NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 25 PERTEMUAN PARA PEMBESAR GOLDEN EAGLE Part. 1

Sementara itu di sebuah kediaman yang cukup besar dan megah, tepatnya di sebuah ruang tertutup yang luas....

Dilihat dari bentuknya, sepertinya ruangan luas itu adalah tempat rapat atau pertemuan khusus. Di dalamnya hanya ada meja panjang yang diitari oleh beberapa kursi. Juga ada lemari cukup besar dan lebar yang terletak di salah satu pojok ruangan.

Ya benar, ruangan itu memang merupakan tempat rapat atau pertemuan khusus para pembesar perusahan atau konglomerat ternama di Jakarta Raya yang bernama PT. Golden Eagle Company.

Malam ini para pembesar perusahaan itu telah berkumpul di ruangan itu. Sudah duduk di kursi masing-masing mengitari meja panjang bercat coklat kayu itu.

Duduk di kursi di ujung meja yang membelakangi lemari pemilik sekaligus Presiden Direktur PT. Golden Eagle Company, Pak Darmawan Wijaya, ayahnya Aurellia.

Lelaki paruh baya namun masih tampak gagah itu juga sekaligus ketua sebuah klan terkenal di Kota Jakarta Raya yang bernama Klan Rajawali Emas.

Di samping kanan sang ketua duduk Pak Hendra Wijaya, Direktur Utama PT. Golden Eagle Hotel, perusahaan induk dari beberapa hotel yang dimiliki Golden Eagle.

Lelaki tua yang tak jauh beda umurnya dengan sang ketua adalah salah seorang kepercayaan sang presdir yang juga ternyata papanya Renatha. Dan tempat yang dijadikan pertemuan khusus ini adalah kediamannya.

Di samping kiri sang ketua duduk Pak Burhan atau Burhanuddin Wijaya, papanya Arabella, Direktur Utama PT. Golden Drink-Food, juga salah seorang kepercayaan sang ketua atau presdir.

Di samping setelah Pak Hendra, duduk papanya Floulla, Pak Candra Wijaya, Direktur Utama PT. Golden Eagle Otomotif, juga salah seorang kepercayaan sang ketua.

Di kursi setelah Pak Burhanuddin, duduk Pak Fatah Wijaya, Direktur Utama PT. Golden Real-Estate. Di samping lelaki tua paling ragil itu juga salah seorang kepercayaan sang ketua dan juga papanya Keysha, Pak Fatah juga adalah Kepala Pasukan Klan Rajawali Emas.

Di samping orang-orang besar itu, juga hadir bos-bos atau CEO-CEO muda sekaligus para ksatria elit Klan Rajawali Emas.

Perlu diketahui bahwa pertemuan khusus yang mereka adakan di kediaman Pak Hendra ini bukan membahas masalah perusahaan.

Melainkan pertemuan itu khusus membicarakan tentang masalah-masalah yang mereka hadapi yang tidak berkaitan dengan perusahaan secara murni.

Setelah mengucapkan kata-kata pembuka, Pak Darmawan menatap 2 orang gadis cantik, yang satu duduk di ujung meja di seberangnya sana, sedangkan yang satunya duduk di depan sebelah kiri gadis tersebut.

Gadis yang duduk di ujung adalah putrinya atau anaknya yang pertama yang bernama Citra Arum, Direktur Utama PT. Golden Eagle Clothing. Sedangkan yang satunya adalah wakilnya. Dia bernama Wulan Anggraini, putri pertama Pak Burhanuddin.

"Citra, Wulan! Bagaimana perkembangan Klan Teratai Kuning saat ini?" tanya sang ketua klan kepada kedua gadis itu. "Sudah sejauh mana kalian memantau ketua klannya?"

"Persaingan bisnis antara kita dengan klan itu sampai saat ini masih dikategorikan aman-aman, masih sehat-sehat saja, Papa," tutur Citra Arum mengungkapkan.

"Sejauh ini mereka belum melakukan kontak fisik dengan kita dalam merebut pasaran."

"Sedangkan kepada pesaing mereka yang lain, mereka cukup berani melakukan aksi kontak fisik. Namun sampai sejauh ini Klan Teratai Kuning cuma berurusan dengan klan-klan bawah tanah atau gembong-gembong mafia."

"Perlu diketahui bahwa Klan Teratai Kuning ini merupakan salah satu pesaing terberat kita," lanjut Citra Arum. "Mereka juga memiliki kekuatan perusahaan yang bisa dikatakan sama dengan kita...."

"Dengan kata lain, Klan Teratai Kuning adalah pesaing kita yang terberat."

"Adapun mengenai orang-orang yang ada di dalam klan tersebut, setelah sekian lama aku dan Wulan memantaunya, ternyata di jajaran elit mereka tidak sedikit pendekar yang berasal dari Negeri Mega Pancaraya."

"Cukup sulit untuk mengetahui siapa Bu Sukma Kumala, Ketua Klan Teratai Kuning, yang sebenarnya," kata Wulan Anggraini menyambung. "Karena wanita itu jarang menampakkan diri di luaran."

"Tapi kuat dugaan kami," lanjut Wulan, "kalau Ketua Klan Teratai Kuning itu juga berasal dari Negeri Mega Pancaraya. Terbukti bahwa Pengawal Utama-nya yang bernama Bu Nirmala kami ketahui juga berasal dari sana."

Pak Darmawan tampak tercenung sejenak memikirkan apa yang dikatakan oleh kedua wanita tersebut.

Memang sudah sejak lama orang-orang Klan Rajawali Emas memantau perkembangan Klan Teratai Kuning. Dan sedikit demi sedikit klan besar itu terungkap tentang siapa orang-orang yang berada di dalamnya.

★☆★☆

Kemudian Pak Darmawan memandang empat lelaki tua, orang-orang kepercayaannya yang duduk tak jauh darinya. Lalu bertanya kepada keempat lelaki itu.

"Bagaimana menurut kalian tentang Ketua Klan Teratai Kuning?"

"Sepertinya wanita itu memang berasal dari Negeri Mega Pancaraya," tutur Pak Hendra berkomentar. "Melihat bahwa orang-orang yang berada di sekitarnya rata-rata berasal dari tempat yang sama dengan kita."

"Aku sependapat dengan apa yang dituturkan Hendra barusan, Kang Mas," kata Pak Burhan seolah menyambung. "Oleh karena itu, kita harus lebih waspada lagi dengan kompetitor berat kita itu...."

"Bisa jadi di kemudian hari," lanjut lelaki tua itu, "mereka bukan hanya pesaing kita dalam bisnis, tapi juga pesaing antar-klan."

"Benar, Kan Mas," kata Pak Candra mengimbuh, "Mengingat bahwa orang-orang yang berada di kubu Klan Teratai Kuning itu adalah rata-rata orang-orang Mega Pancaraya, bisa jadi klan itu akan menggoyahkan kekuatan kita juga. Aku harap Kang Mas tidak meremehkan kekuatan mereka."

Pak Darmawan beralih menatap Pak Fatah, karena ayahnya Keysha itu tidak lantas ikut berkomentar.

"Bagaimana menurutmu tentang Ketua Klan Teratai Kuning itu, Fatah?" tanya Pak Hermawan.

"Aku malah menduga kalau Bu Sukma itu adalah terhitung orang besar di Negeri Mega Pancaraya," kata Pak Brata berkomentar.

"Bisa jadi dia itu seorang bangsawan yang dihormati di sana," lanjut lelaki tambun itu. "Dan orang-orang yang bersamanya saat ini merupakan prajurit dia di sana."

Pak Darmawan terdiam sejenak memikirkan ucapan Pak Fatah barusan serta semua ucapan orang-orang kepercayaannya, para pembesar Klan Rajawali Emas.

Memang bisa jadi Ketua Klan Teratai Kuning itu bukan hanya orang Mega Pancaraya semata, melainkan sekaligus seorang bangsawan seperti yang diduga Pak Fatah.

Atau bisa jadi Bu Sukma Kumala itu mempunyai kedudukan sewaktu di Mega Pancaraya. Terbukti dengan banyaknya pendekar sakti dari Mega Pancaraya yang mengitarinya.

Memikirkan hal itu, Pak Darmawan mau tidak mau harus waspada terhadap sang ketua dan orang-orang yang mengitarinya.

Karena tidak ada yang bisa menjamin kalau klannya tidak bersinggungan secara fisik dengan klan tersebut.

Kemudian dia memandang dua orang pemuda tampan yang duduk berderet di depan sebelah kanan Citra Arum. Lalu dia berkata kepada keduanya.

"Cakrayuda, Argapati, apa hasil kunjungan kalian di Lembah Halimun Jenar? Apa berita terkini yang diberitahukan oleh Danareksa mengenai situasi Mega Pancaraya?"

Lembah Halimun Jenar merupakan tempat di mana Pak Darmawan dan orang-orangnya bermarkas sewaktu masih tinggal di Negeri Mega Pancaraya.

Ketika Pak Darmawan sudah pindah dan mendapat tempat di Mega Buanaraya (negeri modern) ini, maka markas Lembah Halimun Jenar dipercayakan kepada Danareksa Sindurama untuk menjaganya.

Sebagian orang-orang Pak Darmawan ikut bersamanya di Mega Buanaraya ini, termasuk empat orang kepercayaannya, hingga berhasil membangun markas. Sebagiannya tetap tinggal bersama Danareksa Sindurama.

Tapi sewaktu-waktu para ksatria elit yang bermarkas di Lembah Halimun Jenar dapat dipanggil ke Negeri Mega Buanaraya ini untuk membantu kepentingan Klan Rajawali Emas.

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!