syahnala (Nala) gadis yang dulunya periang berubah menjadi gadis pendiam karena trauma masa kecil dan penghianatan oleh orang-orang terdekatnya, menyebabkan dia hidup dalam kegelapan. hingga suatu hari Nala menemukan cahaya kehidupan tentang tujuan hidup Nala selalu berfikir dan mencari tahu apa tujuan dia hidup, jika sedari kecil dia tak di inginkan dan kenapa orang-orang bisa tersenyum dengan manis padanya sedangkan dia lupa bagaimana caranya tersenyum dan berterima kasih.
Nala harus mendapatkan senyumannya kembali dia juga harus berusaha sendiri untuk menghindari rasa traumanya mampukah dia menghilangkan kesedihannya. Perlahan Nala mulai
menemukan arti kehidupan tetapi jika dia ingin kehidupan seperti mimpinya itu dia harus menemukan rumah yang layak dia tinggali, rumah yang membuat nyaman yang membantunya menghilangkan rasa takutnya.
Mendapatkan rumah yang layak di
Cover by =pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bluefly9, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
what was my mistake?
Di senin pagi, disekolah Nala begitu ramai. Bagaimana tidak hari ini adalah hari ulang tahun sekolah nya, karena itu para siswa-siswi sibuk melakukan rangakaian acara yang telah di siapkan.
" Nala, Lo beneran nggak mau ikut kegiatan apapun?" tanya Tasya
"iya, lagian kamu sendiri juga nggak ikut apa-apa bukan"
"iya sih, hehehehe tapi itu karena emang gue nya aja yang nggak ada bakat"
"gimana sih Tasya, kemarin kamu yakinkan Nala buat nyari bakat Nala, sedangkan kamu sendiri juga nggak tahu bakat kamu apa"
"kayak gue emang nggak ada bakat Nala"
"hahaha, yasudah kita kelapangan yuk bentar lagi kak Arya bakalan main basket"
"fyi nih Nala, bukan cuman Arya aja yah ada kak Raka juga"
"iya tahu, tapi aku masih kesal sama dia"
"kayaknya kalau Lo nggak kesal sehari aja sama kak Raka itu aneh sih, ha...ha...haha"
"ih...Tasya"
"yasudah maaf, ayok kelapangan dukung crush Lo"
"TASYA"
Tasya berlari meninggalkan Nala, Nala mencoba mengejar Tasya dengan perasaan kesal akibat Tasya terus menggodanya.
hingga mereka berdua sampai di lapangan tempat perlombaan basket bermula.
Tasya dan Nala duduk berdampingan, Nala hanya fokus pada permainan bola Arya. Arya begitu sangat hebat dimatanya dengan nafas tersengal dan keringat membasahi tubuhnya Arya kelihatan 2x lebih tampan dari sebelumnya.
Sesekali Arya juga mencuri pandang pada Nala, seperti saat ini ketika dia berhasil memasukkan bola kedalam keranjang dia melirik ke arah Nala sembari melambaikan tangan dan tersenyum manis, hal sepele tapi mampu membuat Nala Semerah tomat.
Bahkan ketika tim mereka di nyatakan menang, Arya melihat ke arah Nala sembari mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum manis. Siapa coba yang tidak salting jika crush nya memberikan aksi seperti itu padanya.
Permainan basket mereka telah selesai, Arya dan Raka berjalan menghampiri Nala dan Tasya, Nala hendak memberikan sebuah air mineral untuk Arya, yang memang tadi sudah di beli nya khusus.
Tetapi seperti biasa Raka selalu membuatnya kesal, Air mineral yang seharusnya Arya dapatkan malah di ambil oleh Raka.
"kak Raka!!!! itu buat kak Arya!"
"gue harus banget, Arya mah bisa beli sendiri"
"ish dasar, cowok freak"
"sussh....gue lagi nggak mau debat"
"nggak apa-apa Nala, gue juga tadi beli 2 mineral ini kalau kak Arya mau"
" nggak usah repot-repot Tasya, gue ambil ini aja" ucap Arya, sembari mengambil air mineral yang sudah Nala minum tadi.
"kak, tapi ini bekas Nala, kakak ambil air mineral punya Tasya aja"
"udah terlanjur habis"
"kak Arya!!"
"udah, perkara air mineral aja, aku nggak apa-apa kok mau bekas atau nggak asal jangan yang ada racunnya aja" ucap Arya sembari menepuk kepala Nala.
Perlakuan seperti inilah yang buat Nala semakin jatuh pada Arya, gadis mana coba yang bisa tahan di treat like queen kayak gini, mau secuek apapun gadis itu pasti bakalan luluh kan.
kini wajah Nala merah bak tomat matang, karena malu dia pun berlari sembari menarik tangan Tasya, Arya dan Raka yang melihat itu menjadi bingung dan bertanya-tanya ada apa dengan Nala? Tapi mereka masih berfikir positif bisa saja Nala dan Tasya akan mengikuti kegiatan lain iya bukan?
"duh...bentar nal, ada apa sih narik-narik gini"
"kita ke bazar aja yok siapa tahu ada sesuatu yang pengen kamu beli"
"owh, Lo salting yah" ucap Tasya sembari menunjuk wajah Nala
"apaan sih nggak kok" ucapnya mengalihkan wajahnya
"terus kok muka Lo merah?"
"i...ini..ini karena aku baru nyoba krim merkuri, iya merkuri"
"alasan Lo nggak banget Nala"
"ish, udah ayok kita...kita...kita kesana aja yok"
Nala menarik pergelangan tangan Tasya, membawanya ketempat bazar, disana begitu banyak macam-macam yang siswa dan siswi jual. Pandangan Tasya tertuju pada toko bunga yang ada di pojok sana.
Tasya menarik Nala membawanya ke toko yang ada di pojok itu. Disana terdapat berbagai macam bunga, ini mau bazar atau buka toko bunga nih pikirnya.
"hah gue punya ide"
"ide apa lagi Tasya, jangan aneh-aneh deh"
"gue belum ngomong padahal, Lo udah berfikir buruk aja"
"iya maaf, ide apa"
"Lo beli aja buket ini, terus Lo kasih ke kak Arya kalau dia terima berarti dia juga suka sama Lo"
"ihhh nggak mau, nanti kak Arya nanya ini buket untuk apa gimana"
"Lo itu emang cuman pintar di pelajaran doang yah, kan tim basket mereka tadi menang beli aja terus bilang sebagai ucapan selamat pada kak Arya, gitu aja susah"
"iya juga yah, tapi Nala bingung mau pilih yang mana"
"pilih asal aja, mawar melati atau apa kek asal jangan bunga Kamboja, lagian Lo yah Tantri kenapa pake segala bunga Kamboja Lo jual juga"
"yah namanya juga cari cuan Tasya"
"yah tapi, emangnya ada yang mau beli bunga Kamboja Lo ini"
"iya siapa tahu, abis dari sekolah mereka mau melayat kan atau apa gitu"
"serah Lo deh Tantri, udah Nala yang nawar aja tuh bagus"
"Hem...tapi Tasya, yang ini lucu warnanya kaya gradasi gitu"
"Nala, makanya gue sering ngasih tahu loh jangan belajar matematika terus gini kan jadinya, Lo tahu nggak sih bunga Kamboja itu untuk apa"
"Hem... enggak, soalnya Nala nggak pernah belajar tentang perbungaan"
"Nala yang cantik, bunga Kamboja ini biasanya di pakai buat di tabur di kuburan, Lo ngasih bunga ini ke kak Arya bisa jadi dia mikir Lo mau dia mati"
"eh..oh...bukan gitu Yasudah mawar saja"
"Kamboja nya nggak jadi? Gradasi loh"
"diem Lo Tantri, bungkus nggak mawarnya"
"iya Tasya, santai aja dong padahal Kamboja nya bagus gradasi gitu"
"boleh deh Kamboja nya, tapi taruh di rumah kamu yah Tantri"
"Nala, Lo jahat banget sih sama gue"
Setelah bunga mawar itu dikemas oleh Tantri, Nala dan Tasya pergi mencari Arya.
Tapi mereka tak sengaja bertemu dengan Alya, Alya melihat ke arah buket yang ada di tangan Nala, Alya menarik buket itu lalu membaca tulisan, yang berisi (i have a crush on you).
"Alya Lo, apa-apaan sih, balikin nggak" ujar Tasya marah
"heh i have crush on you, Lo punya kaca nggak sih dirumah, bisa-bisanya Lo dengan PD nya mau ngasih buket ini ke kakak gue setelah apa yang udah Lo lakuin" ucap Alya
"Lo sadar nggak sih posisi Lo itu? Lo sadar nggak sih Lo itu hanya pelacur bapak Lo doang"
"ALYA, LO SADAR NGGAK SIH SAMA UCAPAN LO ITU" ucap Tasya marah
"Tasya, udah gue nggak apa-apa kok"
"tapi Nala"
"udah"
"heh...sok baik Lo, Lo itu nggak pantas buat jatuh cinta Nala terima nasib aja kalau Lo itu hanya jadi bahan nafsu bokap Lo doang, dan bunga yang suci ini jadi kotor kan gara-gara tangan Lo, jadi lebih baik di kotorin aja tanggung" ucap Alya sembari membuang buket itu ketanah lalu menginjak-injak nya.
Bunga itu telah hancur, bunga yang hancur seperti perasaanya saat ini, nala mengeluarkan air matanya sembari memejamkan matanya. Tasya yang melihat itu tak bisa berbuat apa-apa selain menenangkan Nala.
Nala mengambil bunga yang telah hancur itu, berdiri dan melihat ke arah Alya.
"emangnya salah yah kalau aku mau bahagia" ucapnya sembari menangis
"pake nanya lagi, yah salah lah" ucap Alya
"tapi aku juga manusia, aku punya hati Al" ucapnya sembari menangis
"tapi gue nggak punya, dan gue nggak peduli" ucap Alya berlalu pergi
"Nala, kita beli lagi aja yah"
"kayaknya gue harus beli bunga Kamboja buat diri gue sendiri tas"
"Nala, Lo nggak boleh bilang begitu"
"tapi kenapa, apa? Apa salah aku? Aku udah berusaha buat terbuka sama orang-orang, tapi kenapa penderitaan ini nggak ada habisnya sih tas" Nala berbicara sembari menangis
"kenapa, aku hanya di beri kebahagiaan sementara, memangnya dosa besar apa yang udah aku lakuin, kenapa harus aku, aku udah nggak kuat"
Nala begitu lemah sekarang, bahkan untuk berdiri saja dia tak bisa. Kenapa? Mengapa? Mengapa dunia seolah-olah menghakiminya. Kenapa dunia seakan-akan memberikan dia pelajaran.
Apa? Apa salahnya? Dia hanya seorang gadis kecil, yang masa remajanya di rebut oleh orang tuanya sendiri, dia hanyalah seorang gadis kecil yang ingin dilihat oleh orang-orang.
kunjungi karyaku jg ya
jgn lupa mampir ya thor