NovelToon NovelToon
My Husband Is Mine!

My Husband Is Mine!

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Time Travel / Cinta setelah menikah / Konflik etika
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Devi chan

Jika di kehidupan sebelumnya Rania sangat mencintai suaminya, maka di kehidupan kali ini Rania akan mengabaikan suaminya.


Suami di kehidupan sebelumnya yang di rumor kan menjalin hubungan dengan seorang pria.


Akibat rumor yang terus berkembang tersebut lah Rania harus mengalami kecelakaan hingga meninggal di tempat dan kemudian mengulang kehidupan nya kembali ketiga tahun sebelumnya.


yukk jangan lupa di baca sampe tamat yaaa📍📍📍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Sekecewa Itu

Pagi-pagi sekali Suga sudah terbangun dari tidurnya. Kepalanya kini terasa sangat pening sekali membuatnya kesulitan mengingat apa yang telah terjadi semalam.

"Apa yang telah ku lakukan?" Gumam Suga yang mendapati dirinya tanpa mengenakan sehelai pun di balik selimut nya.

Segera Suga menoleh dimana Rania berada. Masih nampak tertidur pulas dengan bekas kemerahan di area lehernya yang begitu jelas terlihat oleh nya.

"Aku memang sudah gila!" Ucap Suga dengan meremat rambutnya keras-keras.

Setelah nya Suga segera membersihkan diri dan kemudian menikmati sejuknya udara pagi di balkon ruang kerjanya.

"Hahh .. aku memang sudah gila hingga berani sekali balas melempar botol kaca ke arah orang kurang moral itu. Bagaimana jika setelah ini polisi mencariku akibat kegaduhan semalam? Bagaimana nasib Rania setelah nya? Huffh," gumam Suga dengan menyulut sebatang rokok.

Memang dirinya sudah lama sekali berhenti merokok. Hanya saja jika pikiran nya sedang kacau maka rokok lah yang akan menjadi pelarian nya.

"Bagaimana nasib Rania, perusahaan, dan para karyawan ku jika aku di penjara? Orang kurang moral itu kan memiliki banyak sekali koneksi dan mudah saja membuat perusahaan milik ku ikut terkena dampaknya," batin nya dengan sesekali menyesap kopi hitam pekat kesukaan nya.

Rania yang tak lama kemudian terbangun dari tidurnya segera merenggangkan otot-otot di tubuhnya yang terasa pegal-pegal semua.

"Aduhh, rasanya tubuhku seperti terkoyak. Sakitnya sama seperti di kehidupan ku yang dulu. Untungnya Suga tidak melakukan nya dengan kasar," gumam Rania dengan segera mengambil ponselnya.

"Bagaimana, paman?" Tanya Rania dari seberang telepon.

"Aman Nona. Perusahaan nya sudah menghilang dari peredaran bumi. Dan pemiliknya juga sudah menjadi impoten sepenuhnya," jawab Mr. George.

"Kericuhan yang terjadi di club semalam sudah di bereskan juga, paman? Jangan lupa untuk menutup mulut orang-orang yang ada di sana juga, paman. Mohon bantuannya agar tidak terendus oleh media," pinta Rania yang sudah cukup trauma dengan media.

"Sudah saya bereskan semuanya sebelum Nona Rania memintanya. Haruskah kita ikut menjadi investor di perusahaan suami Nona disana?" Tanya Mr George dengan hati-hati.

"Belum saatnya paman. Biar kan suami ku itu mendapat kan kerjasama dari beberapa perusahaan yang tidak terlalu mencolok lebih dulu. Setelah berkembang cukup signifikan baru nanti kita bicarakan ulang," jawab Rania yang kemudian di tutup nya secara sepihak karena suaminya tersebut tengah memasuki kamarnya.

Suga memasuki kamar pribadinya tersebut dengan membawakan segelas susu hangat untuk istrinya tersebut.

Dengan perlahan, Suga lantas meletakkan segelas susu tersebut secara perlahan di atas meja yang terletak di samping kamar tidurnya.

"Apakah tindakan ku semalam membuatmu terluka, Ran? Maafkan aku karena semalam membuat kegaduhan dan banyak merepotkan mu," ucap Suga dengan mendaratkan pantatnya tepat di samping Rania.

Rania cukup tersenyum mendengar permintaan tulus yang terucap dari mulut suaminya tersebut.

"Ini, ini, dan seluruh tubuhku rasanya pegal-pegal dan sakit semua," jawab Rania dengan menunjuk area leher, dada, serta anggota tubuh lain nya yang memang memiliki bekas kemerahan akibat percintaan semalam.

Suga yang melihat hampir seluruh tubuh Rania nampak kemerahan bahkan cenderung berwarna keunguan pun nampak menganga tidak percaya.

"Astaga, pasti rasanya sakit sekali ya?? Biar aku ambilkan air kompres terlebih dahulu," ucap Suga dengan sigap segera berdiri.

"Tidak usah. Aku tidak butuh. Sebaiknya kita segera bersiap saja di pernikahan, Dion. Karena waktunya ini sudah sangat mepet sekali," sergah Rania dengan segera bersiap.

Begitu juga dengan Suga yang nampak mengangguk dan kemudian menuju ke ruang khusus memilih beberapa tuxedo yang cocok untuk di gunakan nya ke dalam acara pernikahan asisten nya tersebut.

"Ayo istriku," ucap Suga begitu melihat Rania telah cantik menggunakan balutan gaun berwarna abu yang kontras dengan aksesori yang di kenakan nya.

"Padahal kamu cantik tanpa menggunakan softlens," ucap Suga begitu mendapati Rania yang mengenakan softlens berwarna kecoklatan.

"Kamu tidak menyukai warna bola mataku. Jadi aku menggunakan softlens dan membuat rambut ku menjadi agak bergelombang," jawab Rania dengan apa adanya mengingat Suga pernah mengatakan nya sewaktu kecil dahulu.

"Maafkan aku .. aku tidak bermaksut mengatakan jika aku tidak menyukai nya. Hanya saja aku membencinya karena wajahmu terlihat sangat cantik dengan mata biru cerah dan bersinar yang membuat siapa pun iri dan tertarik untuk memiliki nya. Sialnya aku tidak menyukai apa yang aku sukai menjadi sorotan banyak mata," jelas Suga yang membuat Rania tertegun sejenak.

Antara percaya dan tidak percaya apa yang telah di dengarnya kali ini.

"Suga ternyata menyukai ku sejak dulu??" Batin Rania. Kali ini Rania seperti tengah mendapatkan pernyataan cinta dari suaminya tersebut yang membuat dada nya tiba-tiba berdebar tak karuan.

"Hah jangan di bahas lagi. Lebih baik kita segera berangkat ke pernikahan Dion saja. Kita kawal pernikahan nya sampai sah!" Ujar Suga kemudian meraih tangan Rania dan menggenggam nya dengan erat.

Disisi lain, Eric yang sudah lebih dulu datang di hotel milik Steve yang tertera di undangan pun terlihat gelisah.

Menelisik hall yang di gunakan untuk acara pernikahan terlihat sederhana namun elegan.

Tak lama kemudian, Steve pun menampak kan batang hidungnya dengan memilih tempat duduk bersebelahan dengan Eric.

"Sepi sekali. Pernikahan siapa sih ini? Tamu undangan nya pun terlihat sangat sedikit. Tidak seperti pernikahan salah satu kolegamu. Dan juga sejauh mata ku memandang, seperti tidak ada tanda-tanda kehadiran adikku disini," omel Eric yang merasa di tipu mentah-mentah oleh sahabat nya itu.

Steve yang mendengar omelan Eric tersebut hanya mampu tersenyum tipis.

"Sial! Kamu hanya membuang-buang waktu ku saja!" Umpat Eric dengan segera berdiri dengan maksut hendak keluar dari ruangan tersebut.

Namun, urung Eric lakukan tatkala melihat seseorang yang mampu membuat hatinya berdebar kencang.

Rasanya dirinya ingin segera berlari mendekap nya, menggandeng tangan nya, dan mengenalkan nya kepada seluruh khalayak jika wanita tersebut adalah miliknya.

"Cantiikk sekalii," celetuk Eric yang membuat Steve melihat arah pandang sohibnya tersebut.

"Haii Steve .. Hai Ric!" Sapa Rania begitu senang melihat dirinya bertemu dengan orang-orang yang di kenalnya.

"Hai Ran!" Balas Eric dengan cepat meraih tangan Rania tanpa memperdulikan lelaki di samping Rania.

Suga yang melihat pemandangan konyol di depan nya tersebut membuat hatinya terbakar api cemburu.

"Lepaskan!" Bentak Suga begitu melihat jemari Rania yang tengah di pegang oleh pria lain yang sangat di kenalnya.

"Kamu gila ya, Eric?! Ku bilang lepas kan tangan mu itu dari jemari istriku!" Ucap Suga yang nadanya berubah menjadi dingin dan lantang yang membuat seluruh hadirin menoleh kearahnya.

"Ah, oh .. hai, Suga? Apa kamu bilang? Istrimu??" Jawab Eric dengan nada tak habis percaya.

"Istriku!" Balas Suga dengan segera menjauhkan istrinya tersebut dari pandangan Eric dengan perasaan tak karuan.

Sedangkan Eric nampak begitu tidak percaya jika istri yang di ceritakan oleh Suga beberapa minggu yang lalu adalah Rania.

"Astaga, sungguh sial! Begitu hati ini berdebar tak karuan, ternyata dia adalah istri teman terdekat ku sendiri," ucap Eric dengan tatapan kecewa.

"Kan sudah ku bilang dari awal jika Rania sudah memiliki suami. Untuk apa kamu terlihat begitu kecewa?," ujar Steve dengan menatap kedua mempelai yang tengah memasuki ruangan.

"Apa karena suaminya adalah teman karib mu sendiri. Jadi sekecewa itu?" Ucap Steve lagi dengan nada meledek.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!