(BUKAN) CINTA PERTAMA

Enam remaja itu sedang mengisi perutnya yang keroncongan setelah puas bermain di beberapa wahana. Mereka memilih salah satu Arabic Restaurant yang jelas terjamin halalnya dan sekalian menumpang sholat.

"Eh guys minta foto yang di handphone kalian dong", kata Nadine yang sedang membuka tabletnya untuk mengumpulkan foto yang berhasil mereka dokumentasikan.

"Mending kita buat group whatsapp aja deh. Biar sekalian semua bisa dapet", usul Anin yang tidak ingin ribet.

"Yaudah boleh, tapi tunggu yang lain dulu ya. Soalnya gue nggak ada kontaknya Kak Nicho." Anin melihat ke arah mushola yang berada di restauran tersebut. Dan ternyata tepat sekali dengan Naina, Nicho dan Lucas yang telah keluar dari mushola.

"Nay? Kita boleh minta kontaknya Kak Nicho nggak? Soalnya mau buat group whatsapp. Biar bisa share foto-foto tadi." Dira bertanya pada Naina yang sudah mendudukan dirinya di kursi sebelahnya.

"Lah... kok tanya ke gue? Ya tanya ke Mas Nicho sendiri lah. Ini ada orangnya." Naina menunjuk Nicho yang ada di sampingnya. Tapi belum berani menatap lebih lama. Karena semenjak pengakuan Nicho di wahana permainan terakhir tadi, membuat Jantung Naina sering kambuh dag-dig-dugnya.

"Ya kan elo pacarnya. Siapa tau lo nggak mau berbagi nomor HP karena takut Mas Nicho kepincut sama kita yang anggun ini." Anin mencebikkan bibirnya karena teringat kejadian perkara es krim kemarin malam.

"Anggun? Ha-haaa... Gagah kali yang bener!" Naina tertawa mengejek mereka.

"Gagah? Lha dikira kita Gatotkaca apa gimana?" Nadine ikut nimbrung karena tidak terima Naina mengatai mereka gagah.

"Udahlah mending kita di bilang gagah kaya Gatotkaca nggak apa-apa. Daripada kita dikatain Buto Ijo" Niat Dira untuk menengahi. Tapi ternyata dia seperti membantu Naina mengejek dirinya.

"Mau gatot kaca mau buto ijo, Bodo amat. Penting kata Mama gue, gue adalah perempuan paling cantik." Nadine membela dirinya sembari mencatat nomor telepon Nicho.

"Udah ya! Kalian jangan berantem lagi ya. Malu dilihat orang. Yang jelas kalian semua sama-sama cantik kok." Nicho tersenyum ke arah mereka untuk menengahi perdebatan yang sulit usai.

Naina tahu jika Nicho hanya menengahi. Tapi mendengar Nicho memuji teman- temannya membuat sikap posesif Naina tiba-tiba muncul.

"Ehemmmm! berarti sama-sama cantik nih? Nggak ada gitu menurut Mas Nicho yang agak beda." Naina mengetukkan jarinya ke meja sembari menunggu jawaban Nicho.

Nicho hanya tersenyum senang karena merasa Naina sedang cemburu karena perkataannya.

Sedangkan para sahabatnya menatap jengah pada sifat baru Naina yang muncul baru beberapa hari ini. Sifat posesif yang ditunjukkannya pada Nicho.

"Iya deh lo yang paling beda, Nay. Kalau yang lain grade kecantikannya A+. kalau lo paling beda, grade lo adalah B-". ejek Anin menjulurkan lidahnya pada Naina. yang dibalas dengan tendangan kaki Naina dari bawah meja.

"Awwwww... Sakit, pintar." karena sebuah kata sebuah do'a. Niat hati ingin mengatai Naina bodoh tapi digantinya dengan do'a yang baik, yaitu pintar.

"Iya. ada kok yang paling beda. Siapa lagi kalau bukan gadis disamping aku ini", gombal Nicho pada Naina.

"Kalau yang lain itu ibaratnya rasa tuh manis aja. Kalau Naina agak beda. Manisnya ada asem-asemnya dikit." tambah Nicho yang membuat seluruh meja tertawa. kecuali Naina tentunya.

"Kak Nicho jangan jujur-jujur ih kalau bicara! wkwkwk... " kata Anin

"Kak Nicho semenjak sama Naina jadi lucu ih." Kata Nadine menimpali sembari memandang gemas kearah Nicho.

"Lucu enggak, tapi ngeselin iya." Sungut Naina memberikan tatapan permusuhan kepada laki-laki yang sedang tersenyum bahagia.

Tawa mereka terputus karena pelayan sudah menyajikan makanan yang dipesan mereka. Meja yang tadi hanya berisi minuman sekarang menjadi penuh. Ada Nasi Briyani, Kebab, Samosa dan olahan daging yang khas.

Mereka menikmati makanan sembari sesekali bercerita. Sedangkan Nadine sebagai selebgram ala-ala SMA Tunas Bangsa, Sesekali mengedit beberapa foto dan video untuk menjadi konten yang akan di uploadnya.

"Yesss... Selesai" Nadine merentangkan tangannya yang pegal karena tadi sibuk ber- multi tasking.

Tidak lama Handphone semua yang ada dimeja itupun berbunyi karena menerima pemberitahuan konten Nadine yang me-mention akun mereka.

Karena semua masih menikmati hidangan yang tersaji. Mereka mengabaikannya dan memilih untuk bercengkrama sembari menghabiskan makanan yang tersisa.

Ting...

Drttt....

Ting...

Drttt....

Ting...

Naina yang sedang menghabiskan kebab nya jadi gagal fokus karena sedari tadi handphone nya belum berhenti berbunyi. Karena penasaran, ia pun segera membuka IG nya.

"What.....? Nadineeeeeeeeeeeeee!!!!!!", teriak Naina tidak terlalu keras tapi penuh penekanan.

Sedangkan Nadine yang tadinya puas dengan hasil kontennya, Tiba-tiba wajahnya berubah memucat.

Akun Nadine yang biasanya paling banyak mendapat lima puluh komentar. Kini dalam beberapa menit saja sudah mendapatkan lima kali banyaknya komentar dari biasanya.

257 orang mengomentari konten anda!

Setelah dibaca menyeluruh. Hampir semua mengomentari kemesraan Naina dan Nicho yang terekam disana.

Dari yang Nicho dan Naina memakai setelan pakaian couple. Lalu mereka yang selalu bergandengan tangan. Sampai ada dimana Nicho yang tengah memegang botol yang sedang Naina minum. Ditambah yang paling menggegerkan adalah Naina dan Nicho yang foto dan bergaya tangan di lengkungan membentuk Love.

"Potek hati adek, bang"

"Kalau memilikinya aku tak mampu, izinkan aku memiliki bapaknya"

"setelah ujian sekolah, munculah ujian hidup"

"menjadi rangking satu dikelas saja aku gagal. apalagi menjadi nomor satu dihati Naina"

"Pantas aku banyak kekurangannya. Ternyata kelebihannya sudah diborong mereka.

"Meskipun aku bukan motor racing. Tapi aku juga ingin dicintai Kak Nicho secara ugal-ugalan"

"Jadi Curiga! Setelah Laura, lalu Naina. Jangan-jangan habis ini jatahnya aku"

"Kalau aku bukan lelaki idamanmu. Setidaknya biarkan aku yang mengidamkanmu Naina.

Itu hanya sebagian dari banyaknya komentar. Tidak hanya dari SMA Tunas Bangsa. Beberapa anak dari Sekolah lainpun juga ikut mengomentari konten yang sebentar lagi akan semakin viral itu.

Naina meletakkan kepalanya di meja karena tak sanggup lagi menghadapi ujian hidup yang penuh tiba-tiba. Niat hati ingin mengakhiri pacaran kontrak ini sepulang dari Singapura. Tapi Nadine dengan luar biasa "baik" membagikan moment kebersamaan antara dirinya dengan Nicho.

"Lucu". Kata itu berhasil lolos dari mulut Nicho setelah tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Tidak seperti Naina yang frustasi. Justru Nicho merasa senang karena dunia tahu jika saat ini, dan akan ia usahakan seterusnya. Naina adalah miliknya

"Kak Nicho kok malah keliatan seneng sih?" protes Naina yang melihat ekspresi bahagia justru terpancar dari wajah Nicho.

"Lalu Mas Nicho harus gimana? Kan emang lucu, Nay." Nicho tertawa ke arah Naina.

"Lihat deh. Di Videonya itu ada adegan waktu kita berdiri dibelakang Lucas terus Mas Nicho tiup mata Naina yang kelilipan. Itu bisa bikin orang salah paham ngira kita ciuman, Mas." Naina cemas sembari menunjukkan video yang ia maksud.

Benar saja. Video di durasi 1:24 memperlihatkan mereka seperti sedang berciuman. Bahkan setelah meniup mata Naina. Tangan Nicho mengelap bibir Naina. Padahal yang sebenarnya terjadi. Nicho sedang membersihkan pipi Naina yang kotor karena bekas makanan ringan.

Bisa-bisa yang melihatnya berasumsi jika mereka melakukan adegan mes- um di tempat umum.

"Nad... Lo hapus video lo sekarang juga." Naina hampir merebut handphone Nadine namun gagal karena Nadine segera menyelamatkannya.

"Jangan dong Nay. Please! Ini konten gue yang paling banyak views nya." Nadine mengatupkan tangannya memohon pada Naina.

"Gila lo ya! Kalau mau viral pake prestasi dong! Jangan pake sensasi. Mana gue lagi yang jadi korbannya". Naina berdiri hendak menarik rambut Nadine karena sebal.

Sedangkan Nicho menariknya karena hampir saja Naina jatuh terhuyung.

"Mas Nicho jangan diam saja dong! Ini Naina berusaha untuk kita lho! Gimana kalau orang tua kita sampai tahu?" Naina menahan diri untuk tidak berteriak.

"Ya nggak apa-apa kalau sampai orang tua kita tahu. Paling kita langsung di nikahkan. Mas Nicho dengan senang hati bertanggung jawab atas video itu." Nicho mengelus kepala Naina tanpa dosa.

Sedangkan lima pasang mata lainnya hanya menganga karena tidak percaya kata itu keluar dari mulut seorang Abraham Nicholas.

"Yang ceweknya posesif, yang lakinya agresif" bisik Dira dan diangguki oleh empat remaja lainnya.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻