NovelToon NovelToon
WARS OF SYSTEMS

WARS OF SYSTEMS

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA

Ketika kampus memasang sistem di tubuh setiap mahasiswanya untuk mengontrol fokus mereka dalam berkuliah dan mencegah adanya gagal lulus. Mahasiswa yang berhasil luput dari pemasangan sistem itu, berjuang untuk melawan sistem yang telah memperbudak dan membunuh perasaan para mahasiswa yang kini bagaikan robot akademik. Apakah para mahasiswa itu berhasil mengalahkan kampus dan sistemnya ? Atau justru kampus akan semakin berkuasa untuk mengontrol para mahasiswa nya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PELARIAN

Malam hari, Randi berdiri di bawah pohon besar yang tepat berada di depan rumah sakit kampus. Matanya mengamati dengan awas, setiap pergerakan di sekeliling rumah sakit. Hampir semua pergerakannya bisa dibaca, sebab ia sebenarnya sudah mengamati rumah sakit itu sejak beberapa hari sebelumnya. 

“ Sebentar lagi jam delapan.. “ katanya sambil melihat jam tangannya. “ Petugas UGD akan segera berganti. Ada kekosongan dalam lima menit. Ku harap Ray tak terlambat.. “ Harapannya terwujud karena Ray segera tiba di tempatnya dengan nafas terengah-engah. 

“ Aku tak telat, kan ? “ tanyanya sambil memegangi kedua lututnya. Randi mengangguk, merasa lega melihatnya. 

“ Aman. Kita langsung memulai rencana saja. “ Ray melangkah lebih dulu, tapi Randi mencegahnya. Seperti ada sesuatu yang harus dilakukan sebelum mereka bertindak. “ Aku harus sedikit melukaimu, kawan. Kalau-kalau tertangkap, kita punya alasan. “

“ APA ? “ Ray terkejut. Ia merasa bahwa itu tak ada dalam rencananya. Tapi, saat Randi meminta lengannya, ia pun terpaksa memberikannya. Randi kemudian mengeluarkan pisau kecil, lalu menggoreskannya pada lengan kanan bagian atas Ray berikut juga bajunya. Sehingga tampak bahwa Ray terluka di bagian itu. 

“ Ugh.. “ Ray meringis kesakitan, tapi Randi menguatkannya. Mereka pun mulai berjalan, memasuki rumah sakit melalui pintu UGD. 

Tak seperti maling yang mengendap-endap, Randi langsung membuka pintu UGD itu dengan keras. Dan seperti yang ia duga, UGD itu kosong. Ia yang saat itu sedang berpura-pura merangkul Ray, melepaskan rangkulannya dan bergerak maju dengan cepat. Ray agak kesulitan mengikuti lajunya karena darah dari lukanya pun tak kunjung berhenti. Ia merasa perih yang teramat sakit saat bergerak membuat pergerakannya tak bisa secepat Randi. 

Randi menuntunnya masuk lebih jauh ke dalam rumah sakit. Dari UGD, terhubung dengan lorong yang menghubungkan dengan kamar-kamar pasien. “ Ini semua cuma tempelan belaka. Rumah sakit yang asli ada di depan, “ bisiknya pada Ray yang mulai bisa mengikuti pergerakannya. “ Kamar-kamar ini sebenarnya kosong. Cuma diperuntukkan untuk mereka yang tidak dipasangi sistem dalam tubuhnya. Termasuk kita ini. “ 

“ Kau gila ! “ Ray berseru dalam kekaguman. Penjelasan Randi itu membuatnya yakin bahwa rencana ini akan berhasil. Apalagi setelah melihat, sepanjang mereka berjalan, tak ada orang di rumah sakit ini. 

Setelah melewati koridor satu, mereka selanjutnya berbelok ke kiri, memasuki koridor panjang yang disana terdapat sebuah pintu besi yang tertutup rapat. “ Itu adalah jalan keluar kita, “ kata Randi sambil menunjuk pintu besi itu. “ Tapi, kita takkan lewat sana. “ 

Ray bingung. Sepengetahuannya, sesuai rencana Randi mengatakan bahwa jalan keluar mereka ada disini. Tapi, ternyata ada rencana lain di luar rencana sebenarnya. “ Jadi dimana pintu keluar itu ? “

“ Kita akan ke pintu itu.. ! “ Randi kemudian menunjuk pintu merah yang ada di sebelah kanan mereka. “ Itu adalah pintu darurat. Dan itu mengarah langsung ke basement, dimana kita akan keluar dari sini. “ 

“ Waw ! “ Ray tersenyum, wajahnya sumringah penuh kebahagian. Kini, luka yang ada padanya sudah tak terasa sakit, tertutupi kegembiraan yang ia rasakan. Bahkan bila dipikir-pikir, tak perlu juga Randi melukainya. Karena tak ada juga orang di rumah sakit ini. 

Randi dan Ray pun bergegas membuka pintu darurat itu, mulai menuruni tangga dengan perlahan-lahan. Tangga itu tak memiliki lampu atau penerangan sama sekali, yang membuat mereka seringkali ada di kesempatan hampir terjatuh. Tapi untung saja, ada pegangan di kanan dan kiri mereka ada sebuah tembok kokoh sehingga mereka masih tetap bisa ada di tangga itu. 

Saat selesai menuruni anak tangga terakhir, Randi yang berada di depan, melangkah dengan perlahan sambil meraba-raba sekelilingnya. Tangannya kemudian menyentuh sebuah pintu, yang ia yakini sebagai pintu keluar. Segera ia mencari kenop pintu tersebut, tapi tak menemukannya. 

“ Bagaimana cara membuka pintu ini ? Tak ada kenop nya ? “ tanyanya dengan setengah panik. 

“ Apa kau tak tahu tentang hal ini ? “ Ray jadi heran mendengarnya. Ia pikir Randi sudah pernah sampai di basement, tapi ternyata Randi mengakui bahwa ia hanya pernah sampai di depan pintu darurat sebelum akhirnya kembali lagi. Kini hanya dengan memanfaatkan sedikit cahaya dari pintu darurat yang belum ditutup sepenuhnya, mereka mulai mencari kenop pintu. 

Tiba-tiba pintu darurat tertutup, dan mereka kehilangan penerangan. Ray mulai sedikit panik, tapi Randi mengingatkannya bahwa mereka masih memiliki handphone. Dan memang bodohnya, mereka ini tak menggunakan senter pada handphone sebagai penerangan sedari tadi. 

“ Ketemu ! “ Dan setelah menggunakan senter handphone itu, mereka bisa dengan mudahnya menemukan kenop yang ternyata ada di bawah. Meski telah menemukan kenop pintu, tapi ada satu masalah lagi. Bagaimana cara membukanya, karena kenop pintu di bawah, biasanya dibuka dengan cara diangkat seperti pada kios-kios. Namun, saat tadi Randi mencoba mengangkat kenop itu, usahanya sia-sia karena pintu itu tak terangkat. 

“ Sial ! “ Randi mengumpat sambil menendang pintu itu. “ Kenapa pintu darurat tapi keluarnya susah sekali ? Seharusnya kan mudah. “ Ia jadi was-was dengan keadaan mereka saat ini. Di tengah kegelapan, dan udara mulai menipis apalagi di ruangan yang sempit. Kematian jadi terasa dekat di tengah ketegangan ini. 

Tapi, Ray yang semula panik sekarang tampak jauh lebih tenang. Ia seperti punya rencana tersembunyi. Ini mendorong Randi bertanya padanya, “ Kok kau bisa setenang ini, Ray ? “

“ Ya.. aku tenang karena itu bukan kenop yang asli. “ Randi terkejut mendengar kata-kata Ray. Dengan seringainya, Ray kemudian menunjukkan kenop yang asli, yang ternyata terpisah dari pintu itu. Sebenarnya itu bukan kenop melainkan sebuah kemudi, yang setelah diputar oleh mereka adalah alat untuk membuka pintu itu. 

“ Akhirnya ! “ Randi berteriak, diikuti oleh Ray yang mengangkat kedua tangannya sebagai tanda keberhasilan mereka. Keduanya cepat-cepat keluar dari pintu itu, dan kemudian menutupnya.

“ Sekarang kita telah bebas.. “ Randi berkacak pinggang, lalu menatap Ray yang ada di sampingnya. “ Apa yang akan kau lakukan setelah ini ? “

Ray mengangkat bahu. “ Entahlah. Mungkin membuat identitas baru. “ Jawaban itu terdengar menggelikan bagi Randi, tapi setidaknya logis bagi Ray, yang satu-satunya motivasi hidupnya adalah pergi sejauh mungkin dari ayahnya. “ Kau sendiri bagaimana ? “ tanyanya balik pada Randi, yang mengangkat kepalanya seperti sudah siap dengan pertanyaan itu. 

“ Aku jelas akan menjadi seorang atlet. Dan memasukkan kepala ayahku ke dalam ring basket. “ Ray tersenyum mendengarnya. Meski terdengar psikopat, tapi sebagai seorang anak yang sama-sama tertekan dengan ayah, ia memahami Randi. 

HAHAHAHA ! 

Ray dan Randi langsung terkejut mendengar suara tawa yang bergema itu. Mereka melihat ke sekeliling, hanya ada mobil-mobil yang terparkir. Tak tampak seseorang di sana, namun tawa itu semakin mendekat. Kini, mereka jadi sangat waspada. 

“ Siapa disana ? Tunjukkan dirimu ! “ teriak Randi yang sudah menyiapkan sesuatu dari balik sakunya. Dan saat itu juga ada bayangan yang bergerak mendekati mereka dari depan. Randi memutuskan untuk tidak gentar, ia kembali berteriak pada bayangan itu, “ Mau apa kau ? “

Sosok itu kemudian menunjukkan dirinya. Ray menjadi pucat saat melihatnya. Terlebih lagi, sosok itu sangat dikenalnya. " Aku datang dengan baik baik. Bukan begitu, Ray ? " Ia tersenyum, sementara Randi melirik pada Ray yang berdiri di belakangnya.

" Kau kenal dia ? " tanya Randi dengan mata yang waspada. Pikirannya dipenuhi berbagai spekulasi liar. Apakah dirinya sedang dijebak oleh Ray ? Karena ia yakin tak mungkin orang luar seperti dosen tahu begitu saja mengenai rencana melarikan dirinya ini.

" Dia dosenku, Pak Jean, " jawab Ray dengan suara lirih. " Aku juga tidak tahu kenapa dia bisa ada disini. "

" Cih.. " Perasaan Randi kini bercampur kesal dan bingung. Ia sudah ketahuan, tapi hatinya merasa bahwa ada seseorang yang berusaha menjebaknya. Tapi apakah itu Ray ? Bisakah dia dipercaya ?

" Kau ingin keluar kan, Ray ? " Randi kembali bertanya pada Ray, yang menganggukkan kepala. " Kalau begitu, kau harus melawan dosenmu ini. "

Ray terbelalak. Bibirnya bergetar, sementara lidahnya terasa kelu. Ia diam dalam hati yang gentar. Saat ini, Jean memang adalah tembok bagi mereka, tapi ia pun tak kuasa untuk menyerang dosennya itu. Apalagi mengingat Jean adalah salah satu orang yang baik padanya di kampus ini. Setidaknya, Jean peduli padanya. Haruskah aku melawan .. ? batin Ray bergejolak dalam dilema yang amat besar.

~~

1
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz: semangat juga kak
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
Weh jangan 😫
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz
tapi dia pun tak bisa keluar begitu saja karena situasinya
Acelinz
Memang pada dasarnya itu adalah sifat aslinya
Acelinz
Seperti itulah manusia, mudah tergiur akan sesuatu yang menarik tapi sebenarnya tidak jelas.
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
hah tak guna egois 😒
piyo lika pelicia
sebenar nya guru ini manfaatin mereka gak sih kok di fikir fikir gitu 🤔
Acelinz: benar, meski sebenarnya ada simpati dan harapan dari dosen tersebut kepada para mahasiswa nya
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
ya gak usah kuliah kalau mau bebas diam aja di hutan
piyo lika pelicia
murit yang nakal
piyo lika pelicia
semangat adik ☺️
piyo lika pelicia
bukan kekanakan marah lah di tinggal gitu aja bahkan apa yang dia bilang enggak di dengerin.😒
Acelinz: lebih kepada kecewa, hanya saja dia juga butuh
total 1 replies
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!