sekuel dari SELEPAS TALAK TIGA
Dirga Wijaya, seorang pebisnis sukses.Memiliki keluarga yang bahagia dari pernikahannya yang kedua. hingga sebuah kecelakaan menewaskan istri dan kedua mertuanya.
Hanya sang putri yang selamat, tetapi mengalami trauma yang sangat hebat sehingga memaksa Dirga untuk melakukan hipnoterapi agar putrinya tetap bisa hidup dengan normal.
setelah kecelakaan Dirga yang mengetahui bahwa ternyata Sang Putri berada dalam bahaya akibat incaran dari musuh, terpaksa menyembunyikan putrinya dan membuat sang putri hidup dalam penyamaran.
Tiga tahun kemudian, Dirga bertemu kembali dengan mantan istrinya yang juga sudah menjadi seorang janda. benih-benih Cinta dalam hati Dirga kembali berbunga.
tetapi sayangnya, bunga yang semakin berkembang harus dicabut paksa, saat Dirga mengetahui bahwa sang putri dan putra dari mantan istrinya saling mencintai.
lalu jalan apa yang akan ditempuh Dirga? apakah dia akan dengan egois meraih kembali cintanya, atau mundur demi Putrinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
"Baiklah jika kamu tidak mau bicara. biar aku yang mulai!" Akhirnya Ega tak lagi memaksa Bintang untuk mengatakan permasalahan yang mereka bahas barusan.
"lihat aku!" seru Ega membuat Bintang mengangkat wajahnya. "Aku tanya jawab dengan jujur!" lanjut Ega. Akhirnya Bintang mengangguk karena Ega terus saja menatapnya. "Apa selama ini kau tidak pernah menyukai aku walau sedikit saja?!" tanya Ega tanpa mengalihkan tatapannya dari mata Bintang
Bintang tersentak karena tidak menyangka Ega akan mengeluarkan pertanyaan seperti itu. tapi dia segera bisa menguasai keterkejutannya. "Kak Ega lucu. tentu saja Bintang menyukai kakak, kalau tidak, Bintang tidak akan mau berteman dengan kakak!" jawab Bintang.
" jangan mencoba mengalihkan pembicaraan!" Ega menyentak tangan Bintang. "kamu tahu betul bukan itu yang aku maksud!" Ega terus menyorot tajam ke arah mata Bintang. " kalau kamu tidak mau menjawab dan berbicara dengan jujur maka kita akan tetap disini!" lanjut Ega disertai ancaman. dia tahu Bintang bukan orang yang bisa diancam Tetapi dia benar-benar ingin tahu, apa alasan Bintang menjauhinya.
Bintang menghembuskan nafasnya sambil menatap datar ke arah Ega. dia bukan orang yang bisa diancam. Dia juga bukan anak kecil. tanpa diantarkan pulang pun dia bisa pulang sendiri. tetapi jika dia terus menghindar sampai kapanpun Ega pasti akan tetap mengejarnya sampai dia mendapat jawaban. Jadi mungkin memang lebih baik jika dia mengatakan alasannya sekarang. agar Ega berhenti mengejarnya
" Aku menyukai Kak Ega, jika yang kakak maksud adalah rasa suka antara cewek ke cowok, itu benar aku menyukai Kak Ega dan aku masih menyukai Kak Ega sampai saat ini!" Bintang menghentikan ucapannya melihat lihat senyum di bibir Ega. "tetapi aku tidak bisa melanjutkan Rasa Ini .Aku tidak ingin kita bersama!" Bintang menjawab tegas dengan sorot mata yang tetap menatap ke arah Ega. tanpa sedikitpun dia mengalihkan pandangan.
Ega yang semula tersenyum mendengar jawaban dari Bintang. tetapi kalimat terakhir yang mengatakan bahwa Bintang tidak ingin mereka bersama membuat senyum itu luntur.
meraup oksigen banyak-banyak Ega mencoba menepis kekecewaan yang begitu menghujam.. " berikan aku satu alasan kenapa kamu tidak ingin kita bersama. jika alasan itu masuk akal mungkin aku akan mempertimbangkannya. tapi jika tidak aku akan tetap mengejarmu. sampai ke ujung dunia sekalipun aku tidak akan biarkan kamu lepas dariku walau untuk sejengkal!" tandas Ega.
"Kita masih terlalu muda kak, jalan kita masih panjang. bukankah lebih baik jika kita mengejar cita cita kita lebih dulu?!" ucap Bintang.
"Itu bukan alasan yang aku minta. dan aku tahu itu bukan alasan yang sebenarnya!" Ega mengambil nafas dalam dalam. "katakan atau aku akan melamarmu sekarang juga pada om Dirga!"
"Tidak..!!" mata Bintang melotot mendengar ancaman Ega yang tak masuk akal. "Kak Ega apa apaan sih? kita ini masih sekolah!!"
"Tidak masalah yang penting aku sudah melamarmu. perkara menikah bisa kapan saja. yang penting aku punya jaminan, bahwa kamu hanya akan menjadi milikku!!" demi mendapat jawaban Ega bisa keras kepala.
"Kak Ega sudah gila..!" teriak Bintang
"Ya .., dan itu karenamu!!" Ega pun ikut berteriak.
"Bintang tidak mau menikah dengan kak Ega!!" Bintang berucap tegas.
"Katakan alasannya. kamu menyukaiku, dan aku juga menyukaimu..jadi apa alasannya?!"Ega terus mengejar Bintang
"Karena aku menempatkan kebahagiaan Ayah di atas kebahagiaanku sendiri!" Akhirnya kalimat itu keluar juga.
"hahaha ... Sudah aku katakan berikan aku alasan yang masuk akal. Tapi yang kamu ucapkan barusan malah hanya alasan yang dibuat buat. Memangnya kenapa dengan ayahmu? Aku bahkan yakin 100% bahwa Om Dirga pasti akan merestui hubungan kita!"
"Kak Ega tidak akan tahu!" Bintang merasa kesal karena Ega sungguh keras kepala
"kalau begitu beritahu!" Ega tak kalah gusarnya
"aku hanya ingin Ayah bahagia, aku tidak mau egois!" Bintang tak tahu lagi mau bicara apa. hingga
"Kau berbicara terlalu berbelit belit. aku memang pintar matematika, tapi aku tak sepintar itu mengartikan teka teki mu. kenapa tidak langsung bicara ke intinya saja?!"
Bintang diam. dia semakin frustasi. berulang kali mengambil nafas dan membuangnya. membuat Ega ikut frustasi. dia sungguh tak tega melihat wajah Bintang yang nampak tertekan. Ega turun dari bangku lalu berlutut dihadapan Bintang
"kamu ingin membahagiakan Ayahmu? baik. ayo kita bahagiakan bersama. aku berjanji ayahmu akan jadi ayahku juga!, aku tidak akan membedakan antara Ayahmu dan Mamaku!" Ega menatap lekat wajah Bintang sambil menggenggam tangan gadis itu. tak mau melepaskan meski Bintang mencoba meronta
"Bagaimana jika kebahagiaan Ayah terletak pada dokter Jameela Iskandar, Mamanya kak Ega?!" Bintang bertanya sambil menatap manik mata cowok di depannya. menunggu reaksi yang keluar.
"Apa maksudmu..? kenapa kebahagiaan Ayahmu bisa ada pada Mamaku?" tenggorokan Ega tercekat, seakan mulai bisa mengartikan kata demi kata yang keluar dari mulut Bintang.
"Kak Ega juga seorang laki laki, seharusnya kak Ega bisa mengartikan sikap ayah pada Tante Mila. Ayahku, dia jatuh cinta sama Tante Mila untuk yang kesekian kalinya!" Bintang merasakan genggaman tangan Ega yang perlahan melonggar. hingga kemudian terlepas sama sekali.
"Om Dirga mencintai Mama?!" Ega terhenyak dengan kalimat itu.
"Apa kak Ega keberatan?!" wajah Bintang menjadi sendu. "Aku mohon kak, ayah telah mengorbankan seluruh hidupnya untukku. tolong ijinkan Ayahku bahagia!" pinta Bintang lirih
Ega sama sekali tak lagi bisa mendengar perkataan Bintang. otaknya berputar putar, mengingat kilasan kebersamaan antara dia, Bintang, om Dirga, dan Mamanya. mencoba mengingat setiap pertemuan mereka.
Ya , dia ingat. bagaimana om Dirga memandang Mamanya. pria yang dia tahu pernah menjadi suami Mamanya itu, memang sering sekali terlihat memberi perhatian lebih kepada mamanya. Tak jarang pria paruh baya itu mengantar dan menjemput Mamanya ke rumah sakit. padahal jarak antara perusahaan Om Dirga dan Rumah Sakit tempat mamanya bekerja sangat berlawanan.
sering juga Ega melihat wajah Om Dirga yang seperti memerah malu-malu kucing. Iya benar. raut itu bahkan lebih parah daripada ABG Kasmaran. Jadi apakah itu benar Artinya bahwa Om Dirga Memang mencintai Mamanya?.
Lalu bagaimana dengan Mamanya? Apakah Mamanya juga sama-sama menyimpan perasaan untuk Om Dirga? Apakah itu artinya Mamanya telah melupakan almarhum Papanya? Ega merasa jantungnya ditusuk. Kenapa tiba-tiba ada perasaan tidak rela? Kenapa tiba-tiba Ega merasa hatinya begitu sakit mengingat ayahnya diduakan?
Ega Kembali menoleh ke arah Bintang yang masih menatapnya penuh harap. "Apa kamu rela? apa kamu akan membiarkan begitu saja Ayahmu melupakan ibumu?" Ega menatap lekat mata gadis itu. menanti jawaban apa yang akan keluar dari bibir gadisnya. tapi kenapa sepertinya Bintang sama sekali tidak keberatan jika ayahnya berpaling.
"Kakak salah. ayah tidak pernah melupakan ibuku. Aku selalu mendengar nama ibu disebut dalam doanya. aku juga sering melihat ayah diam-diam menatap foto ibu. Ayah tentu sangat mencintai ibu. tapi hidup ini harus terus berjalan Kak. dan aku akan lebih senang jika melihat ayahku bisa meraih kebahagiaannya di kehidupan mendatang. daripada terpaku pada masa lalu!"
Ega kembali menghempaskan tubuhnya di atas bangku. dia tahu bintang benar. kehidupan memang harus tetap berjalan tetapi..
Ega ingat Mamanya juga tak pernah melupakan Papanya. bahkan Mamanya selalu membanggakan Papanya di setiap cerita. dan selalu menasehatinya agar mengambil sifat dan sikap Papanya sebagai teladan.
lalu jika sekarang ternyata di hati Mamanya kembali tumbuh bibit-bibit Cinta dari masa lalu. Apakah dia harus mencabut bibit-bibit itu? ataukah harus membiarkannya tumbuh dan semakin subur hingga menjadi bunga yang bermekaran.
Lalu bagaimana dengan kisah cintanya? Apakah demi Mamanya dia harus rela melepaskan cintanya? Apakah tidak boleh Jika dia ingin egois sedikit saja.
*
"kalau begitu kita jalani saja apa adanya. biarkan semuanya mengalir seperti air. tetapi untuk saat ini aku minta jangan pernah menghindar dariku. Berikan aku waktu untuk melepaskan rasa ini sedikit demi sedikit. Biarkan kita tetap berhubungan sama seperti dulu. Anggap saja kita ini berteman.atau kalau memang nantinya ayahmu dan mamaku berjodoh. Anggap saja kita sedang berlatih menjadi saudara!"
seperti itulah akhirnya keputusan yang diambil oleh Ega. dia juga tidak tahu harus bagaimana dia tidak ingin kehilangan Bintang sebagai kekasih hati. tetapi dia juga tidak tega jika harus melihat mamanya patah hati.
"Baiklah kak, aku setuju. tapi kakak harus janji untuk belajar menghapus rasa yang pernah ada. menggantinya dengan persaudaraan. kakak kan tampan. kakak juga pintar. banyak sekali cewek yang tergila-gila pada kakak. tidak akan sulit untuk melupakan rasa kita yang bahkan belum seumur jagung!" ucap Bintang mencoba memberi pengertian.
"walaupun sebenarnya itu adalah hal yang sangat sulit bagiku kak. tapi aku akan terlihat baik baik saja di depan kakak!" lanjut Bintang dalam hati.
"Jadi menurutmu aku tampan?" tanya Eka menggoda sambil menaik turunkan alisnya. "mungkin seperti ini lebih baik setidaknya kau akan tetap disampingku daripada kau menghindar dariku biarlah aku akan berpura-pura menganggapmu sebagai adik!" ucap Ega dalam hati.
"kakakku tentu saja tampan. kan adiknya ini juga cantik?!" ucap Bintang berlagak narsis.
keduanya tertawa meski batin mereka berurai air mata.
"Baiklah, kakak akan mengantarmu pulang!" lalu Ega menggandeng tangan Bintang dan membawanya ke tempat dia tadi memarkir sepeda motor besarnya.
"Baiklah.. punya kakak harus bisa dimanfaatkan kan?!" tak ada perlawanan dari Bintang seperti sebelumnya. lalu keduanya melangkah bersama.
"mungkin ini yang terbaik...!"
batin keduanya bersamaan
𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚔𝚊𝚑?