Satu Kali Kesempatan Kedua

Setelah mengucapakan itu Rayan tidur dengan telentang. Ia akan memulai apa yang di inginkan oleh Safira, apa Safira bisa membuat iya jatuh cinta kepadanya. itu.

" Selamat berjuang, jika tidak kamu sendiri yang akan rugi." guman. Rayan yang memandang wajah Safira yang sudah lelap.

pagi hari di kediaman papa dan mama Rayan suda riuh karena mereka akan makan bersama.

" Ma aku bantu apa dong.." tanya Safira yang masih berada di dapur,

" Gak usah nak lagian ini sudah selesai juga kamu bangunkan saja suamimu itu.." mama Rayan menyuruh Safira membangunkan suaminya.

" Tapi ma.."

" Udah sana, mama hanya ingin kamu fokus saja sama suami kamu, bukanya kamu harus mementingkan suamimu dulu." mama Rayan menyuruh Safira kembali kekamar mereka yang ada di atas.

" Baiklah ma, kalo gitu fira kekamar dulu ya.." pamitnya.

Setelah sampai di atas ingin hati membangunkan suaminya ia malah melihat pemandangan suaminya yang susah rapi dengan setelan kantornya, dan betapa tampannya suaminya itu..

" Tampan sangat tampan, bahkan aku wanita yang beruntung itu mendapatkan suami setampan mas rayan, tapi sayang aku tidak bisa mendapatkan hatinya." Batin Safira yang masih memandangi suaminya yang bersiap itu di depan cermin.

Rayan yang menyadari jika ia di pandang oleh Safira tersenyum kecil,

" Kenapa kamu ada di situ, sedang memandang wajah tampanku ini ya.." Rayan yang melihat Safira terbengong-bengong.

" Eh... Maaf mas,," wajah Safira memerah dan jantungnya berdetak lebih kencang saat Rayan yang melihat iya kepergok memandangi wajah suaminya.

" Kenapa minta maaf, terpesona.." rayan masih memperhatikan Safira.

" Gak gitu mas, aku akui kamu memang tampan, dan aku beruntung bisa memiliki kamu, walaupun setelah tiga tahun kamu tak menyambut cinta yang aku berikan kepadamu.." jawaban jujur Safira, dan Safira tak menampik itu.

Rayan hanya diam saja, saat ucapan zafira panjang lebar, bahkan ia juga masih belum yakin akan bisa mencintai Safira, karena baginya cinta itu tak bisa tumbuh hanya seiringnya berjalan'nya waktu, perlu waktu yang tidak sebentar.

" Apa kamu tak membantu mama memasak di bawah," tanya Rayan yang masih melihat Safira berdiri di sana.

" Malahan mama suruh aku untuk kesini bantuin kamu bersiap mas.." jawabnya Safira jujur.

" Oh..." Rayan hanya mengangguk saja,

Setelah selesai Rayan dan juga Safira turun kebawah untuk mengajak suaminya itu untuk sarapan, ia juga mengandeng tangan Rayan dengan lembut, dan juga manja, kapan begini jarang-jarang kan, Safira bertekad untuk mendapat hatinya suaminya itu.

" Pagi ma, pa, " sapa Rayan.

" Pagi juga, duh mesranya mantu dan anak mama.." mama Rayan yang melihat menantu dan putranya yang sangat mesra itu.

" Apasih ma.." Safira tersipu malu..

setelah mereka duduk dan makan bersama, seperti biasa mereka makan dengan hening tak ada pembicaraan sama sekali.

" Ma Rayan dan juga Safira pulang kerumah ya.." Rayan mengutarakan niatnya.

" Harus sekarang juga nak, kenapa gak menginap lagi.." mama Rayan bertanya kepada anak dan menantunya.

" Iya ma, kasian kan, kalo rumahnya di tinggalin, "

" Kamu ini kalo sudah menyangkut rumah selalu begitu." ucap mama Rayan,

setelah. berbicara ahirnya rayan dan juga Safira pulang, ia juga tak ingin berlama-lama di rumah mertuanya itu, karena Safira hari ini kerja. dan masih belum di ketahui oleh Rayan,

" maaf mas Rayan. Aku gak izin kamu untuk bekerja aku takut nanti jika aku tak bersama mu aku gak punya pegangan sama sekali." batin Safira.

setelah sampai di depan rumah Rayan. Pun menurunkan Safira dan langsung kembali ke arah menuju kantor.

Safira yang melihat suaminya pergi ia segera masuk dan berganti baju, tak lupa. Ia juga memakai masker seperti biasa saat pergi bekerja. Safira sampai di tempat kerja walaupun sedikitnya terlambat.

" Kamu dari mana saja Fira, tumben banget telat." cecar Alea.

" Maaf aku tadi habis dari rumah mertua, maaf ya Alea." Safira meminta maaf.

" Gak papa sih untung bos kita baik kalo gak Lo sudah di pecat fira.." Alea menakut-nakuti.

" Jangan gitu napa, aku butuh banget pekerjaan ini, besok gak lagi deh," Safira berusaha bernegosiasi.

" Bukanya Lo di beri nafkah. sama Rayan fir, kanapa Lo kerja segala. Suami Lo kan tajir Fira," Alea masih mencibir sahabatnya itu.

" Ya gue tau, tapi kehidupan selanjutnya kan tiada yang tau.." Safira masih kekeh mengatakan itu

" Tau lah, serah Lo deh, ayo kerja.."

alasan Safira kerja seperti biasa, Rayan yang baru sampai di ruanganya, tak lama asistennya datang,

" permisi pak, jadwal hati ini anda, ada meeting dengan klien yang dari kota A, mereka mengajak anda bertemu di kafe xx.." asisten membacakan agenda hari ini.

" Baik, ada lagi fando.." tanya Rayan yang melihat muka fando.

" Sekitar satu jam lagi ada pertemuan dengan mister dari kota s ingin bertemu dengan anda pak.."

" Baik atur saja fan, " Rayan kembali ke mode awal membawa berkas yang menumpuk di ruanganya.

setelah mengucapkan itu Fando keluar ruanganya.

Huh.

tak lama ponsel Rayan berbunyi menandakan ada yang menelfon.. Rayan pun mengangkatnya.

" Hallo ada apa." Rayan langsung menjawab sebelum di seberang bertanya.

"mas kamu kenapa, aku telfon jawabnya begitu.."jawab Hanna di seberang,

ya yang menelfon Rayan adakah Hanna.

" Iya ada apa Hanna mas banyak pekerjaan."

" Nanti makan siang aku kesana ya bawain kamu makan siang.."

"gak usaha repot-repot Hanna lagian juga aku ada pertemuan nant,"

"plis mas kali ini saja, apa kamu gak rindu masakan aku,,"Hanna masih merayu, ia bertekat untuk mengambil hati rayan kembali.

" Terserah kamu saja, apa maumu, saya sibuk," setelah mengucapkan itu Rayan mematikan sambungan telfonnya.

Rayan meletakan ponselnya dan fokus ke pekerjaan, sedangkan Hanna begitu marah karena Rayan sudah berubah tak seperti dulu, saat mereka bersama,

" maafkan aku mas, aku tau aku salah, tapi aku juga tak ingin ada di posisi ini, kah tau sendiri kan orang tuaku, tapi percayalah hati ini hanya untuk kamu mas,," monolog Hanna,

Hanna masih tak bisa melupakan cinta pertamanya itu, ia dan Rayan berpisah lantaran Hanna harus pergi ke negeri tetangga untuk melanjutkan pendidikan 5 tahun ia meninggalkan kekasihnya itu Tampa kabar sedikitpun, Bahkan saking fokusnya ia sampai lupa jika ia mempunyai kekasih yang menunggunya. sekarang Hanna hanya akan menyakinkan Rayan untuk kembali bersama, Karena Hanna yakin bahwa rayan sih memiliki cinta untuknya. Hanna juga tak tau bahwa Rayan sudah menikah, dan yang ia tahu Rayan masih sendiri, Rayan juga menutupi pernikahan dengan Safira, karena itu Rayan sampai sekarang..

.