NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

Rosalyne mengkuncir rambut Kyle dengan banyak. Kepala Kyle sampai terlihat seperti durian berduri tajam. Rosalyne memberi cermin kepada Kyle untuk melihat rambutnya. Rosalyne tertawa dengan renyah saat melihat komuk Kyle.

"Ini kunciran gaya apa?" Tanya Kyle sambil melihat kesisi kanan dan kiri kepalanya.

Perut Rosalyne kaku karena terlalu banyak tertawa. Dia mengusap air matanya. "Itu karena rambutmu pendek" Jawab Rosalyne sambil duduk di sebelah Kyle dan bersandar di lengan kanan Kyle.

"Aku adalah seorang Iblis yang sangat dihormati di aera ini. Namun, mereka yang menyerang manusia, adalah kumpulan Iblis-iblis yang telah dimakan oleh emosi mereka. Mereka marah karena keluarga mereka terbunuh dengan sadis. Mereka mungkin hanya diam apabila Zephyr membunuh secara diam-diam. Tapi, membunuh bangsa kami di depan banyak orang, di tanah kelahiran kami sendiri, itu adalah sebuah penghianaaan besar. Aku tidak bisa mengontrol mereka. Tak lama lagi, semuanya akan berakhir" Jelas Rosalyne.

Disini, Kyle paham sedikit maksud ucapan panjang itu. Intinya, Mereka menyusup ke tubuh manusia untuk membalas dendam atas penghinaan itu.

"Lalu, bagaimana cara meredakan amarah mereka?" Tanya Kyle sambil melihat wajah Rosalyne.

Rosalyne menatap Kyle. "Tidak ada cara lain. Mereka akan tenang setelah matinya Putra Mahkota Zephyr. Kita hanya perlu menunggu waktu hingga saat itu tiba"

Kyle mulai mengerti atas apa yang terjadi pada Zyan Zephyr. Zyan saat ini dalam kondisi kerasukan Iblis. Satu-satunya cara adalah mengeluarkan Iblis itu, sebelum tubuh Zyan terbakar.

"Apa ada cara untuk membebaskan orang dari Iblis yang merasuk ke tubuhnya?" Tanya Kyle.

"Tidak ada cara, selain Iblis itu yang keluar sendiri. Meski dia keluar, jiwa manusia yang tubuhnya mereka tempati tidak akan kembali. Mereka sudah mati bersamaan dengan masuknya ruh Iblis yang merasuk. Jiwa manusia, tidak bisa mentoleransi mana Iblis, meski dia keturunan dari Erundil sekalipun" Jelas Rosalyne.

Rosalyne mulai menguap.

"Ya, ruh Iblis juga akan melenyap bersamaan dengan tubuh manusia yang terbakar. Jadi, disaat kami mendapatkan sesuatu, kami harus merelakan sesuatu yang lain" Ucap Rosalyne sambil tiduran di atas paha Kyle.

Kyle masih memperhatikan wajah Rosalyne. Rosalyne tersenyum dengan lebar dan lembut. "Bukankah, kami adalah makhluk yang indah dan setia?" Tanya Rosalyne sambil menyentuh rahang kiri Kyle.

"Kami bahkan rela mati seperti makhluk yang bodoh hanya demi mendapatkan keadilan untuk bangsa kami. Andai saja kamu sadar dan tidak berada dibawah pengaruhku, Aku sungguh berharap kamu bisa membantu 'Tuan Kami' dalam membebaskan kami" Ucap Rosalyne menepuk pipi kiri Kyle.

Setelah itu, Kyle kembali diusir oleh Rosalyne. Kyle melihat note miliknya. Informasi yang dia dapatkan begitu banyak. Dengan begini, misinya akan cepat terselesaikan.

Sayangnya, sepasang mata ungu memperhatikan Kyle dari kejauhan. Itu adalah mata milik Iblis. Kyle tidak sadar akan keberadaan Iblis itu, yang mungkin saja berniat buruk padanya.

...♧♧♧...

"Haaaah"

Zarel menghela napas. Saat ini, Zarel tak lagi menggunakan pakaian pelayannya. Dia menggunakan suit biru navinya. Rambutnya yang hitam kecokelatan, kini menjadi pirang. Begitu pula warna mata Zarel yang sebelumnya selaras dengan warna rambutnya, kini berwarna abu-abu (silver).

Iblis-iblis yang dia lewati, menundukkan pandangannya. Mereka tak berani mengangkat pandangan saat merasa atmosfer mereka berubah karena kedatangan Zarel dengan mood yang buruk.

Pintu besar yang terbuat dari besi dengan pola pohon dengan akar terbalik, terlihat berat dan kokoh. Pintu itu, memiliki warna seperti emas, terbuka secara otomatis karena sihir.

"Nyonya, saya datang" Ucap Zarel di depan pintu yang terbuka lebar untuknya itu.

Dari pandangan mata Zarel, dia hanya melihat kursi dengan sadaran yang panjangnya tidak kurang dari 1 meter. Di balik kursi itu, ada seseorang yang disebut sebagai 'atasan' oleh Zarel.

"Xavyerol, kamu sudah membawa spam surat itu" Tanya suara wanita. Suara itu, terdengar seperti suara perempuan muda.

"Saya sudah membaca semuanya" Jawab Zarel sambil mengalihkan padangannya.

Penjaga disana, melihat bagaimana tubuh Zarel bersikap. Dia tidak sedikitpun menunjukkan kesopanannya. Kakinya dia buka selebar bahunya dan tangan kirinya yang masuk ke dalam saku celananya. Sedangkan tangan kanannya memainkan permen stick.

"Lalu, apa yang membuatmu kemari?" Tanya wanita itu sambil mengetuk meja kerjanya. Tangan wanita itu, terlihat putih bersih dan memiliki kuku panjang dengan kutek hitam glossy.

"Saya melapor" Ucap Zarel.

"Aku mendengarkannya" Ucap Wanita itu.

Dalam hati, Zarel mendecih. "Dia bahkan, tidak mengizinkanku untuk masuk ke dalam. Ck!"

"Saya beberapa waktu yang lalu menemui Penjaga Ruh dari Negri Zephyr. Rosalyne Imogene. Bukan karena alasan khusus. Ini karena saya penasaran dengan gejolak manusia yang terbakar di sana dengan jumlah yang tak wajah" Jelas Zarel.

"Itu bukan urusanmu, Zavyerol. Lalu, laporan lain?" Wanita itu mengibaskan tangannya dengan pelan.

Kening Zarel berkernyit. "Laporan saya selesai" Jawabnya.

"Kamu menyembunyikan sesuatu. Akhir-akhir ini, kamu sering masuk ke Istana Keputrian Erundil. Emm, Empat... atau 6 bulan...." Sindir wanita itu.

Zarel terkekeh.

"Anda benar. Saya memang berada di Istana Keputrian karena saya bekerja disana" Jawab Zarel tanpa memberi ekspresi apapun meski dia terkekeh.

"Untuk apa kamu bekerja? Bukankah, kamu adalah satu-satunya Bangsawan dari mereka berempat? Kamu punya banyak uang, punya banyak pekerja. Untuk apa kamu bekerja sama dengan manusia seperti itu?" Zarel menelan ludah karena mendengar ucapan panjang itu.

"Saya bosan" Jawab Zarel.

Zarel melipat lengannya di depan dadanya. "Anda tau sendiri. Bekerja di depan meja, hanya menatap kertas itu membosankan. Suara gesekan kertas dengan ujung pena membuat saya mengantung. Saya mencari ce-"

PATSSSHHH! Sesuatu seperti bulu melesat cepat ke arah Zarel.

Pipi kanan Zarel tergores. Itu berdarah. Zarel meringis lebar.

"Aku tidak suka dengan siapapun yang berbohong. Terutama, orang yang membual adalah kau. Intinya, aku sudah menyiapkan tugas baru untukmu. Lusa, surat akan kau terima. Pergilah dari sini" Ucap wanita itu.

Pintu besi itu tertutup. Zarel mengusap pipinya yang berdarah. Luka itu, sembuh dengan cepat.

"Sampai kapan aku jadi boneka?" Batin Zarel sambil melewati Iblis-iblis kalangan bawah.

"Haha" Suara tawa kecil terdengar di belakang Zarel. Zarel menoleh ke belakang.

Sosok wanita berambut hitam dengan warna iris emerald dan pakaian hitamnya yang pres body, mengipas wajahnya dengan pelan. Wanita itu, adalah sosok yang menertawakan Zarel.

"Hu'umm, apa ini~ Tuan Zavyerol terkena teguran? Ah~ Kasihannya~ Sayangku yang manis ini~ Keningmu jadi berkerut" Wanita itu, berdiri dihadapan Zarel dan mendekatkan wajahnya begitu dekat.

Zarel meringis dan mendekatkan balik wajahnya ke arah wajah perempuan itu. "Oh, manisku Eleanore Katherine~ Mulutmu pedas sekali~ Ya, itu membuktikan betapa dewasa dan tuanya dirimu" Sarkas Zarel pada perempuan itu.

Perempuan itu, mengertakkan giginya dengan kesal.

"Kenapa? Apa manisku yang satu ini marah karena usianya yang memang sudah tua?" Sarkas Zarel sekali lagi.

Perempuan itu tidak bergeming.

"Hahaha, iya kan?" Zarel mengusap pipi Eleanore dengan ibu jarinya. "Kamu pasti tidak berbicara karena ucapanku memang benar. Jauh-jauh dariku, sebelum aku membuat wajahmu sesuai dengan usiamu. Sampai jumpa~" Zarel menunjukkan wajah cerianya lalu dia pergi dari sana.

Iblis bernama Eleanore itu, mengepalkan tangannya dengan kesal dan erat. "Zavyerol, tunggu saja. Tak lama lagi, kau akan lengser dari kursimu. Tunggu saja!" Tegasnya.

"Ehem... siapa yang kau kutuk?" Seorang Pria dengan rambut hitam semu navi berdehem di sebela Eleanore.

Mata pria itu, berwarna biru langit. "Hallion?" Sapa Eleanore.

Pria berambut hitam navi itu, tersenyum lebar menunjukkan giginya. "Jangan mengutuk seseorang sembarangan seperti itu. Kau yang memancing Zavyerol terlebih dahulu" Gigi taring pria dengan tubuh setinggi 187 itu, terlihat panjang. Dia terlihat seperti sosok yang ceria dan humoris.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!