NovelToon NovelToon
Memeluk Cinta

Memeluk Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Genta Senja

Alena harus melunasi hutang kakaknya dan juga membayar tebusan kakaknya yang dipenjara akibat fitnah. Akhirnya Alena meminjam uang pada bosnya, Bima si CEO. Ia diberi pinjaman dengan syarat nikah kontrak dan berikan keturunan laki-laki.

Celakanya Alena tidak tahu kalau Bima sudah menikah sebelumnya dan hanya membutuhkan anak darinya saja. Begitu anak lahir, Alena dipisahkan dari anaknya. Perawatan yang tidak maksimal membuat anaknya meninggal dunia.

Melihat keterpurukan Alena dan dendam membara membuat Bima membongkar bahwa semua hanya skenario keluarganya. Ia terpaksa mengikuti dan tidak pernah bermaksud menjebak Alena sebab ia benar2 mencintainya.

Akankah Alena memaafkan semua kesalahan Bima saat akhirnya laki-laki itu menceritakan semua fakta yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Genta Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 Makan Siang Menegangkan

Bima berjalan memasuki sebuah restoran elite sekaligus terbesar di sini. Siang ini ia membuat janji dengan Sendy untuk makan siang berdua.

Di ruang VVIP tertutup, Sendy sudah menunggunya. Mulai dari tempat hingga menu, Sendy yang mengatur semuanya. Bima tinggal datang saja.

"Kamu terlambat lima belas menit, Mas," gerutu Sendy begitu melihat suaminya datang. Bima hanya cuek dan langsung mengambil tempat duduk di depan Sendy.

Dilihatnya beberapa menu tersaji di atas meja. Melihat ada udang, ia menatap sebal pada Sendy. "Kamu tahu...aku alergi udang. Kenapa pesan?"

"Buat aku, Mas. Santai saja."

Dari yang semula kesal, ia menjadi heran. "Sejak kapan kamu suka udang?"

"Sejak mengenal Alena. Gadis itu sangat suka seafood. Aku harus bisa enjoy dengan menu seafood biar bisa dekat dengan dia." Sendy meraih segelas air putih. Diteguknya beberapa kali.

"Bagaimana semalam? Pasti dia takluk, bukan?"

Bima mendengus kesal begitu diingatkan kejadian semalam. "Cewek culun itu ternyata bukan perkara mudah."

Sendy tertawa. Ia sedikit banyak mengenal bagaimana karakter Alena. Kegagalan Bima bukan hal yang mengherankan. Justru kalau Bima berhasil, baru mengejutkan.

"Alena memang bukan perempuan sembarangan, Mas. Kamu harus lebih ekstra untuk bisa mendapatkan dia."

Bima memilih menyantap makan siang miliknya. Ia benar-benar kesal dengan sikap Alena semalam.

Ide mengajak minum Alena sebenarnya bukan ide darinya. Itu ide dari Sendy. Istrinya itu mengatakan kalau dia harus berani mengajak Alena melakukan banyak kegilaan. Biar dia tahu kalau sekarang ia hidup di bawah prinsipnya. Ia hanya budak.

Beberapa menit suasana cukup hening. Sendy membiarkan Bima menikmati makan siang miliknya. Ia sangat paham, suaminya itu pasti belum sempat sarapan. Alena jelas masih syok. Mana mungkin ia menyiapkan sarapan.

"Kamu masih ingat perjanjian kita kan, Mas? Begitu Alena hamil...kamu harus siap umumkan ke media, kalau aku juga hamil. Kita harus buat semuanya terlihat seolah aku yang melahirkan keturunan kamu."

Bima menuangkan wine ke gelas miliknya. Menggoyang sejenak sebelum meminumnya sedikit. Getir wine di lidah membuatnya sedikit mengernyit.

"Aku harap...kamu selesaikan secepatnya."

"Selama ini yang memperlambat kamu...selalu saja kamu berhasil membuat mereka menyerah duluan. Ingat, Sendy. Alena bukan perempuan pertama."

"Aku tahu...aku minta maaf soal itu. Jujur aku terpaksa, Mas. Mereka semua bertopeng busuk. Penipu. Amelia ternyata wanita malam, Siska ternyata mandul, Rebeka ternyata mata duitan. Nggak beres. Kali ini pastikan perempuan yang satu ini bersih."

Bima tampak tenang. Kali ini yang turun tangan memilih perempuan itu adalah neneknya sendi. Sebelumnya yang turun tangan Sendy sendiri. Dia sangat kesal, sebab pilihan Sendy tidak ada yang beres. Ditambah lagi, Sendy pula yang merusak rencana mereka selama ini.

Sendy mengeluarkan satu botol kecil dari dalam tasnya. Digesernya ke dekat Bima. "Pakai cara ini, dia pasti bertekuk lutut."

"Apa ini?"

"Alternatif termudah hanya cukup taklukkan Alena dengan membangkitkan ga*rah terpendamnya. Aku yakin, dia pasti li*r di atas ranjang."

Tanpa perlu memeriksa botol itu, cukup dari penjelasan Sendy, ia sudah tahu kalau obat yang baru saja disodorkan padanya adalah obat pe*angsa*g.

Bima tertawa sinis. Ia tak habis pikir, sejak Sendy kehilangan rahimnya, perempuan itu seolah berubah dari hati malaikat menjadi perempuan iblis tak punya hati. Ia sangat keji dan terlalu ambisius untuk memiliki anak.

"Aku tahu, kamu pasti tidak setuju. Silakan gunakan cara yang lain. Aku berani jamin, Mas. Butuh waktu yang sangat lama untuk menaklukkan gadis lugu itu."

Bima meletakkan serbet makan yang ia gunakan untuk menutupi baju putihnha di atas meja. "Aku sudah selesai, kita bertemu lain waktu. Jam istirahat kantor sebentar lagi juga sudah habis. Aku duluan."

Bima bergegas meninggalkan Sendy tanpa sedikitpun menyentuh obat yang diberikan istrinya itu.

Melihat tingkah Bima, perempuan itu hanya tertawa sinis. "Mas...Mas...Kita lihat saja, siapa yang memegang kendali, aku atau kamu."

Sendy meraih ponselnya. Mengetik beberapa pesan kepada seseorang. Begitu pesan terkirim, ia letakkan HP di atas meja. Diliriknya arloji di tangan.

"Sebentar lagi...pertunjukan akan segera dimulai," gumam Sendy dengan senyum licik.

Beberapa saat kemudian, Bima muncul kembali dengan raut muka merah padam menahan amarah.

"Mau kamu apa Sendy! Berani kamu ancam saya!" bentak Bima lantang.

"Aku hanya mengatakan sesuai faktanya saja, Mas. Kamu mau ambil resiko atau lebih baik turuti saja apa mauku."

"Sialan kamu, Sen!"

"Ambil obatnya...maka aku anggap pesan tadi tidak ada. Bagaimana?"

Beberapa saat sebelum Bima muncul kembali, ia masih berdiri di samping mobil ketika notifikasi pesan masuk berbunyi.

From: Sendy

To: Bima

Bertindak semaumu atau aku ceritakan pada Oma kalau kamu ingkar dengan perjanjian kita. Bagaimana?

Pesan itulah yang membuat Bima ngamuk dan dongkol setengah mati. Menggerakkan kakinya kembali ke restoran untuk melabrak Sendy.

Perempuan didepannya sekarang sudah bukan Sendy yang dulu. Ia sudah menjelma jadi sosok lain yang tidak pernah Bima duga.

Keduanya membangun rumah tangga sebagai pasutri dari hasil perjodohan orang tua meraka.

Pernikahan yang memang tidak didasari cinta, lebih pada pengembangan karir, membuat keduanya kerap kali tidak akur. Apalagi semenjak Sendy keguguran dan kehilangan rahimnya.

Obsesi memiliki anak dengan cara kotor membutakan mata hatinya. Ia sama sekali tidak mengenal sosok Sendy yang sekarang.

Bima sangat ingin menjaga kondisi kesehatan neneknya yang memiliki gangguan jantung. Berita buruk apapun terkait dirinya, pasti akan membuat neneknya sakit.

"Aku tidak ingkar sama sekali, Sendy. Lagipula ini masih belum ada satu bulan pernikahan. Kenapa harus secepat itu mengambil jalan pintas?"

Sendy memandang tajam Bima. "Lakukan saja apa mauku. Lagipula...aku berikan kesempatan menikmati barang bagus..."

"Jaga mulut kamu, Sendy! Bukankah dia menganggapmu sebagai sahabat?" potong Bima tak kalah tajam.

"Aku tidak pernah sudi menjadi sahabat Alena. Tujuanku cuman satu, mencari tahu siapa Alena. Aku harus bisa memastikan kualitas pemilik rahim dari benih suamiku adalah wanita berkualitas. Itu saja."

Bima mengambil botol obat itu, menjatuhkannya ke lantai dengan keras hingga terdengar suara pecahan botol di lantai. Botol obat itu hancur tak berbentuk.

"Kamu lihat saja, tanpa obat sialan ini...aku bisa selesaikan tugasku. Jangan pernah meremehkan seorang Bima Narendra, Nona Sendy Altera."

"Satu bulan, Mas. Aku tunggu satu bulan. Kalau belum ada hasil...jangan salahkan kalau aku akan bertindak."

Bima berkacak pinggang menahan emosi. Berdebat dengan Sendy tidak akan pernah ada ujungnya. Ia pun menghela nafas dan pergi.

Sendy hanya menatap punggung suaminya yang menghilang di balik pintu.

Drrt...drrrt...drrt...

Telfon masuk dari Alena. Sendy memutar matanya malas membaca nama yang tertera di layar. Enggan, ia mengangkat telfon dari Alena.

Sendy tarik nafas panjang sebelum bicar. "Hai...apa kabar?" tanya Sendy dengan suara yang dibuat-buat sok ceria.

"Kak...aku telfon kamu diam-diam. Kayaknya mulai besok aku bakal dipingit. Aku harus putus komunikasi dengan siapapun. Kalau aku nggak bisa dihubungi, jangan marah, Kak." Suara Alena terdengar sangat sedih.

"Sialan, Bima. Dia sengaja membuat aku jauh dari Alena," batin Sendy geram.

"Kak...kok diem? Lagi sibuk?"

"Nggak kok. Aku syok aja denger kamu bakal susah aku hubungi. Gini aja. Kirim alamat apartemen kamu. Aku kesana."

"Nggak bisa, Kak. Perjalanan ke sini, aku ditutup matanya. Bahkan, aku nggak bisa lihat pemandangan di luar. Bima menutup seluruh jendela rapat-rapat. Kejam banget dia."

"Kamu sembunyikan satu HP untuk kita komunikasi. Jangan sampai Bima soal ini. Tenang, Alena. Kamu tidak sendiri." Sendy pura-pura mual dengan ucapannya barusan.

"Aku usahain, Kak. Makasih, ya."

1
Lina Yanti
alena bima
Genta Senja: 🥰😍 "Terima kasih sudah mampir, Kak. Jangan bosan untuk datang lagi," jawab Alena dan Bima bersamaan.
total 1 replies
Genta Senja
makasih... kita sehari dan sepemikiran
Bilqies
sama sama menemukan sosok orang yang mereka rindukan
Genta Senja: betul banget... sisi ini Thor bener2 ikut merasa terharu. dua orang yang sama2 kehilangan menemukan teman untuk saling mengisi kekosongan...
total 1 replies
Bilqies
sabar Alena, semoga kakak mau cepat dapat uang untuk menebus mu yaa
Genta Senja: aamiin... doakan yang terbaik buat Alena, ya
total 1 replies
Bilqies
baik banget sih Sendy
Genta Senja: asiaaaaaap.... hehehehe
Bilqies: entah Thor semua keputusan ada di tanganmu 🤣🤣🤣
total 5 replies
Bilqies
hmm entar bakalan tumbuh Dnegan sendirinya juga kok
Genta Senja: kita lihat nanti... akan berakhir dimana... hehehehe.... hhh... 😄
Bilqies: benih2 cinta 😀😀
total 3 replies
Bilqies
selamat yaaa...
Genta Senja: "Terima kasih Kak Bliqies...," ujar Alena dengan senyum tulus terkhusus untukmu.
Bilqies: harus donk 😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
kasihkan aku aja Thor 🤣🤣🤣
Genta Senja: 😍😍😍😍😍😍😍😍🥰🥰🥰
Bilqies: 😀😀😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor,
Genta Senja: makasih kakak... selalu nyempetin mampir... jangan kapok mampir terus...
total 1 replies
Bilqies
sinis banget sih...
udah tau keles
Genta Senja: sabar kak... sabar...
total 1 replies
Genta Senja
yuk... dukung karya aku.... kasih penilaian di sini ya...
Lina Yanti
Elena bima
Genta Senja: ehem... Alena
total 1 replies
Lina Yanti
rahasia rukmini
Genta Senja: rahasia gelap
total 1 replies
Bilqies
aku mampir kak
Genta Senja: siap kakaaaaak
total 1 replies
xoxo_lloovvee
semangat thor, jangan lupa mampir ya 🤗
Genta Senja: siap... makasiiih... jangan lupa mampir lagi... nanti Thor juga akan mampir
total 1 replies
Bilqies
semangat terus Thor menulisnya...

jangan lupa mampir juga di karyaku
Genta Senja: siaaaaap
total 1 replies
Bilqies
gak nyangka kalau Bima beda agama dengan Alena...
Genta Senja: yaaah.... dunia akan selalu memiliki kejutan di setiap ceritanya... ☺
total 1 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor /Smile/
Genta Senja: makasih.... nanti Thor juga mampir lagi di karyanya Kak Bliqies
total 1 replies
Bilqies
awas bima nanti cemburu lagi ngeliat Alena Deket sama cowo lain 😬😬😬
Genta Senja: well.... jadi makin deg deg an...
Bilqies: pasti itu...
Karena kalau udah cemburu tandanya bima udah ada rasa sama Alena dan bima gak bakalan biarin yang udah jadi miliknya dekat sama cowo lain 😬😬😬
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor, semangat terus yaa menulisnya /Smile/
Genta Senja: siaaap
Bilqies: siap Thor ..
jangan lupa mampir juga di karyaku
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!