Ketika kelahirannya membawa petaka.
Ketika dirinya harus kehilangan kedua orang tuanya.
Ketika dirinya harus tinggal di kekaisaran Zhang untuk menutupi identitasnya.
Malam itu, puluhan orang datang menyergap rumahnya. Pertarungan pecah antara ayah dan ibu Lin Hao dengan orang-orang itu. Demi melindungi Lin Hao kecil, mereka rela sampai mengorbankan nyawa.
Lin Hao kecil memilih untuk melarikan diri. Naas dirinya tetap tertangkap. Namun siapa sangka, perkataan salah seorang dari orang yang menangkapnya itu membuat emosi Lin Hao tak terkontrol. Mata Dewanya bereaksi. Guncangan hebat tercipta. Orang-orang yang menangkapnya itu langsung kehilangan nyawa. Saat ini pedang pemberian ibunya juga menimbulkan reaksi dan memanggil sosok makhluk abadi.
Lantas apa yang terjadi dengan Lin Hao? Mampukah dia membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya?
Nantikan kisahnya di Legenda Pedang (Mata Dewa)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 26 ~ Ujian Tahap Ke–3
Jika tahap awal dalam ujian Naga Langit adalah Pemahaman, tahap kedua adalah Kesulitan, maka di tahap ketiga ini adalah Insting.
Pada saat ini para peserta dihadapkan pada sebuah reruntuhan kuno, sangat terbengkalai dengan berbagai seluk dan bangunan rusak. Mereka berjalan di sisi berbeda, mencari sebuah peluang di tempat ini.
Kilatan cahaya sekilas mengenai penglihatan seorang pria bertanduk. Sontak langkahnya terhenti, kedua matanya memicing, menatap benda tersebut. Cahaya tadi sebenarnya berasal dari pantulan cahaya matahari yang menerpa batu kristal roh. Wajah pria itu berseri, tanpa berpikir panjang dia segera melesat dan meraih batu itu.
Persis tiga detik batu kristal roh berada di tangannya, saat itu keberadaan batu itu mendadak menghilang. Pria itu menaikkan sebelah alisnya bingung.
“Apa yang terjadi?” gumamnya.
“Batu kristal roh itu milikku. Serahkan benda itu padaku!” Seseorang tiba-tiba saja menghampiri dan melangsungkan serangannya.
“Apa maksudmu?” Pria itu menyangkal, namun siapa yang akan percaya padanya? Beberapa orang telah melihat dirinya menangkap batu kristal roh, mereka pikir pria ini telah menyimpannya.
Detik itu, pertarungan langsung saja terjadi. Empat orang bekerja sama untuk membunuh pria tadi demi mendapatkan batu kristal roh. Tentu saja kerja sama keempatnya hanya akan berjalan disaat mereka menyerang pria tersebut, setelahnya mungkin mereka juga akan saling membunuh demi satu buah harta.
Lin Hao memperhatikan itu sejenak, dibanding dengan ikut campur, dia memilih untuk mencari peluang yang lain. Dia yakin reruntuhan ini memiliki banyak harta yang tersebar di beberapa titik.
Di bagian sudut lain, Su Yue tengah berseteru dengan raja iblis, mereka memperebutkan batu dewa api. Sebuah batu yang bercorak pola api dengan pancaran api merah begitu ekstrim. Tentu saja Raja Iblis bukan lawan seimbang untuk Su Yue. Gadis itu dibuat terdesak dalam waktu cepat, pagoda andalannya malah dibuat mainan oleh Raja Iblis.
Melihat hal itu, Lin Hao berniat untuk membantunya. Kedatangan Lin Hao sekaligus memberi peluang untuk Su Yue merebut batu tersebut. Dia memang sangat membutuhkan benda itu. Sementara Lin Hao tengah menyibukkan Raja Iblis, gadis itu segera mengambil batu dewa api. Sayangnya batu itu hanya bertahan selama 3 detik sebelum menghilang bak tak pernah ada di tangannya.
“Ada yang salah. Batu itu menghilang, bahkan sebelum aku menggunakannya!”
Perkataan Su Yue langsung menghentikan pertarungan Raja Iblis dan Lin Hao. Keduanya kompak menoleh ke arahnya.
“Apa maksudmu? Jangan mencoba berbohong. Aku tahu kau telah menyimpannya!” Tatapan tajam bak mata pedang yang siap menusuk Su Yue diarahkan oleh Raja Iblis.
Gadis itu merasakan dadanya yang sesak, entah mengapa dia merasa gentar kali ini.
“Be–benar. Batu kristal roh juga demikian menghilang. Aku hanya memegangnya sebentar.” Seorang pria juga ikut menyahut setelah pertarungan beberapa menit lalu menguras banyak tenaganya.
“Mereka berbohong. Mereka hanya ingin menyelamatkan diri dengan mengelabui kita setelah berhasil menyimpan harta-harta itu!” Yang lain masih tidak percaya, menyalahkan Su Yue dan pria tersebut.
“Sudahlah, untuk apa memperdebatkan hal yang sudah jelas. Jelas mereka telah menyembunyikan harta itu. Bunuh saja mereka dan ambil hartanya!”
Detik itu pertarungan kembali berlangsung. Mereka beramai menyerang orang-orang yang sebelumnya sempat mengambil harta temuan di dalam reruntuhan ini.
Lin Hao saat ini tidak lagi mengambil tindakan. Membiarkan pertarungan itu terus berlanjut. Su Yue kali ini benar-benar kewalahan. Menghadapi raja iblis saja sudah tak memiliki peluang menang, bagaimana dengan langsung beberapa orang sekaligus? Sebenarnya Lin Hao tengah memperhatikan reruntuhan ini lebih detail. Dia merasakan ada yang aneh.
“Jebakan!” Intonasi suaranya sedikit dikencangkan. Dia lalu berlari dan menarik tangan Su Yue.
Para peserta tidak mengerti apa maksud Lin Hao, namun ribuan pedang yang muncul secara tiba-tiba, datang dari satu arah dan menyerang mereka. Ini sekaligus memperjelas maksud Lin Hao.
Beberapa orang yang tidak siap langsung mati tertusuk pedang-pedang itu. Tubuh mereka langsung koyak tak terbentuk. Pedang itu bergerak dengan kecepatan tinggi, bahkan beberapa orang yang mencoba lari pun tetap terkena pedang dan mati mengenaskan. Menciptakan tameng pun rasa-rasanya susah, ketajamannya sungguh sangat diluar batas normal.
