NovelToon NovelToon
Dewa Setan Perbatasan Utara

Dewa Setan Perbatasan Utara

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:30.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jibril Ibrahim

Muda, tampan, kaya, tidak berguna! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Huan Wenzhao. Namun…

Siapa sebenarnya Huan Wenzhao tak ada yang tahu.

Mau tahu identitas lain Huan Wenzhao?

Ikuti kisahnya di sini!
Hanya di: Noveltoon/Mangatoon.

~Selamat membaca~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode²⁵

Hu Li Na membeku di puncak menara pertahanan, menatap kosong pusat kendali tanpa ekspresi.

Sesekali ia mendongak ke langit malam yang gelap, kemudian melayangkan pandang ke bukit di seberang perbatasan. Gelap total. Tidak ada secercah cahaya pun dari puncak bukit.

Tak ada bulan. Tak ada bintang. Tak ada angin.

Pepohonan hanya berupa bayang-bayang tinggi dan hitam, berlatar belakang langit berawan. Tak ada yang bergerak. Daun-daun pun tidak.

Lalu perlahan-lahan awan menyingkir dari rembulan.

Ketika cahaya bulan yang putih pucat memancar, ia baru melihat sosok gelap itu melalui sudut matanya. Mematung di belakangnya.

Hu Li Na tersentak dan berbalik.

“Sebagai seorang jenderal… bukankah kau terlalu senggang?” Bisik sosok gelap di belakangnya. Suaranya terdengar seperti hembusan angin.

“Mayor?!” Pekik Hu Li Na tergagap-gagap.

Rupanya Li Asoka!

Kenapa aura pria ini selalu membuatku merasa takut? Gumam Hu Li Na dalam hatinya.

“Meski jika kau ahli dalam telekinesis, pusat kendali itu tetap takkan berfungsi tanpa token Tuan Muda.” Li Asoka menunjuk pusat kendali dengan ekor matanya.

Hu Li Na mengerjap dan tertunduk. Lalu mendesah untuk mengenyahkan perasaan tak nyaman. “Token itu terpasang saat dia menghilang,” ungkapnya dengan suara tercekat di tenggorokan. “Lalu menghilang ketika perwira itu kembali.”

Seulas senyuman samar terukir di wajah Mayor Li yang tersembunyi di bawah bayang-bayang tudung jubahnya. “Tiga generasi adipati agung terkenal sangat berdedikasi. Menurutmu, akankah membesarkan anak tidak berguna?” Bisiknya sekali lagi. Lalu memutar tanpa suara.

Hu Li Na menelan ludah. Tiba-tiba merasa semuanya mulai masuk akal!

Pasukan iblis yang kerap gagal menyerang gerbang, kepergian Huan Wenzhao di saat genting, seorang pelayan yang menggantikannya di tempat tidur…

Mata Hu Li Na mengerjap dan terbelalak. Ternyata begitu! Pikirnya bersemangat. Ia mengangkat wajahnya dengan sorot mata berkilat-kilat, lalu tercengang menatap udara kosong.

Li Asoka sudah menghilang.

Sementara itu di Asrama Sekolah Kekaisaran, Huan Wenzhao baru saja mendarat dalam kamarnya dengan menggunakan teleportasi ketika terdengar pekikan tertahan di sekelilingnya.

Huan Wenzhao tersentak dan menyapu ruangan dengan tatapan panik.

Dua wajah tercengang di dekat meja teh.

“A Nuo? Yue'er?” Huan Wenzhao terpekik dan tergagap.

“Tuan Muda---Anda…” A Nuo menunjuk Huan Wenzhao dari atas ke bawah dengan terbata-bata. Mulutnya bergerak-gerak menutup dan membuka tanpa suara.

Yue'er membeku di sisi A Nuo dengan mata dan mulut membulat.

Dia menguasai teknik rahasia Paviliun Jiandie! Pikir kedua pengawal itu.

Ada perbedaan antara formasi sihir sekte yang satu dengan yang lain. Masing-masing sekte memiliki pola khas sendiri-sendiri ketika mengaktifkan formasi.

Teknik rahasia Paviliun Jiandie memiliki rumus matematika rumit dan simbol-simbol kuno astrologi yang merujuk pada bulan sabit.

Pola itu tergambar di lantai dalam bentuk lingkaran cahaya pada pijakan kaki Huan Wenzhao saat mendarat. Meski hanya berkeredap sesaat, sebagai anggota Paviliun Jiandie yang juga mempelajari teknik yang sama, A Nuo dan Yue'er bisa melihat ciri khas itu dengan jelas.

“Kenapa kalian di sini?” Tanya Huan Wenzhao setengah menghardik.

Kedua pengawal itu serentak tergagap. Tiba-tiba tak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka akhirnya tahu si tuan muda yang mereka pikir tidak berguna itu berasal dari sekte yang sama, tapi siapa dia di Paviliun Jiandie, mereka tak dapat menerka.

Hanya bisa menilai dan mengira-ngira. Huan Wenzhao bukan orang yang bisa mereka singgung.

Paviliun Jiandie adalah penyalur tenaga kerja mata-mata, pembunuh bayaran dan pengawal bayangan. Itulah sebabnya sekte ini dianggap tabu untuk dibicarakan karena terkait kerahasiaan.

Hantu, monster, siluman dan iblis. Para praktisi Paviliun Jiandie terbagi dalam empat tingkatan ini.

Informan dan pengawal bayangan adalah tingkat hantu yang paling rendah. Pembunuh bayaran adalah tingkat monster. Ahli menyamar adalah tingkat siluman. Tingkat iblis adalah yang paling tinggi, level kekuatannya sudah tak terdeteksi. Mampu menahan sakit hingga ke titik darah penghabisan demi totalitas penyamarannya.

Berdasarkan kemampuan dan keterampilan Huan Wenzhao, kedua pengawal wanita itu tahu bahwa pura-pura tidak berguna adalah keahlian praktisi tingkat iblis. Tapi tidak satu pun bisa menebak Huan Wenzhao adalah ketua mereka.

Tidak satu pun anggota Paviliun Jiandie pernah melihat wajah ketua mereka kecuali An Zuya dan Si Pembawa Pesan yang keberadaannya juga sangat misterius.

A Nuo dan Yue'er serentak berlutut ke arah Huan Wenzhao. Wajah keduanya tertunduk dengan sikap takluk. “Senior!”

“Maaf!” Sesal A Nuo. “Kami sungguh bodoh. Tak bisa menilai orang...”

“Kalian memanggilku apa?” Geram Huan Wenzhao memotong perkataan A Nuo.

“Tu—Tuan Muda!” Ralat keduanya terbata-bata.

“Kakak… ini salahku,” di tengah situasi yang canggung itu Jiao Jingling yang sejak tadi hanya tergagap tanpa mengerti situasinya menyela mereka dengan suara lirih mengiba.

Semua mata serentak mengerling ke arah gadis itu.

Gadis itu tertunduk dengan ekspresi sedih seorang anak kecil. “Aku yang bersikeras menunggumu di kamar ini,” ia mengaku.

Huan Wenzhao mengerang dalam hatinya. Dia tidak benar-benar menganggapku sebagai calon suaminya, kan? Pikirnya riskan.

“Hari ini kau sudah menjagaku sampai rela berjemur sepanjang siang,” Gadis mungil berwajah lancip itu membongkar kotak makanan yang sejak tadi menunggu di atas meja dan memulai ocehannya yang tiada henti. “Jadi aku membawakanmu sedikit makanan yang kumasak sendiri sebagai ucapan terima kasih,” cerocosnya dalam tempo cepat. Gadis itu bahkan kelihatannya seperti tidak sempat untuk menarik napas.

Huan Wenzhao mengatupkan mata dan mulutnya menahan kesal. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya.

“Kau jangan khawatir, selain kami bertiga, tak ada yang melihatmu.” Jiao Jingling menambahkan. “Aku bisa menjamin dengan nyawaku, rahasiamu tak akan bocor keluar.”

Suasana berubah beku.

A Nuo dan Yue'er memucat bersamaan.

Huan Wenzhao mengerling melewati bahunya, menghujamkan tatapan tajam ke arah Jiao Jingling. “Dengan mulutmu yang seperti ini?” Geramnya dalam bisikan tajam.

Jiao Jingling mengerjap dan terperangah, tapi tak cukup peka untuk menangkap isyarat peringatan dari nada bicara Huan Wenzhao. Ia menatap pria itu dengan raut wajah polos dan bertanya tanpa rasa bersalah. “Bukankah kami bertiga termasuk orangmu sendiri?”

“Diam!” Hardik Huan Wenzhao sambil berbalik menghadap Jiao Jingling.

Gadis itu langsung terdiam.

“Mulai sekarang, tanpa seizinku… kalian bertiga tak boleh menginjakkan kaki di paviliunku!” Huan Wenzhao memperingatkan dalam tempo pelan menohok.

Ketiga gadis itu tertunduk dalam tanpa bisa berkata-kata.

“Pengawal!” Teriakan Huan Wenzhao menggema keluar kamar. “Antarkan tamu!” Tandasnya bernada dingin menusuk.

Lalu dua pengawal penjaga pintu kamar Huan Wenzhao menggiring ketiga gadis itu keluar Paviliun Adipati Agung.

Sesaat setelah mereka pergi, An Zuya melesat keluar dari sudut gelap dan menyelinap ke dalam kamar Huan Wenzhao. “Hu Li Na sudah menyadari eksistensi Anda,” ia melaporkan sambil berlutut dengan sebelah kaki dalam hormat tentara.

“Kedua siluman yang ditempatkan di sisiku juga sudah menyadari kekuatanku,” gumam Huan Wenzhao setengah mendesah.

“Sekarang bagaimana?” Tanya An Zuya.

Huan Wenzhao mendesah lagi. “Bisa bagaimana lagi?”

1
Oe Din
Sayang sekali jika tidak lanjut...
Ayo, Thor 💪💪💪💪💪💪💪💪💪
Buang Sengketa
tapi jujur saya pribadi memang gak ngerti ceritanya padahal sudah begitu banyak chapnya
Eros Heke
Mana ada cerdiknya? Yg ada tolol terus.
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
Eros Heke
Ternyata setelah masalah di Ibukota selesai, mic-nya masih juga bodoh.
Eros Heke
Akhir persaingannya sungguh tidak seru karena campur tangannya Dewa Takdir.
Eros Heke
Dewa takdir sampai harus turun tangan sendiri membuktikan tidak hebat dan tidak becusnya perbatasan Utara dan paviliun jiandie.
Eros Heke
Pangeran benar-benar hebat.
Eros Heke
Jelas sudah, paviliun jiandie tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan para pangeran.
Eros Heke
Dari awal tampaknya perbatasan Utara ini hanya hebat dalam hal menganggap diri hebat.
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Dateng lagi komentator khusus mencela, abis diblokir nongol lagi akun baru. Dapet duit lu komentarin begini? Nguntungin lu buat penulis? Nulis gak dapet duit aja kudu ribet sama komentator kek lu!
total 1 replies
Eros Heke
para pangerannya luar biasa hebat, mengalahkan orang-orang wilayah Utara yg menganggap diri mereka hebat.
Eros Heke
Mengecewakan. Belum apa-apa sdh mulai keok.
Eros Heke
Yg katanya ketua sejuta mata-mata, kalah telak dgn pangeran kelima. Mata-mata itu bermainnya di bidang informasi. Kok yg katanya sekte mata-mata itu kayaknya tdk becus bahkan tdk tahu pentingnya informasi? Miris bila sebuah sekte mata-mata sama sekali tdk tahu ttg lawannya seperti pangeran kelima, pangeran ketujuh, kaisar, apalagi permaisuri.
Eros Heke: Typo: sejuta -> sekte
total 1 replies
Gonggitsune
Yg katanya ketua sekte mata-mata, kalah cerdas dari pangeran ketujuh.
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Gak pernah like, gak subscribe, dari awal komentarnya terus-terusan mencela. Terima kasih atas apresiasinya!

Entah apa tujuannya?
total 1 replies
Gonggitsune
Mencemuh? Kata apa lagi ini? Mungkin maksudnya "mencemooh"?
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Sebagai penulis, perbendaharaan kata teramat penting bagi saya. Meski karya saya masih banyak kekurangan, tapi saya tidak asal-asalan memilih kata, apalagi memasukkan kata yang tidak berarti. Karya ini dibuat dengan sepenuh hati. Mohon jangan mematahkan semangat saya dengan komentar yang meremehkan 🙏
total 1 replies
Gonggitsune
Sekte mata-mata? Tapi sepak terjangnya sama sekali tdk memperlihatkan kecerdikan dan ketrampilan mata-mata.
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Clink
Gonggitsune
pengawal berlanting gembira? Kok kayak anak-anak kecil.
Gonggitsune
span.ram
n rangka kayu yang digunakan untuk melekatkan kanvas sebagai media lukis atau fotografi (KBBI)
Gonggitsune
Kata "berdecih" juga tdk ada dlm KBBI. Ini kata bahasa apa ya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!