebar sembari tertawa puas.

Sedangkan Nia, Tentu saja ia tidak terima ditertawakan seperti itu oleh Valdo. hingga akhirnya ia ikut bangkit, lalu tanpa aba-aba ia melayangkan kakinya menendang kaki Valdo tepat mengenai betis sebelah kanan.

Kejadian tidak terduga itu membuat Revaldo seketika mengaduh kesakitan, dan akhirnya menjatuhkan dirinya kembali ke atas kursi taman yang ia duduki tadi.