Tiga orang pria bersahabat dengan seorang gadis cantik dari masa bangku SMP hingga mereka dewasa. Persahabatan yang pada akhirnya diwarnai bumbu cinta yang saling terpendam hingga akhirnya sang gadis tersebut hamil dan membuat persahabatan mereka nyaris retak.
Siapa sangka sebenarnya salah satu di antaranya mencintai seorang gadis yang sebenarnya selama ini amat sangat dekat di antara mereka.
Seiring berjalannya waktu, rasa sakit mulai terobati dengan hadirnya si pelipur lara. Hari mulai terasa bermakna namun gangguan tidak terhindarkan. Mampukah mereka meyakinkan hati gadis masing-masing, terutama gadis yang salah satunya memiliki rentang usia bahkan 'dunia' yang berbeda dengan mereka.
SKIP yang tidak suka dengan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Waktu yang berlalu.
Waktu kian cepat berlalu.
Bang Arma menggandeng tangan keduaa putranya memasuki area kompi. Kini dirinya menjabat sebagai seorang Danki.
Baby J dan Baby Sakti kini telah berusia tiga tahun. Mereka berdua begitu lincah meskipun badan mereka cukup gemuk untuk anak seusia nya. Jelas siapapun pasti mengira bahwa kedua batita tersebut seperti anak kembar.
"Lepas Pa..!!" Pinta Baby S.
"JJ juga mau main sendiri..!!" Pinta Baby J berusaha melepas genggaman tangan sang Papa.
Bang Arma langsung memelototi kedua putranya secara bergantian. "Tidak akan..!!! Kalian bisa merusak suasana kalau Papa lepaskan. Papa mau ada pertemuan penting dan kalian jangan onar..!!"
"Abang JJ mau sama Mama..!!"
"Abang Sakti juga..!!" Sakti memaksa menarik tangannya dari genggaman Bang Arma.
"Kalian jangan bertingkah..!!!!!" Suara Bang Arma menggema hingga banyak anggota yang menoleh mendengar suara keras Bang Arma.
"Mamaaaaaaa..!!!!!!!!" Teriak JJ dan Sakti kecil yang akhirnya membuat anak-anak anggota lain ikut menangis kencang bersahutan.
"Astaga, induk macan bisa ngamuk nih..!!" Seketika Bang Arma panik mendengar tangis kedua putranya, sudah jelas setelah ini Nadia akan marah besar padanya.
"Abaaang..!!!!! Anak-anak kenapa?" Tanya Nadia keluar dari ruang rapat kepengurusan.
"Ini.. anu......." Bang Arma serasa gugup dan mati kata saat Nadia tak mengalihkan pandangan darinya.
"Anu apa??? Pasti Abang marahi anak-anak..!! Kenapa sih Abang selalu buat anak-anak nangis. Anak sendiri saja nangis, apalagi anak orang." Nadia kesal dan akhirnya berjalan menghampiri kedua putranya.
Sontak Bang Arma menyorong kedua putranya agar lebih cepat mendekat pada sang Mama daripada Nadia berhenti di depannya dan menancapkan kukunya yang panjang bagai cakar kucing di pinggangnya.
"Nadia hanya titip anak kita sebentar saja. Apa susahnya membuat mereka tidak menangis..!!!!!" Tak hentinya Nadia mengomel dan Bang Arma sebagai pria nomer satu se kompi hanya bisa berdiri di tempat tanpa suara dan menunduk pasrah.
Nadia pun berjalan menggandeng JJ dan Sakti namun langkah Nadia terhenti, ia meremas perutnya dengan kuat.
"Dek?????" Bang Arma berusaha mendekat dan memastikan keadaan Nadia. "Kamu sakit?" Tanyanya cemas.
"Nadia... Pusing, Bang..!!"
bruugghh...
"Nadiaaa..!!!"
"Ibuuu.." pekik ibu-ibu kepengurusan kompi.
"Mamaaaaaaaa.....!!!!!!!" JJ dan Sakti menjerit histeris dan semua itu sukses membuat Bang Arma semakin panik.
"Abang JJ sama Abang Sakti jangan panik, Mama nggak apa-apa..!!" Sebisa mungkin Bang Arma menahan diri dan mengendalikan suaranya agar kedua putranya berhenti menangis.
"Daraaahh.. Mama ada darah..!!" JJ mundur teratur dan menjerit melihat paha sang Mama berdarah.
Sakti kecil ikut berteriak ketakutan, mereka berdua berteriak sembari saling menguatkan. "Mama jangan mati sekarang..!!! Abang belum beli sepatu bola..!!"
"Abang juga belum beli cake ubi."
Kepala Bang Arma rasanya pening. Rasa hatinya emosi tapi tidak mungkin dirinya memarahi kedua putranya.
"Tolong kalian jaga anak-anak saya dan segera hubungi Kapten Angger..!! Katakan saya membawa istri ke rumah sakit..!!"
...
Sebisa mungkin Bang Arma menenangkan perasaan nya. Melihat lelehan darah di sela paha Nadia membuat jantungnya berdetak kencang tak beraturan.
Ada sedikit tanda tanya dan curiga dalam hatinya pasalnya tiga hari yang lalu Nadia sempat mengeluh sakit perut karena terlambat datang bulan.
"Bagaimana ini?? Habislah aku kalau benar jadi anak." Gumam Bang Arma semakin cemas.
:
Di rumah sakit sudah ada beberapa orang anggota dan beberapa ibu kepengurusan yang ikut menemani Bang Arma.
Bang Angger pun berusaha menenangkan keponakannya yang super aktif.
"JJ, Sakti.. main sama Ayah dulu ya le..!!" Ajaknya karena Bang Arma terlihat begitu stress. Terpaksa Bang Angger mengeluarkan tenaga ekstra demi menjaga dua keponakannya.
Tak berapa lama seorang dokter piket UGD keluar dari ruang tindakan, Bang Arma pun segera menghampiri nya.
"Bagaimana keadaan istri saya dok??"
"Istri Pak Arma sedang hamil tujuh minggu, tapi karena mungkin terlalu lelah...."
Bang Arma sampai berjongkok meremas kepalanya, pikirannya sudah kalut hingga tak tau lagi bagaimana menata perasaan yang tak karuan.
Beberapa orang anggota sampai membantu menenangkan Bang Arma. Mereka juga membantu Danki nya untuk duduk.
"Ampuni aku Ya Allah, bisa-bisanya aku tidak tau kalau istriku sedang hamil." Bang Arma sampai menangis karena merasakan beban dalam hatinya.
"Pak Arma.. tenang Pak. Kehamilannya masih bisa di selamatkan..!!" Kata Bu Dokter.
.
.
.
.
Tapi ambil hikmahnya, selain sebagai rejeki kehadirannya juga sebagai pelengkap setelah adanya 2 jagoan, dan menambah kokohnya cinta kalian
Tapi seorang ibu tak pernah rela anak2nya dimarahi sekalipun itu oleh ayahnya
Miris sekali keadaannya😭
Usut tuntas siapa yang menculik dan menjual Putramu, Abang...