World Without End

Para bandit memasuki gua yang cukup jauh dariku. Aku menggunakan ‘Devil’s Steb’ untuk mendekati mereka. Tawa mereka masih terdengar, kali ini bahkan sampai bergema dari dalam gua.

Aku mengikuti mereka dengan cara mengendap-endap, supaya tidak ketahuan oleh mereka.

Tapi...

“Gerrr...” si kucing raksasa itu dia berbalik, dan menatap ke arah tempatku bersembunyi. Lalu...

“Graaaoonggg!!” kucing itu langsung menerjang ke arahku.

Menyadari bahwa ada yang menguntit mereka. Mereka lantas berteriak saling mengingatkan. “Ada penyusup!! Tangkap!! Dan bunuh dia!!”

Saat kucing menerkam aku. Aku mengelak dan langsung melesat ke arahku pemimpin bandit. Dalam hitungan detik. Glasial Sword Of Origin sudah menempel di lehernya. Lalu bos bandit mengatakan. “Jack!! Dasar kucing bodoh! Kamu membiarkan penyusup ini menyakitiku.”

Dan pada saat itulah ada suara dari dalam kepalaku.

Suara pria dan wanita....

“Bunuh dia!!” kata si pria.

“Jangan, Keyz!!” sahut si wanita.

“Kamu marah sama mereka kan? Terutama saat mereka membicarakan anak kecil tadi? Mereka bukan manusia, Keyz... Mereka iblis!!” suara si pria kembali terdengar.

“Tidak Keyz. Apapun alasannya. Membunuh sesama manusia itu tidak baik. Kalau kamu sampai melakukannya, kamu juga akan menjadi iblis seperti mereka!!” sahut sang wanita.

Karena mendengar suara-suara di dalam kepalaku. Aku menjadi tuan pusing sekali lagi.

Melihat aku kesakitan, dan lengah. Si pemimpin bandit langsung mengeluarkan pisau kecil dari sakunya, lalu menusuk mata kananku.

“Aaarrrgggghhh!!!” aku berteriak sekeras-kerasnya sambil memegangi mata kananku yang tertancap pisau.

“Wahaha. Dasar bodoh!! Mati kau!!” dia menendang perutku. “Mati kau!!” sekali lagi dia menendang perutku. Aku muntah darah.

“Bos... Biarkan aku yang membunuhnya!!” teriak salah satu dari mereka, lalu di sahut dengan yang lain. “Aku saja!!” “Aku saja!!” lalu mereka tertawa terbahak bahak.

“Lihat penampilan bocah ini.” Kata sang pemimpin. “Belagak seperti raja iblis saja. Bwahahahaah.!!!”

Dan tawa mereka pun meledak sekali lagi.

Lalu, salah satu dari mereka mengangkat pedangnya yang sebesar tubuhnya di atas kepalaku. Dan...

‘Cras!’ kepalaku di hantam dengan ujung pedang.

Gelap......

Nex

Waktu aku terbangun, kepalaku terasa panas. Waktu aku merabanya, ada bekas luka melintang dari dahi ke mulutku.

Abadi? Jadi, selama ini, waktu aku merasakan pusing dan seperti tertidur, saat itu aku mati? Dan hidup lagi? Aku juga langsung teringat di kasus Golem Galian. Waktu itu, saat tersadar, badanku bergerak sendiri dan.... Dirasuki? Lucifer?

Gabrielle? Lucifer? Mereka ada di dalam tubuhku? Ingatanku kembali ke gua dimana aku meminum air kehidupan. Disana aku tidak sengaja menelan dua bola kristal hitam dan putih.

Benda itu sekarang aku kenal sebagai ‘Core’. Orang-orang dari dunia ini menyebutnya sebagai inti dari makhluk lain selain manusia. Ketika benda seperti itu di pasang ke baju, senjata dan lainnya, kita akan mendapatkan kekuatan dari Core itu.

Aku memiliki dua kekuatan dahsyat dari Gabrielle dan Lucifer? Hahaha. Mustahil!

Sejam kemudian.

Luka di wajahku lambat laun menutup. Hingga akhirnya benar-benar sembuh dan tidak berbekas.

Aku bangun. Dan memeriksa tempat ini. Dan yang pertama kali aku lihat adalah. Monster kucing besar berwarna hitam milik para bandit. Dia tidur dengan nyenyak dengan dengkuran halusnya. Dia tidur di sebelah mayat!!

Mayat para bandit itu!! Mayat mereka terpotong-potong dengan sangat rapi. Seperti terpotong oleh tebasan senjata yang sangat tajam.

Dadaku sesak, aku sama sekali tidak biasa melihat mayat manusia dengan keadaan mengerikan seperti ini!!

Aku menoleh ke segala arah. Mencari-cari apa saja yang masuk akal. Tapi, semua itu semakin membuatku merasa pusing.

Sekarang pandangan mataku tertuju pada sebuah kota kayu.

Di atas sebuah kotak kayu itu,- yang aku yakini sebagai kotak penyimpanan harta milik para bandit-, disana ada dua pedang yang sangat aku kenal. Glasial Sword Of Origin dan Demon Sword Of Glasial tertancap membentuk huruf X.

Darah segar mengalir di bagian tajam kedua pedang itu.

Aku yang membantai para bandit? Tidak.. aku tidak ingat apa-apa... Ini pasti seperti kata-kata Gabrielle. Aku dirasuki oleh Lucifer. Lagi?

Kepalaku berdenyut keras. Sangking hebatnya rasa sakit itu, aku sampai memejamkan mataku erat-erat.

Nex

Saat aku kembali membuka mataku, aku sudah tidak berada di gua para bandit. Aku berada di tempat yang lain. Tempat itu sangat gelap. Hampir-hampir tidak ada cahaya sama sekali.

Di mana ini?

Aku berada di mana?

Tiba-tiba, di depan mataku ada nyala api yang sangat besar, sehingga membuat mataku sakit, terutama sebelah kanan.

Saat aku terbiasa dengan nyala api itu, saat itulah aku bisa melihat sosok manusia yang ada di tengah-tengah kobaran api tersebut. Dia terbelenggu rantai api. Tangannya menyilang, dan juga kakinya. Ada sebuah kertas aneh melayang di depan kobaran api tersebut.

Sosok itu... Aku?

Bukan... Siapa dia?

“Yo..” dia menyapaku. “Keyz, kenapa diam saja... Apa kabar bro?”

Aku tidak bisa berkata-kata. Hanya bisa terpaku pada dia. Kenapa wajah dia. Wajah dia yang mirip dengan wajahku. Hanya saja, rambutnya dia berwarna merah.

“Masih belum puas? Lepaskan segel itu. Dan akan aku beri kamu semua kekuatanku.”

Nex

“Keyz!! Jangan dengarkan dia!!” teriak seorang wanita dari belakangku. Saat aku toleh, ternyata dia adalah Gabrielle. Dia berada di tempat yang sangat terang dan penuh cahaya, di atas sebuah kuil kuno yang semua bangunannya terbuat dari emas. “Jangan!!” Gabrielle, dia menangis? Jangan kamu terima tawarannya. Dia akan menyesatkan kamu seperti sebelumnya!!”

Sebelumnya? Apa maksudmu Gabrielle? Tolong, jelaskan padaku.

“Gabby. Sayangku...” kata Lucifer. “Dia pasti akan mendengarkan aku lagi, sayang.”

“Luxcy. Hentikan semua ini!! Bumi sudah ha.............”

Sampai situ saja penglihatan ku tentang Gabrielle dan Lucifer. Saat itu aku sedang berkedip. Dan ketika aku membuka mataku lagi, aku sudah berada di gua para bandit.

Gabby? Lucxy?

Nex

Dari arah luar gua, cahaya pagi telah datang. Aku mengambil kedua pedang Glasial itu. Satu aku taruh di tempat biasanya. Sedangkan yang satu aku pegang di tangan kanan.

Hahaha.. sekarang aku sudah menjadi pembunuh... Pembunuh.... Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah para penjaga keamanan Sad Town akan mengadili ku?

“Graaw...” suara kucing raksasa itu membuyarkan lamunanku. Kucing itu tidak tampak liar. Dia terlihat sangat jinak... Kenapa dia?

Saat aku mengulurkan tanganku, dia menurunkan kepalanya sehingga aku bisa mengelus wajahnya. “Kucing manis... Siapa namamu?” Tanpa sadar aku mengatakan kata-kata barusan.

“Namaku Jack, tuan Keyz.... Mereka menyebutku dengan sebutan Jack The Catller.”

“Lha.....?” aku freeze selama beberapa detik... “Kamu bisa bicara!!!” teriakku pada akhirnya.

“Tidak tuan... Sepertinya tuan lah yang mengerti bahasa ku.”

“Hahaha... Aku masih bermimpi kan?”

“Tidak tuan... Merak sudah mati. Tuan Keyz yang mengalahkan mereka. Jadi, sekarang tuan Keyz adalah majikan ku.”