Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

Alisa berusaha menetralkan ekspresi dan raut wajahnya, dia ingin menghilangkan rona di pipinya, tapi sialnya dia tak bisa. Apalagi bayangan saat Jimmy mencium nya tadi terus terngiang dalam ingatan nya, bibir hangat nya benar-benar membuat kewarasan Alisa hilang untuk sejenak.

Setelah cukup lama, akhirnya dia keluar dari toilet dan kembali ke kantin. Disana, teman-teman nya sudah menunggu. 

"Lama bener, ngantri ya di toilet?" Tanya Denis.

"Iya dong, ngantri seperti biasa." Jawab Alisa setenang mungkin. 

"Eehh tunggu-tunggu, ada yang aneh sama Lo deh, Lis." Ucap Harry, membuat Alisa mengernyitkan dahi nya.

"Aneh apaan sih?"

"Bibir Lo bengkak anjir, kenapa? Di entup tawon apa?" Ucapan Harry membuat Alisa mematung, apa iya ciuman tadi membuat bibir nya bengkak? 

"Iya, gue ketemu tawon. Tawon nya gede banget deh." Jawab Alisa sambil duduk di samping Eva.

"Gak rela gue tuh bibir di entup tawon, Lis."

"Dahlah diem, lagian udah juga. Gue laper pengen makan." Alisa menggeser mangkok berisi mie ayam bakso miliknya dan memakan nya dengan lahap. 

"Kayaknya itu tawon ningkatin nafssu makan nya si Lisa dah, itu mie ayam semangkok habis cuma beberapa detik doang." Celetuk Denis sambil terkekeh.

"Di bilangin laper gak percayaan Lo, perut gue dah demo dari tadi." Jawab Alisa.

'Gara-gara si Jimmy gue makan kayak orang kesurupan.' Batin Alisa disela makan nya. 

"Lagian Lo di toilet lama bener, gue kira Lu kecemplung di closet."

"Diem, jangan mancing-mancing emosi. Gue masih dateng bulan ya ini," ucap Alisa menatap Harry dengan tajam, membuat pria itu terkekeh, dan kembali fokus pada makanan nya.

"Semangkok jadi berapa suap, beb?" Tanya Eva dengan senyuman aneh nya.

"Gue gak ngitung, lagian guna nya buat apa ngitung suapan." Ketus Alisa, sambil memutar matanya jengah. Teman-teman nya ini memang gemar menggoda nya, apalagi kalau sudah bertengkar dengan Jimmy. Pasti mereka akan rusuh yang membuat Alisa kesal setengah mati. 

Jimmy senyam-senyum sendiri di meja nya, dan itu semua tak luput dari pengamatan mata elang seorang Farhan. Dia menangkap gelagat aneh dari sepupu nya sejak tadi keluar dari toilet untuk bertemu istrinya.

"Kenapa sih Lo, Jim? Gila apa ya? Dari tadi senyam-senyum aja. Keknya kesurupan setan toilet."

"Sesayang itu Lo sama gue ya? Sampe merhatiin gue." Jawab Jimmy membuat Farhan mendengus.

"Dihh, najiss." 

"Ya terus? Kok Lo perhatian banget sama gue?"

"Bukan perhatian, gua cuma nanya bangsaat." Ketus Farhan sambil memukul punggung Jimmy, membuat pria itu terkekeh. 

"Lo gak tau apa yang gue lakuin sama Alisa di toilet kan?"

"Ya kagak lah, emang nya gue minat gitu buat ngintip Lo? Enak aja, nanti gue bintitan." Jawab Farhan sambil menyedekapkan tangan nya di dada.

"Kali aja Lo kepo." 

"Gak peduli gua, lain kali gak usah ketemuan di toilet. Masih banyak tempat tersembunyi di sekolah, selain toilet." Ketus Farhan, pasalnya tadi dia mendapat banyak tatapan aneh dari siswa yang hilir mudik melewati toilet. Apalagi itu adalah toilet perempuan. 

Beberapa kali dia merutuk bahkan mengumpati sepupu nya itu, kenapa harus dia yang di suruh menjaga di luar toilet? Kenapa bukan yang lain, sialan sekali bukan? Wajah ganteng nya tercemar seketika, hanya karena berdiri di depan toilet perempuan.

"Emang nya napa? Suka-suka gue dong mau ketemuan dimana." 

"Serah Lo, yang penting jangan nyusahin gua." Jawab Farhan sinis.

"Jadi, Lo mau gua botakin atau gua tendang dari sini ke lapangan?"

"Iya iya, bos Jimmy bucin." Pasrah Farhan, bukan sekali dua kali Jimmy mengancam nya, dan ancaman itu benar-benar dia lakukan.

Jimmy menyuruh nya menindik telinga nya, tapi Farhan yang merasa ragu memilih tak menghiraukan ucapan sepupu nya dan ya akhirnya pria itu menindik telinga nya dengan jarum. 

Ya, semenakutkan itu Jimmy jika sudah bermain dengan perintah. Dia seringkali bertindak seperti psikopat kejam. Tapi jika mode ramah ya seperti ini, meski dengan bumbu-bumbu ancaman yang membuat lawan bicaranya tak berkutik. 

"Gue? Bucin? Kagak, biasa aja tuh."

"Gak usah nyangkal Lo, sejak waktu itu wajah Lo berbinar, apalagi kalo ketemu sama tuh cewek." Farhan sengaja tak menyebutkan nama Alisa, karena dia melihat Ayuna and the geng masuk ke kelas.

"Serah gue lah."

"Ya serah Lo aja, kalo bucin gak usah ngajak-ngajak apalagi ngerepotin gue. Gue gak suka di repotin sebenernya." Jawab Farhan membuat Jimmy hanya memutar matanya. 

"Hai Jim.." sapa Ayuna, seakan tiada kapoknya untuk mendekati Jimmy.

"Hai ulet." Bukan Jimmy yang menjawab, tapi Farhan. 

"Gue gak nyapa Lo ya,"

"Dari pada di kacangin, harusnya Lo berterimakasih sama gue!" 

"Najiss tau gak!"

"Sama, gue juga najiss liat Lo deket-deket sepupu gue." Ujar Farhan membuat Ayuna kesal. 

"Dahlah, gak usah ribut di depan gue, berisik. Lagian cewek kek dia gak usah di layanin." Ucap Jimmy dengan wajah datar nya. 

"Jimmy, nanti anterin gue pulang ya?"

"Ogah, bensin mahal sekarang." Jawab Jimmy sambil memperhatikan jam di tangan nya. Dia masih menunggu, kenapa Alisa belum juga masuk ke kelas.

"Full tank deh, ya?"

"Der, sini." Panggil Jimmy pada salah satu anggota geng kelelawar yang sekelas dengan nya. Pria yang di panggil itu langsung mendekat ke arah Jimmy.

"Iya bos," 

"Anterin nih cewek balik, katanya mau ngisi bensin Lo full tank." Ucap Jimmy, membuat Ayuna melotot. 

"Jimmy, ish."

"Lo sama Dery aja, gue gak minat nganter." Jawab Jimmy, dia merogoh ponsel dan mengotak-atik ponsel nya. 

"Mending gak jadi aja lah dari pada balik sama si Dery." 

"Lagian siapa yang mau nganter Lo, kalau aja bukan bos Jimmy yang nyuruh, gue juga udah nolak kali. Kepedean amat, muka pas-pasan juga." Cibir Dery pada Ayuna yang membuat gadis itu pergi dengan kesal, kaki nya di hentak-hentakan ke lantai.

Tak lama kemudian, Alisa masuk ke kelas bersama Eva dan dua teman laki-laki nya yang berjalan di belakang mereka. Hatinya terasa panas, apa ini yang disebut cemburu? Tidak mungkin, ini terjadi hanya karena dia tak suka melihat istrinya dekat-dekat dengan laki-laki lain. 

Lah itu cemburu kan ya? Bener gak sih?

Alisa duduk di kursi nya dengan tangan yang sibuk mencomot kacang dari plastik yang di pegang Eva.

"Eehh btw, makin lama gue liat Jimmy deketin Lo terus deh." 

"Apa iya? Gak usah bikin opini sendiri, dia kan gak akur sama gue, Va." Jawab Alisa kalem.

"Buktinya aja, dia minjemin jaket punya dia buat nutup bekas tembus di rok Lo, terus tadi dia ngasih tugas nya ke Lo, apa itu kalo bukan perhatian?" 

"Gue gak tahu sih, Va. Tapi semoga aja ini awal yang baik buat hubungan kita berdua." Jawab Alisa, sedangkan Eva hanya manggut-manggut. Dia sendiri sudah tahu kalau sebenarnya Alisa dan Jimmy itu sudah menikah karena perjodohan. 

.......

🌻🌻🌻🌻🌻