Rindu Tak Bertepi

" Kenapa kamu berubah sekarang, Sa? kamu yang uda mengakhiri ini semua kan! "

" Ada luka yang hebat yang merubah hidup ku,sejak saat itu aku bukanlah orang yang sama. Memang aku yang meminta semua ini di akhiri, tapi coba aja kalau aku ga mengikuti semua kebohongan kamu, mungkin aku ga akan seperti ini ! "

" Jadi kamu menyesali semua apa yang uda terjadi? "

" Ia, aku menyesal." Elsa pun menangis.

" Kamu berharap aku menikahi mu? "

" Ga, aku ga akan pernah berharap kamu menikahi aku. Karena apa? karena aku ga mau masuk ke lubang singa. Yang ada aku tertekan batin masuk kedalam keluarga mu. "

" Elsaaaa? sekarang kamu uda berani melawan aku? "

Tangisan Elsa semakin pecah.

" Maafin aku, Sa. Tapi aku benar mencintai mu, tapi kamu ga mau mempertahankan nya. Kamu tahu, seandainya kamu datang waktu itu ke bandara, aku ga akan melanjutkan kepergian ku ke Amerika. Aku akan kembali sama kamu! "

" Ga sudi aku datang menemui mu. Sekarang pergilah! "

" Aku boleh mengelus perut mu? diakan anak ku juga! "

Elsa terdiam.

" Untuk terkahir kalinya. Kalau pun kamu ga mau lagi melihat aku , aku ikhlas, aku akan pergi dari hidup mu. "

Dante mencoba memegang perutnya. Tapi Elsa langsung menghindar.

" Sekarang mau mu apa? baiklah, sekarang kita menemui orang tua ku, kita akan bicarakan semua nya! "

" Ga perlu, pergilah. Jangan pernah lagi muncul di hadapan ku. Kita akhiri ini semua. Masalah anak ini, aku akan merawatnya. Tanpa seorang ayah, aku juga bisa kok. "

" Baiklah, itu yang kamu mau. Maafin aku ya! "

Perlahan Dante keluar dari kosan itu. Elsa pun menangis. Elsa mencoba kuat, padahal sebenarnya ia tidak mau jauh dari pria itu. Apalagi dalam keadaan seperti ini. Elsa takut menjalani hubungan yang tidak sehat ini. Apalagi papa Dante yang sangat menentang tentang hubungan mereka.

Dante benar - benar pergi, ia tak mau menoleh sedikit pun pada Elsa. Elsa melihat kepergian pria itu, tangisan Elsa pun pecah.

****

Dante dan Anisa sibuk mengurus semua untuk keperluan pernikahan mereka. Sementara Elsa, sibuk mencari rejeki karena akan tiba saatnya Elsa melahirkan. Elsa tidak tahu sama sekali kalau Dante akan menikahi Anisa.

Dalam keadaan hamil, Elsa rela melakukan lembur demi biaya untuk persalinan. Ia tetap semangat bekerja. Ia tidak pernah putus asa.

Ia mencoba melupakan Dante. Sekalipun melupakan pria itu sangatlah sulit baginya. Mencoba ikhlas dengan semua yang telah terjadi.

Pekerjaan nya selesai. Saatnya Elsa kembali pulang.

"Nak, kita pulang ya! " sembari mengelus perutnya.

Elsa mengambil tas nya. Perlahan ia menuruni anak tangga kantor itu. Malam itu hujan turun sangat derasnya. Elsa terpaksa berteduh sesaat di halte bus.

" Sabar ya nak, kita belum bisa pulang. Hujan turun sangat derasnya. "

Ternyata Satria sudah melihat Elsa dari sebrang sana. Satria selalu ada untuk Elsa. Satria pun menghampiri Elsa.

" Elsaaaaaa.....! " teriak Satria.

" Tri? kamu mau kemana? "

" Aku mau jemput kamu. "

" Tapi hujan? "

" Kita naik taxi aja, ayok! ".

Satria dan Elsa pun meninggalkan halte bus itu.

" Kamu tadi dari mana? "

" Ga dari mana - mana. Aku khawatir sama kamu, makanya aku jemput kamu. "

" Astaga, jadi ga enak aku, Tri."

" Ya uda kita pulang ya! "

Satria membawa Elsa kembali ke kosan itu .

" Tri, aku - ? "

" Kenapa, Sa? "

" Ada yang mau aku bicarakan sama kamu! "

" Apa itu! "

" Sampe dikosan aja ya! "

Akhirnya mereka pun tiba di kosan itu. Satria sudah tidak sabar ingin mendengar cerita dari Elsa.

" Sa, tadi kamu mau ngomong apa? "

" Tri, kemarin malam, mas Dante datang kesini! "

" Pak Dante datang ke sini? nemuin kamu? "

" Ia. "

" Trus apa kata dia? berarti pak Dante sekarang ada di Jakarta ya? "

" Ia.

Elsa menceritakan apa yang dikatakan Dante.

" Sa, gimana dengan hati mu? "

Elsa menggelengkan kepalanya.

" Ntah lah. Aku marahin dia, aku kasarin dia. Malah aku bilang aku ga mau tertekan batin masuk dalam keluarga dia. Karena aku tahu diri, Tri ! "

" Kasihan kamu, Sa! "

" Trus, kamu tahu ga?aku bertemu dengan ibu ku. Tapi aku ga bisa sepenuhnya percaya, kalau dia ibu ku. Tapi dengan melihat liontin yang dipakainya, aku seperti punya firasat kalau dia ibu ku. Liontin kita sama. Dan dia juga cerita kalau liontin itu ada 2, dan yang satu nya itu sama putrinya, gitu katanya. Trus yang buat aku semakin penasaran, ada tanda tahi lalat di punggung anaknya. Dan itu ada pada aku. Apakah hanya kebetulan saja, aku ga tahu, Tri. "

" Gitu ya. Hhmm, kamu tenang aja, aku akan bantu menyelidiki kasus ini. Oh ya, gimana kalau dia beneran ibu mu, Sa? "

" Kalau dia beneran ibu ku, sama hal nya dengan mas Dante. Aku ga akan mengganggu kehidupan mereka. Ya paling sekedar tahu aja aku Tri, kalau ibu ku masih sehat. "

" Kamu ga mau minta hak mu? "

" Hak apa? ga Tri, tapi untuk sementara ini, biarlah aku bekerja di kantor itu sampai aku lahiran nanti. Aku tahu, dengan hadir nya aku di tengah mereka, itu akan membuat hidup mereka berantakan, dan aku ga mau melihat mereka seperti itu. Aku akan menjalani hari - hari ku. Kan sekarang aku uda punya teman, anak aku ini! " ucap Elsa sembari mengelus perutnya yang semakin membesar itu.

" Sa, andai kamu tahu, kamu itu adalah wanita perfect. Kalau aku suka sama kamu, pasti kamu ga akan mau menerima aku. Langka banget lho, cewek seperti Elsa di kota ini. Kamu benar - benar wanita idaman. Tidak dendam pada siapa pun. " gumam Satria.

****

Hari pernikahan Dante dan Anisa semakin dekat. Dante sangat sibuk mengurus semuanya. Papa Dante sangat bahagia, akhirnya Dante menikah dengan Anisa, anak dari sahabat kecilnya itu.

" Gimana nak persiapan mu? apakah semua berjalan dengan lancar? "

Dante hanya menganggukkan kepalanya.

" Ga mungkin aku cerita sama papa masalah Elsa. Yang ada papa malah makin benci sama ku, trus mama jatuh sakit lagi. Argghh, andai kalian tahu apa yang sedang aku rasa kan saat ini. Ingin aku berteriak pa - ma, kalau aku ga mencintai Anisa, aku lebih mencintai Elsa, yang sekarang mengandung anak aku. Aku hanya bisa berharap kelak aku dan Elsa dapat bersatu kembali. " gumam Dante.

Farel melihat kalau mas nya itu sedang tidak baik - baik saja.

" Mas, mas Dante kenapa? mas punya masalah? "

" Hufftt...! "

Dante menggelengkan kepalanya.

" Cerita ke aku mas, siapa tahu aku dapat memberikan solusinya. Biasanya kalau kita cerita masalah kita, hati terasa plong. "

" Elsa, Rel! "

" Elsa kenapa? "

Dante mengeluarkan air matanya.

" Mas, kenapa dengan Elsa? "

" Elsa lagi hamil anak aku, Rel! "

" Apaaaa?? mas ga becanda? "

" Ga, aku ga becanda. Tapi tolong jaga rahasia ini, jangan sampai papa dan mama tahu. "

" Mas, kenapa bisa? kenapa bisa terjadi di saat mas mau menikah? "

" Ntahlah, aku pun bingung. Waktu nya begitu singkat. "

Keduanya pun diam sesaat.