Mereka menyebutku misterius, setelah aku bertemu dengan sosok misterius yang berada di hutan misterius.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nico Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SpinOff 04: 5 Hari Yang Indah
Hari pertama di hutan Eldoria terasa sangat panjang dan penuh misteri. Setelah bertemu dengan Arka, seorang anak laki-laki seusiku, hutan ini terasa sedikit lebih menyenangkan dan menenangkan. Selama lima hari berikutnya, Aku dan Arka menjalin persahabatan yang erat, saling berbagi tawa dan petualangan. Namun, kebersamaan ini perlahan akan menuju ke sebuah kegelapan yang tidak terduga.
Ini hanya sebuah cerita dimana Aku dan Arka masih bermain seperti anak kecil pada umumnya. Aku tidak pernah berpikir Arka akan membelot ke sisi gelap.
Hari Pertama:
Pertemuanku yang pertama terjadi di sebuah tempat ajaib yang dipenuhi dengan jamur bercahaya. Cahaya lembut dari jamur-jamur tersebut memberikan kesan magis pada hutan di malam hari.
Aku berjalan hati-hati di antara jamur-jamur besar yang memancarkan cahaya biru. Ia merasa kagum sekaligus sedikit takut. Tiba-tiba, Aku mendengar suara lain dari balik semak-semak.
"Halo, siapa di sana?" Aku memanggil dengan suara gemetar.
Seorang anak laki-laki seusianya muncul dari balik semak-semak. "Aku Arka. Kamu siapa?"
Aku merasa lega. "Aku Kansha. Kamu tinggal di sini?"
Arka tersenyum. "Ya, aku tinggal di hutan ini. Tempat ini sangat indah, bukan? Jamur-jamur ini hanya bercahaya di malam hari."
Aku memandangi sekelilingnya dengan takjub. "Indah sekali! Aku belum pernah melihat yang seperti ini."
Arka mengangguk. "Ada banyak hal ajaib di hutan ini. Ayo, aku tunjukkan lebih banyak lagi."
Hari itu rasanya lebih panjang dari biasanya, entah kenapa Aku merasakan kehadirannya sebagai teman, walaupun berakhir dengan tidak baik.
Hari Kedua:
Pada hari kedua, Arka mengajariku tentang berbagai tanaman dan hewan yang ada di hutan Eldoria. Kami berjalan di antara pohon-pohon besar dan berhenti di setiap tanaman yang menarik perhatian Kansha.
“Lihat ini, Kansha,” kata Arka sambil menunjuk bunga berwarna merah cerah. “Ini adalah bunga Lumina. Jika kamu menghancurkannya, cairannya bisa menghasilkan cahaya yang bisa bertahan selama beberapa jam.”
Aku mengangguk kagum. “Wah, kau benar-benar tahu banyak!”
Arka juga memperkenalkanku pada beberapa hewan yang bersahabat. Kami bertemu dengan Floppy, kelinci berbulu lembut yang langsung menjadi teman dekatku, mirip seperti Peko Floppy sangat aktif. Floppy melompat-lompat dengan riang di sekitar kami, membuatku tertawa gembira.
Hari Ketiga:
Pada hari ketiga, Arka mulai mengajariku beberapa sihir dasar yang bisa berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kami duduk di bawah pohon besar, dan Arka menunjukkan cara mengendalikan api kecil.
“Perhatikan baik-baik, Kansha,” kata Arka sambil mengangkat tangannya. “Fokuskan pikiranmu dan bayangkan api yang kecil dan terkendali, dan rasakan aliran mana di dalam tubuhmu dan pusatkan di tangan.”
Aku meniru gerakan Arka, dan setelah beberapa kali mencoba, ia berhasil menciptakan api kecil di telapak tangannya. “Aku berhasil, Arka! Dan ini panas sekaliiii!!! ” seruku dengan bangga.
Arka tersenyum puas. “Bagus, Kansha! Rasa panas itu akan menghilang jika kamu sudah terbiasa, dengan latihan yang cukup, kamu bisa menguasai banyak sihir di hutan ini.”
Kami menghabiskan waktu berjam-jam mencoba berbagai jurus sihir dasar, mulai dari menggerakkan batu kecil hingga membuat angin sepoi-sepoi. Setiap kali Aku berhasil, Arka memberikan pujian dan semangat.
Hari Keempat:
Hari keempat menjadi hari yang penuh dengan kejutan bagiku. Arka membawaku ke sebuah tempat tersembunyi di dalam hutan, di mana terdapat portal magis yang bisa membawaku kembali ke desa asalku.
“Inilah portal yang bisa membawamu pulang, Kansha,” kata Arka dengan suara serius.
Aku memandang portal itu dengan campuran rasa takut dan penasaran. “Tapi kenapa kamu menunjukkannya padaku, Arka?”
Arka tersenyum misterius. “Karena kamu harus tahu jalan pulang.”
Tapi kenapa Nenek Seruni tidak memberitahuku tentang portal ini, Kupikir Nenek pasti punya alasan dibalik semua itu.
Waktu itu Kami tidak mencoba portal tersebut, tapi hanya mengetahui keberadaannya sudah cukup membuat ku merasa lebih tenang.
Hari Kelima:
Pada hari kelima, Aku dan Arka memutuskan untuk bersenang-senang. Kami bermain petak umpet di antara pohon-pohon besar dan berlomba-lomba menangkap kupu-kupu berwarna-warni. Gelak tawa kami menggema di seluruh hutan, membuat hari itu terasa sangat istimewa.
Arka juga mengajakku untuk mencoba beberapa permainan yang ia ciptakan sendiri. Mereka membuat bola dari daun-daun besar dan bermain lempar tangkap. Floppy, kelinci yang selalu setia menemani, juga ikut bermain dengan riang.
Sore hari itu, kami duduk di tepi danau kecil sambil menikmati pemandangan matahari terbenam. “Aku senang bisa berteman denganmu, Arka,” kataku sambil tersenyum.
Arka memandangku dengan tatapan hangat. “Aku juga, Kansha. Kamu adalah teman yang sangat berharga bagiku.”
Malam harinya, setelah bermain seharian, Aku dan Arka duduk di depan api unggun kecil yang mereka buat. Aku saling berbagi cerita tentang kehidupanku sebelum datang ke Eldoria. Arka, meskipun jarang berbicara tentang dirinya, sesekali tersenyum dan tertawa mendengar cerita-cerita lucu dariku.
“Aku harap kita bisa selalu seperti ini,” kataku dengan mata yang mulai mengantuk.
Arka menatap api unggun dengan tatapan serius. “Kansha, ada banyak hal yang belum kamu ketahui tentang hutan ini. Tapi percayalah, aku akan selalu ada di sini untukmu.”
Aku merasa nyaman mendengar kata-kata Arka. Ia berbaring di rumput dan perlahan-lahan tertidur, dengan Arka duduk di sampingnya, menjaga api tetap menyala.
Selama lima hari itu, Aku dan Arka menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Kami berbagi tawa, petualangan, dan pengetahuan. Arka menjadi sosok yang selalu bisa diandalkan olehku, seseorang yang selalu siap membantu dan melindungiku.
Namun, di balik semua keceriaan itu, ada sesuatu yang tersembunyi di dalam diri Arka, sesuatu yang belum ditunjukkan kepadaku. Hari-hari kebahagiaan ini akan segera berubah, membawaku ke dalam kegelapan yang tak terduga.
Hari berikutnya seperti biasa kami menjalin hubungan dan menjalani aktivitas berdua, Aku mulai rindu dengan Nenek Seruni karena sudah 6 hari tidak bertemu dengannya.
Ketika matahari terbenam dan langit berwarna oranye keemasan, Aku berpikir untuk pulang namun Arka ingin mengajakku ke suatu tempat.
Aku merasa sedikit ragu, namun rasa penasaranku lebih besar daripada itu, akhirnya kami memutuskan untuk pergi.
2 iklan za sayang
semangat...