NovelToon NovelToon
Noil Dan Flint Si Pemberani

Noil Dan Flint Si Pemberani

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Persahabatan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Radeya

Demi Menyelamatkan Hutan Selatan dari Kehancuran, Noil (seekor singa) dan Flint (seekor kambing) pergi ke kota manusia untuk bertemu Lopp si ketua pemberontak, tapi mereka justru terlibat aksi penculikan presiden Dump, Mampukah Noil dan Flint sampai ke kota manusia, menculik presiden manusia dan menyelamatkan hutan selatan tempat mereka tinggal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radeya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Pertarungan

Flint mengira Noil sudah tidak waras.

"Kenapa kau malah senyum- senyum seperti itu?" kata Flint.

"Kita harus nampak bersahabat, mereka takkan menyerang kita jika tidak merasa terancam," kata Noil.

Flint melirik Noil yang kotor dan berbau selokan, mata yang merah karena kurang tidur, perut kecil yang kembang kempis karena jarang makan, Noil berusaha tersenyum tapi dia lebih terlihat menyeringai dan akan sangat sulit untuk nampak terlihat bersahabat.

Noil sok tahu."Mereka mungkin takkan menembak kita."

"Dari mana kau tahu?" tanya Flint.

"Hanya mengira-ngira berdasarkan pengamatanku ...."

"Sejak kapan kau mulai suka mengira-ngira!" kata Flint.

"Kalau mereka ingin menembak kita, mereka sudah melakukannya sejak dari tadi," kata Noil.

Lalu, Flint melihat seorang polisi mengarahkan senapan ke arah Noil.

Flint menjerit. "Mereka akan menembak sekarang!"

Noil berteriak, "Lari Flint!"

Noil dan Flint berbalik tepat saat ketika sebuah peluru menghantam dinding tembok di atas kepala mereka.

"Berhenti menembak, jangan menembak sebelum aku perintahkan," pekik seseorang.

"Itu tadi hampir saja," kata Noil.

Noil bisa merasakan hawa panas dari desing peluru yang tadi melintas satu sentimeter di atas surainya.

"Mulai sekarang jangan mengira-ngira lagi," seru Flint, "mereka masih mengejar kita, jadi apa yang akan kita lakukan selanjutnya setelah senyum bersahabatmu tidak berhasil."

"Aku tidak tahu, untuk sementara lari saja terus Flint."

"Hanya itu saja, hanya lari saja terus."

"Err ... belok kiri."

"Kau benar-benar tidak punya ide apa-apa, kau membawaku ketempat berbahaya seperti ini, tapi kau bahkan tidak punya rencana yang bagus satupun," pekik Flint.

"Tidak, memangnya kau punya?"

"Aku punya, aku berharap aku tidak punya ide gila ini di kepalaku, aku tidak mau mengatakannya."

"Kau harus mengatakannya Flint, kita tidak mungkin berputar-putar disini seharian."

"Tidak, aku tidak akan mengatakannya."

"Katakan Flint, atau kita berdua akan berakhir di sini," kata Noil.

Flint menggeleng.

Flint menoleh ke belakang ada lebih dari sepuluh petugas keamanan mengejar mereka.

Flint menatap Noil dan menggeleng sekali lagi.

"Katakan Flint, sebelum mereka mulai menembak lagi."

"Di persimpangan sana kau bersembunyilah, aku akan mengalihkan perhatian mereka, okh..aku tidak percaya kalau aku mengatakannya," seru Flint.

Noil menatap dalam Flint.

"Aku tak percaya kau akan mengatakannya."

"Jangan menatapku seperti itu seolah-olah aku akan tertembak, cepat lakukan sebelum aku berubah pikiran."

"Akan kukatakan kepada seluruh penghuni hutan bahwa kau kambing paling pemberani yang pernah ada."

"Ya, aku tahu," kata Flint, "cepat temukan kantor presidennya."

"Aku takkan lama," kata Noil.

Noil dan Flint berlari lebih cepat, memberi mereka waktu sesaat untuk tak terlihat oleh para petugas keamanan. Di persimpangan Noil berbelok ke arah yang berlawanan dengan Flint, sementara Flint menunggu hingga belasan petugas melihatnya.

"Ayo ke sini tangkap aku," teriak Flint.

Jika disuruh memilih semua petugas keamanan lebih suka mengejar Flint daripada Noil yang bisa saja menyerang balik, masing-masing dari mereka menyuruh yang lainnya untuk mencari Noil tapi tak ada satupun yang mau mencari Noil. Semua petugas keamanan itu kini hanya mengejar Flint.

Di Bagian lorong yang lain, Noil bisa mendengar Flint mengumpat.

"Kenapa aku harus melakukan ini?"

Lalu Flint menjerit sangat nyaring.

Lalu, seseorang petugas berteriak.

"Kambing itu melompat ke atas lampu gantung!"

Kantor Presiden Dump ada di lantai empat, Noil naik satu lantai lagi, meninggalkan Flint. Tak ada siapa-siapa di lantai empat tapi Noil mendapati dirinya melangkah dengan hati-hati. Ada sesuatu yang aneh, rasanya terlalu mudah, keadaannya terlalu sepi, ada sesuatu di depan sana. Noil mencium bau bahaya, dia berjalan dengan sunyi.

Dari lantai tiga, di kejauhan Noil mendengar suara Flint yang sedang memekik.

"Melangkah sekali lagi aku akan melompat ke mukamu!"

Noil melangkah ke ujung lorong ke tempat yang lebih luas, langkahnya berhenti mendadak. Noil melihatnya, ada tujuh petugas keamanan yang menunggunya di depan pintu ruang kerja Presiden Dump.

"Oh, ya ampun …," gumam Noil.

Flint masih menggantung di lampu hias gantung di atas aula, ketika dia melihat Noil berlari ke arahnya Flint meneriakinya : "Sudah bertemu presidennya?"

"Belum," kata Noil.

"Belum!" pekik Flint, "lalu kenapa kau kembali, hai apa yang kau lakukan? Jangan ke sini ... jangan ke sini ...."

Noil berlari menyusuri lorong lalu melompati pagar lantai tiga dan menggapai lampu gantung, berat tubuh Noil dan Flint membuat lampu gantung berayun- ayun ke kanan dan ke kiri menghasilkan bunyi krek ... krek ... yang mengkhawatirkan.

"Kau tidak mendengarkanku ya, aku sudah berteriak padamu jangan ke sini," kesal Flint.

"Aku tidak punya pilihan lain Flint, aku dikejar-kejar."

Dari balik bahu Noil, di lantai tiga Flint melihat segerombolan petugas keamanan membawa senjata panjang yang terarah ke arah mereka.

Noil memberitahu. "Mereka terus menembakiku dengan jarum suntik."

Flint mengembik. "Jarum suntik!" seru Flint, "aku benci jarum suntik!"

"Kupikir ini tempat yang aman," sahut Noil.

"Aman, katamu!" jerit Flint,"lihat di bawahmu."

Noil menunduk, di lantai satu di tengah aula, para petugas keamanan lain sudah berkumpul, beberapa dari mereka membawa tongkat panjang dan yang lainnya mulai mengarahkan pistol ke atas.

Noil mengeram."Kenapa kau tidak bilang, mereka juga ada di bawah sini!"

"Tadi kan sudah kubilang jangan ke sini," sahut Flint.

"Tapi, kau tidak bilang kalau ada petugas."

Noil menoleh ke bawah, satu satunya alasan kenapa petugas keamanan belum menembak Noil dan Flint karena lampu gantung itu terus berayun sehingga mereka tidak menemukan sasaran tembak yang bagus.

"Terus berayun atau kita akan mati di sini," kata Flint.

"Aku tidak suka mengatakannya tapi kita benar-benar kacau," sahut Noil.

"Menunduk!"

Noil menunduk dan tiga buah jarum suntik melesat di atas kepalanya, tertancap di dinding di seberang ruangan.

"Berayun lebih cepat," kata Noil.

Krek!

"Bunyi apa itu," kata Flint.

Noil dan Flint saling menatap ngeri

"Tali lampunya tidak akan kuat menahan kita berdua, kita akan jatuh," seru Noil.

"Aku tidak mau jatuh!" erang Flint.

Bunyi krek kedua, dan bersamaan dengan bunyi krek ketiga tali lampu itu benar-benar putus, Noil dan Flint memekik mereka jatuh ke bawah bersama lampu kristal yang jatuh menghantam lantai aula.

Pecahan-pecahan kristal berhamburan ke segala arah, membuat para petugas keamanan menjauh menghindar, melindungi diri, memberi Noil dan Flint waktu untuk berdiri dan melarikan diri

"Ayo Flint lari demi nyawamu!" teriak Noil.

Sebuah jarum suntik melesat tertancap di dekat kaki Flint, Flint melihatnya dengan ngeri.

Seseorang bersuara dari lantai tiga."Okh sedikit lagi."

" Zig-zag," seru Flint, "lari zig-zag atau kita akan kena suntik."

Pecahan kristal di lantai menusuk telapak kaki Noil dan Flint, seolah-olah mereka sedang berlari di atas tanaman berduri.

"Lurus atau belok?" seru Noil ketika mereka sampai di ujung aula.

"Belok!" kata Flint.

Sambil berlari Noil menoleh ke belakang, para petugas keamanan masih tak terlihat, jadi mereka punya waktu untuk memikirkan sesuatu, dan Noil sudah memutuskan.

" Perpustakaan," seru Noil, "apa kau masih ingat di mana tempatnya?"

Flint melirik Noil.

"Kau ingin kembali?"

"Apa kau punya rencana lain?" tanya Noil.

"Tidak ada rencana yang lebih baik selain pergi dari sini secepatnya," kata Flint, "dan ya aku masih ingat dimana pintunya, sebelah sini."

Flint menemukan pintunya, sebelum polisi melihat Noil dan Flint, mereka cepat-cepat masuk ke dalam perpustakaan.

Noil segera mengunci pintu di belakangnya.

"Aku sudah mengunci pintunya, kita aman," kata Noil.

"Kenapa kau mengunci pintunya," kata Flint, "kita harus pergi dari sini sekarang."

"Kenapa memangnya ... okh," kata Noil.

Noil berbalik dan melihatnya.

" Mereka tidak terlihat bersahabat," seru Noil.

Flint mulai melangkah mundur.

"Yang jelas mereka tidak sedang ingin berkenalan."

"Saat mendengar alarm berbunyi aku sudah menduga akan menemukan sesuatu yang menarik," kata seekor anjing sambil menyeringai. Igory lebih tinggi, kurus, lebih tua, dan nampak seperti bos dari kawanan.

Olly anjing yang paling gemuk berkata, "Siapa sangka kita akan bertemu dengan kambing yang lucu, aku belum pernah makan daging kambing."

"Bukannya kemarin kau sudah makan daging kambing?" kata anjing yang lainnya.

"Maksudku daging kambing yang sangat-sangat segar," timpal Olly.

"Lakukan sesuatu Noil aku tidak mau menjadi makan siang mereka," seru Flint.

"Tenang saja Flint mereka hanya bertiga," kata Noil, "aku pernah melawan lima anjing sekaligus."

"Bagaimana dengan tujuh?" kata Igory tersenyum licik.

Dan, sepasang anjing lainnya muncul dari belakang kanan lemari dan sepasang lagi dari sisi sebelahnya.

"Apa kau pernah melawan tujuh anjing sekaligus?" bisik Flint.

Flint berharap dia akan mendapatkan jawaban yang menenangkan, tapi kemudian Flint ingat kalau Noil itu singa baik-baik, yang suka tidur, hampir tidak pernah berburu dan takut nyasar kalau keluar dari wilayah kekuasaannya. Jangankan lima dia pasti belum pernah menghadapi seekor anjing pun. Noil hanya berbohong dia cuman menggertak seperti biasanya.

Noil melangkah maju dan berkata, "Kambing ini bersamaku, kalian cari makanan yang lainnya."

"Doom," kata Igory, "apa kau melihat di pungggung kambing itu? ada tulisan kambing ini miliknya."

Doom nyengir."Tidak boss, aku hanya melihat ada tulisan bahwa kambing itu milik siapa saja yang menggigit lehernya pertama kali."

Anjing yang lainnya tertawa sangat keras.

"Doom itu lucu sekali," seru Olly.

Dari arah luar perpustakaan terdengar suara ribut para petugas keamanan yang mencari Noil dan Flint dan semua yang berada di dalam perpustakaan terdiam. Flint bertanya-tanya mana yang lebih berbahaya berada di dalam perpustakaan menghadapi para anjing liar atau di luar dan dikejar-kejar polisi.

Ketika suara langkah kaki di luar perpustakaan menghilang, Igory meludah ke lantai.

"Ckk ... ckk ... ckk ... begini saja," kata Igory pada Noil, "kau serahkan kambingnya dan kami akan melepaskanmu, tak ada perkelahian, tak ada keributan, tidak ada polisi."

"Begini saja," kata Noil, "aku akan hitung sampai 10, kalian bisa pergi dari sini sebelum aku menendang pantat kalian."

Noil menoleh pada Flint.

"Mulailah menghitung Flint."

Flint menggeleng. "Mereka terlalu banyak Noil, kita lari saja."

"Percuma saja, sejak awal mereka tidak berniat melepaskan kita Flint," seru Noil.

"Biarkan Olly yang menghitung," kata Igory, "dia yang paling pandai berhitung."

Olly menyeringai. "Ya ... ya ... aku yang paling pandai," seru Olly, "1 ... 2 ... 3 ... 4 ... 5 ...."

Olly melirik teman-temannya yg lain yang sudah mengeram.

"6 ... 7 ...."seru Olly.

Lalu, Olly berlari menyerang lebih dulu.

"Aku tahu kalian akan curang!" kata Noil.

Noil melompat lebih cepat dari Olly dan menerjangnya hingga anjing itu membentur lemari buku dan terpelanting ke lantai.

Doom maju ke depan dan Noil sudah siap menghadapinya. Dua anjing lainnya bergerak dari sisi kanan dan kiri, mereka mengepung, mencoba mengalihkan perhatian Noil ketika seekor anjing yang tak terlihat tiba-tiba sudah melompat ke arah Noil yang tidak siap.

Flint mendapati dirinya melompat terbang menghadang, Flint menunduk membuat lehernya menjadi semacam pengungkit, dia mengarahkan kepalanya dan merasakan sepasang tanduknya menghantam perut. Flint mendongak melihat anjing di depannya melangkah mundur, mengerang kesakitan di bagian perutnya, Flint melihat anjing itu adalah Igory.

Ketika anjing yang lainnya terkejut karena melihat sesuatu yang tak bisa dipercaya, Noil mengambil kesempatan itu, dia berlari menerkam kaki kanan Doom, mengangkatnya dan membantingnya ke belakang.

Doom mencoba berdiri dengan satu kakinya yang sudah pincang.

Flint berseru tak percaya. "Wow! Kurasa aku bisa melakukannya lagi."

"Bagus Flint," kata Noil, "seekor anjing yang pincang takkan berguna, sekarang kedudukannya dua lawan enam tak terlalu buruk."

Harga diri Igory membuatnya melangkah maju meskipun dia merasakan perutnya kesakitan, tapi Olly yang kepalanya terbentur lantai mulai mengeluh.

"Boss," kata Olly, "kepalaku terasa pusing."

"Diamlah Olly, dasar tak berguna," geram Igory.

"Tapi boss lantai perpustakaannya mendadak terlihat miring," rengek Olly.

Flint tersenyum penuh kemenangan.

"Sepertinya ada yang baru saja mengundurkan diri dari pertarungan," kata Flint, "sekarang jadi dua lawan lima."

"Kita hanya perlu mematahkan satu kaki lagi lalu keadaan akan segera berbalik," kata Noil, "siapa yang mau maju lagi?"

Mendengarnya beberapa anjing melangkah mundur, Doom memaki teman-temannya.

"Aku sudah mengorbankan kakiku, sekarang kalian mau menyerah begitu saja!" bentak Doom.

Seekor anjing di dekat Doom berkata padanya.

"Maaf kawan tapi itu nasib kakimu, kami harus menjaga kaki kami sendiri."

Igory meludah di lantai, dan memutuskan dengan sangat kesal bahwa mereka kalah.

Igory mengeram."Kita pergi dari sini."

Igory memimpin anjing lainnya, melangkah mundur, berbalik, naik ke atas meja, meloncat kepuncak lemari lalu keluar lewat lubang angin.

Flint menatap ukuran lubang angin dengan kecewa, dia mungkin bisa melewatinya tapi tidak untuk Noil. Satu-satunya jalan keluar dari istana Presiden adalah lewat pintu rahasia.

"Ayo kita cari di mana tombol rahasianya," seru Flint.

Noil tidak menghiraukannya dia mendekati jendela mengamati kawanan anjing yang sudah turun ke halaman, sementara Flint meraba-raba dinding.

"Pasti ada di sekitar sini tombolnya, saat kita berhasil keluar dari sini lihat saja aku akan membuat perhitungan dengan tikus-tikus licik itu. Semuanya jadi kacau balau tapi kita bisa kembali dan menyusun rencana yang lebih baik lain kali. Noil sedang apa kau disana jangan menempelkan hidungmu di kaca mereka bisa melihatmu," seru Flint.

"Flint apa kau masih ingat tampang presiden Dump itu seperti apa?" tanya Noil.

"Ya, tampangnya seperti buah labu, mudah diingat," sahut Flint.

"Apa kau akan mengenalinya kalau kau melihatnya lagi."

Flint berbalik dari tembok dan menghampiri jendela.

"Ya kurasa, kenapa memangnya?"

Noil menunjuk keluar, ke seseorang bertubuh gemuk berjas hitam yang dikawal dengan dua orang dengan memakai jas hitam, mereka berlari melintasi halaman menuju mobil berwarna hitam yang menunggu mereka di ujung halaman.

"Apa itu presiden Dump?"

Flint mengamati orang gemuk itu, ketika dia melihat orang itu menoleh sedikit ke belakang.

Flint berseru, "Ya itu dia presiden Dump."

"Bagus!" kata Noil.

Noil langsung memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Noil menoleh pada Flint dan berkata, "Saat kau sudah menemukan tombol pintu rahasianya, langsung pergi dari sini jangan menungguku."

"Jangan memasang tampang seolah kau punya sembilan nyawa, apa yang ingin kau lakukan?" seru Flint.

"Menemui presiden Dump," kata Noil.

Flint menggeleng tidak setuju.

" Kau ingin bunuh diri ya! ada banyak petugas keamanan di luar sana, mereka akan menembakmu, jangan sekarang kita bisa kembali nanti."

"Takkan ada lain kali Flint," kata Noil, "sekarang atau kita tidak punya kesempatan lagi."

"Kesempatan!" seru Flint, "kau bahkan takkan sampai setengah halaman."

"Aku tetap harus mencobanya."

"Memangnya kau akan keluar lewat mana? Lubang angin! Tidak akan muat!"

Noil berbalik melangkah mundur dan mengambil ancang-ancang jelas dia tidak akan lewat lubang angin.

Flint berdiri menghalangi jendela.

"Aku takkan membiarkanmu."

Noil tak mendengarkan Flint, dia berlari dan meloncat melewati kepala Flint, menabrak jendela hingga memecahkan kacanya.

Cahaya matahari, untuk sesaat menyilaukan mata Noil, angin menghembuskan surainya, ketika Noil bisa melihat dengan lebih baik dia melihat Presiden Dump berlari tunggang langgang menjauhinya.

Seorang petugas keamanan berkata, "Arahkan ke badannya."

Noil berlari di tengah halaman, dia berlari secepat yang pernah dia lakukan sepanjang hidupnya.

Seorang petugas keamanan berseru,"Sekarang!"

Noil merasakan sesuatu tertancap di perutnya.

Satu tembakan lagi.

Noil merasakan kepalanya seketika pusing, matanya berkunang-kunang, sesaat kemudian dia roboh ke tanah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!