Jodoh Lewat Wasiat

"Benar sekali! Sekalian keliling ranjang tujuh kali" ucap Junior.

Jasmine mendelik menatap pria menyebalkan yang baru saja menjadi suaminya. Belum 24 jam tapi pria ini sudah membuat Jasmine sangat tidak menyukainya.

"Seharusnya aku tidak berbicara saja, oh tuhan dia sangat menyebalkan!" lirih Jasmine.

"Jangan protes! Enggak nurut sama suami dosa" lagi-lagi Junior mengingatkan akan dosa.

Jasmine menghela nafas kasar, dengan terpaksa ia mengikuti semua perintah Junior. Setelah itu ia menaiki ranjang tempat dimana Junior sudah terlelap. Jasmine memperhatikan wajah tampan suaminya, terlihat lelah dan penuh kesedihan.

Ia tahu tidak mudah bagi Junior menerima semua ini, ia harus kehilangan wanita yang ia cintai sejak lama. Lalu tiba-tiba harus menikah dengan adik dari mendiang kekasihnya.

"Enggak usah diliatin terus, meskipun tampan tapi aku enggak akan pernah suka sama kamu" tutur Junior dengan mata terpejam.

"Dih! Siapa juga yang bakal naksir kamu, ogah!" sewot Jasmine lalu merebahkan tubuhnya membelakangi Junior.

"Mengapa ada pria semenyebalkan dan senarsis dia," gumam Jasmine lirih lalu menyelimuti tubuhnya dengan selimut.

"Enggak boleh mengumpat sama suami, dosa" lagi-lagi Junior sok bijak membuat Jasmine menjulurkan lidahnya seolah mengejek Junior.

"Oh tuhan, aku harus hidup selamanya dengan pria narsis ini. Mengapa aku harus menjalani semua cobaan seperti ini," Jasmine terus menggerutu membuat Junior membuka kembali kedua matanya.

"Hey, kau tahu? Menikah denganku itu adalah suatu anugerah yang banyak orang lain inginkan" cerocos Junior penuh percaya diri.

"Mana ada anugerah menikah dengan kulkas dua pintu seperti mu Junjun," sewot Jasmine kesal lalu membalik badan menghadap Junior.

"Junjun? Kau ganti namaku Junjun?", protes Junior.

"Kenapa? Masalah?" tantang Jasmine.

"Hey, serbuk Jasjus jangan seenaknya mengganti nama Junior seperti itu". Junior mendelik menatap wajah istrinya tidak suka.

"Kau sendiri sama seenaknya mengubah namaku" saut Jasmine tidak mau kalah.

Junior menghela nafas panjang, ia merasa tidak ada gunanya terus meladeni wanita ini. Junior lebih memilih untuk kembali membalikkan tubuhnya membelakangi Jasmine lalu memejamkan matanya.

Jasmine pun ikut membalikkan tubuhnya membelakangi Junior, ia mulai memejamkan matanya. Hari ini sangat melelahkan, ia tidak tahu apa yang akan terjadi nanti selama ia menikah dengan pria yang tidak ia cintai.

Malam yang seharusnya dihabiskan dengan malam panas panas penuh gairah, namun tidak bagi mereka berdua yang terjebak dalam pernikahan ini. Keduanya tertidur dengan saling memunggungi satu sama lain.

Di sisi lain Caitlyn sedang marah besar, ia melemparkan semua barang yang ada didepannya. Ia tidak rela, lagi-lagi ia kehilangan Junior. Junior yang sejak dulu ia puja dan ia cintai kini telah menikah dengan wanita lain bahkan setelah kehilangan Paris.

"Wanita itu, setelah mati pun ia tidak rela memberikan Junior kepadaku!" Caitlyn berteriak seraya melemparkan ponselnya mengenai cermin.

"Paris? Kau sengaja mewasiatkan Junior agar ia menikah dengan adikmu. Egois sekali!" tukas Caitlyn kesal.

Ia satu-satunya orang yang bahagia atas kepergian Paris. Karena dengan begitu ia dapat mendapatkan hati Junior dan menjadi Nyonya Smith. Namun impiannya sirna setelah mengetahui apabila pernikahan kembali dilanjutkan dengan Jasmine yang menggantikan Paris sebagai pengantin wanita Junior.

Caitlyn menangis histeris, namun beberapa saat kemudian ia tersenyum licik. Ia berencana akan merebut hati Junior, ia tidak akan membiarkan cinta hadir diantara mereka berdua.

Pagi menyapa dua insan yang sedang setia dalam tidur mereka. Keduanya saling berpelukan seolah melupakan apabila tidak ada cinta diantara mereka. Manik mata Jasmine menerjap ketika merasakan tangan kekar memeluknya.

Ia melihat seorang pria tampan sedang tertidur didepannya, mendekapnya, oh astaga mesranya.

"Tampan" guman Jasmine lirih lalu ia memejamkan matanya kembali seolah ia enggan untuk terbangun.

Namun, beberapa menit kemudian ia tersadar apabila pria tampan didepannya ini adalah pria menyebalkan yang kemarin ia nikahi. Jasmine kembali membuka kedua matanya, tanpa sengaja ia menendang Junior hingga Junior terjatuh.

Bugh!

"Kau gila? Seenaknya menendang ku sampai aku jatuh!" Sewot Junior seraya memegang pinggang nya meringis kesakitan.

Jasmine bergegas turun dari atas ranjang lalu membantu Junior duduk ditepi ranjang. Ia merasa bersalah melihat suaminya meringis kesakitan karena tendangannya.

"Sorry sorry Junjun, aku kaget".

"Kamu ini perempuan atau laki-laki sih? Tenaga mu besar sekali" protes Junior kesal.

"Kau ini laki-laki atau bukan sih? Baru segitu aja udah merengek kesakitan, ck!" Jasmine berdecak membalas ucapan Junior.

"Ah, aku malas berdebat denganmu" gerutu Junior lalu bangkit untuk dudul di tepi ranjang.

"Kau mandi duluan saja, aku masih ada pekerjaan," Jasmine teringat sesuatu, ia belum memberikan contoh desain kepada rekan kerjanya.

Jasmine berjalan mencari tas laptop miliknya yang selalu ia bawa. Ia lalu membuka laptop tersebut dan mulai mengirimkan desain kepada rekan kerjanya. Jari jemarinya sejak tadi menari indah di atas keyboard.

"Aku kira kau bukan wanita yang pekerja keras?"sindir Junior ketika ia mengambil handuk yang berada di dekat Jasmine.

"Kalau tidak bekerja aku punya uang darimana?" Junior masih penasaran dengan adik kesayangan Paris.

"Kedua orangtuamu kan kaya raya."

"Mereka yang kaya bukan aku, dan satu hal lagi meskipun kita sudah menikah kau jangan pernah ikut campur urusanku. Dua hari lagi aku akan kembali ke Indonesia, jangan menghalangi langkahku untuk mengejar karir seperti mereka!" ancam Jasmine lalu menutup laptopnya.

"Siapa juga yang mau kepo urusan kamu, males banget!" Junior melenggang begitu saja masuk ke dalam kamar mandi.

Jasmine mengambil gagang telepon, ia memesan sarapan untuk dirinya dan juga Junior. Setelah itu Jasmine menyiapkan pakaian Junior, tak lama kemudian Junior keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar. Handuk yang melilit di pinggangnya memperlihatkan perut kotak-kotak yang membuat Jasmine menutup matanya.

Tahan Jasmine jangan tergoda, dia pria narsis yang menyebalkan.

Jasmine bergegas masuk ke dalam kamar mandi, melihat Junior dalam keadaan seperti itu membuat jantungnya tidak karuan. Sialan! Ia menyukai tubuh seksi Junior, rasanya ia ingin menyentuh perut kotak-kotak itu.

Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan pintu, ternyata pelayanan hotel membawakan makanan pesanan Jasmine. Junior melihat makanan yang Jasmine pilih ternyata makanan favoritnya semua. Sepertinya gadis itu mengetahui semua ini dari Paris.

"Terimakasih," ucap Junior setelah pelayan itu mengantarkan makanan ia pamit undur diri.

"Junjun, tutup mata dong! Aku lupa bawa baju ganti" ucap Jasmine ketika ia hendak keluar dari kamar mandi. Namun ia melihat Junior duduk santai di sofa.

"Lewat aja, aku enggak akan nafsu sama cewek kerempeng kayak kamu!" tukas Junior lagi-lagi kata-kata pria itu selalu pedas.

Jasmine berjalan keluar dari kamar mandi sambil menghentakkan kakinya. Ia menatap Junior dengan tatapan tajam, cih! Bisa-bisanya ia menikah dengan pria bermulut bon cabe seperti dia.