Byan, seorang pria yang memiliki mimpi, mimpi tentang sebuah keadaan ideal dimana dia membahagiakan semua orang terkasihnya. terjebak diantara cinta dan sayang, hingga terjawab oleh deburan laut biru muda.
tentang asa, waktu, pertemuan, rasa, takdir, perpisahan.
tentang mimpi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arief Jayadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
“how would you feel???”
Asih sedang pergi ke luar kota, ia bersama keluarganya sedang ada keperluan. tentu saja keperluan kali ini berkaitan dengan persiapan pernikahan kami. Selama beberapa hari kedepan aku tidak akan menghabiskan waktu bersamanya. Aku memilih menghabiskan waktu bekerja lebih lama dari biasanya, selain untuk meminimalisir waktu aku sendirian, yang akan membuatku termenung dan semakin tenggelam dalam kegelisahan yang semakin memuncak, apalagi saat ini kantorku sedang dalam keadaan yang kurang baik, neraca kami sedang tidak stabil.
Hari-hari kerjaku masih seperti biasa, sebagai seorang dengan jabatan tertinggi di perusahaan ini, setiap harinya aku berhadapan dengan banyak hal yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup baik perusahaan ataupun karyawan didalamnya. Namun, tanggung jawab sebesar itu akhir akhir ini aku jalani dengan lebih tenang dan ringan, terutama karena ada tambahan beberapa kebiasaan baru. Akhir akhir ini ada Ony yang selalu menunggu kedatangan ku di pagi hari dan selalu menyempatkan diri berpamitan sebelum dia pulang. Hal itu menyenangkan, melihat seseorang yang beberapa bulan lalu berserak, kini seperti menemukan kebahagiaan baru.
Aku semakin sering sengaja menghampiri meja kerjanya kemudian menyempatkan diri hanya untuk meminta dia tersenyum, dan entah kenapa itu membuatku menemukan ketenangan di kantorku ini.
*****
Aku masih tak bercerita tentang mimpiku pada Ony. Aku lebih memilih menguburnya. karena aku tak ingin merusak tumpukan batu bata yang sedang aku susun agar menjadi bangunan kokoh di hatinya dengan hal hal seperti ini. Akupun tak bertanya apa mimpinya tentangku. Aku merasa ini batasan jelas yang harus aku jaga tentang kami. batasan yang aku cukup bisa menerimanya, diapun, aku rasa, demikian.
Suatu hari, saat sedang duduk di kantin kantor, aku menemukan sebuah lagu yang menurutku cukup catchy ditelinga. "how would you feel" dari penyanyi yang cukup tersohor di dunia. Aku cukup intens mendengarkannya sampai tidak sadar Ony sudah duduk di sebelahku.
"dengerin apa kak?" tanya dia sambal menarik pergelangan tanganku supaya layar ponselku bisa dia lihat.
"mau denger?enak!" jawabku
Kuberikan sebelah earphone ku kepada Ony, diambil dan di pasang di telinganya. Kepala kami berada cukup dekat, untuk aku bisa menghirup aroma rambutnya, sedikit sabun dan parfume nya. Aroma yang kusuka, wewangian tipis tapi membekas, seperti menyeka lembut indera indera yang sedang lelah, membasuhnya agar kembali merasakan segar. Sialnya, tanpa aku sadari, mendadak aku mulai berkeringat kecil, jantungku mulai berlari lebih cepat, ada rasa gugup, namun aku tetap berusaha untuk tidak terlihat olehnya.
Untuk menutupi kegugupan itu aku turut bernyanyi,
*"how would you feel*
* if I told you that I love you*
* it just something that I wanna do*
* am taking my time\, spending may life*
* falling deeper in love with......you"*
Mendadak,aku sadar dia sedang mengamati aku, dan aku langsung berhenti bernyanyi, dan entah setan darimana yang membuatku berani bermain api. Api yang tidak membakar, justru menenggelamkan aku dalam derai api situasi dan perasaan yang semakin membingungkan.
"how would you feel???" tanyaku
responnya datar, cenderung beku. Tapi aku sempat mendapat kesan terkejut, namun ada senyum simpul tertahan di bibirnya. Aku tercampur antara sesal dan senang, karena aku sadar gelisahku muncul karena ada rasa sayang lebih pada Ony, tapi tidak ingin menepikan Asih.
*****
"in the summer, as the lilacs bloom... Blood flows depper than a river every moment that I spent with you"
*****