Anak Genius Milik CEO

"Non Bella, ada yang ingin bertemu, Non," ucap sang ART.

Bella terkejut? Tentu saja. Pasalnya, dia baru saja kembali ke Indonesia beberapa hari ini. Dia pun tak memberitahu kepada siapapun, kalau dia sudah kembali. Hingga akhirnya dia terpikir, kalau laki-laki itu adalah Andreas mantan pacarnya yang berkhianat waktu itu.

"Bilang saja, aku tak ada Bi," ucap Bella terdengar lirih.

Dia menjadi teringat perbuatan Andreas dulu padanya. Rasanya begitu jijik, mengingat Andreas yang sedang bercinta dengan wanita yang dia anggap sahabatnya.

"Tapi, Non---"

Belum selesai bicara, Bella langsung membentak sang ART. Dia juga menutup pintu kamarnya begitu saja. Tentu saja hal itu membuat sang ART tampak bingung.

"Mengapa Nona Bella seperti itu? Padahal dia belum tahu siapa tamu yang dimaksud. Nona Bella memang sangat cantik. Baru beberapa hari kembali ke Indonesia saja, sudah ada laki-laki tampan yang ingin bertemunya."

Dengan perasaan menyesal, sang ART langsung menghampiri Alex dan juga Jo yang saat itu menunggu di ruang tamu. Dia mengatakan, kalau Bella tak ada.

"Kenapa Bibi harus bohong pada kami. Saya yakin kalau Nyonya Bella ada di rumah. Ada hal penting yang ingin saya katakan padanya. Tolong izinkan saya bertemu dengannya. Ini tentang masa depan saya dengannya. Saya papa dari kedua anaknya. Jangan halangi saya untuk bertemu dia," ucap Alex tegas.

Alex langsung menerobos masuk begitu saja. Tak peduli Bibi Leticia memanggil-manggil dirinya. Dia khawatir Bella akan marah padanya.

"Tolong izinkan mereka bertemu. Sudah sekian lamanya mereka berpisah. Bibi lihat sendiri 'kan? Tuan Alex memiliki wajah sangat mirip dengan anak Nyonya Bella. Kita lihat saja reaksi mereka setelah ini!"

Akhirnya Leticia terdiam. Apa yang dikatakan Jo memang benar. Dia baru menyadari, kalau laki-laki itu memiliki wajah dengan anak perempuan majikannya.

"Sudah aku katakan, bilang saja aku tak ada!" pekik Bella dari dalam kamarnya.

"Argh, kenapa aku harus dipertemukan kembali dengan laki-laki brengsek itu. Apa aku harus kembali ke Paris kembali?"

Bella terlihat histeris. Dia juga meremas rambutnya. Membuat kedua anaknya tampak bingung, keduanya saling memandang. Seakan bertanya apa yang terjadi dengan mommynya.

"Mommy kenapa? Apa yang terjadi dengan Mommy? Kenapa Mommy seperti ini?"

Mendengar pembicaraan Bella dengan anak perempuannya, Alex terlihat meneteskan air matanya di balik pintu. Dia masih tak menyangka, pada akhirnya bisa dipertemukan kedua anaknya.

"Sayang, buka pintunya! Ini papi," panggil Alex sambil mengetuk pintunya. Suara Alex terdengar lirih.

Bella dibuat terkejut. Mendengar suara laki-laki yang mengatakan kalau dia papi anaknya. Sesaat dia terdiam, sampai akhirnya dia naik pitam. Dia buka pintu kamar itu dengan kasar. Saat itu juga Alex berlutut di kaki Bella. Terlihat sekali penyesalan di wajah Alex. Air matanya semakin deras. Dia benar-benar terlihat rapuh.

"Aku mohon, tolong maafkan aku! Mungkin saat ini kamu merasa bingung, karena tak mengenal aku. Bisa dikatakan kalau aku dulu adalah laki-laki brengsek yang pergi meninggalkan kamu begitu saja, dan bahkan meninggalkan benih di rahim kamu. Aku adalah Alexandre, laki-laki yang telah merenggut kehormatan kamu malam itu. Aku papa dari kedua anak kembar kita," ungkap Alex diiringi isak tangis.

Bella menatap Alex dengan tatapan yang tajam. Dadanya bergemuruh, seperti terbakar api. Rasa benci pada Alex hadir.

"Bangunlah! Saya tak butuh mengemisnya kamu! Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini. Anda salah alamat. Saya tak mengenal Anda, dan saya tak pernah merasakan seperti yang Anda ceritakan itu. Mereka anakku, dan jangan pernah mengaku-ngaku mereka itu anak Anda, Tuan Alexandre! Mereka milik saya, dan tak memiliki papa seorang pecundang. Saya minta Anda pergi dari sini sekarang juga, sebelum saya mengambil tindakan tegas. Bisa saja saya melaporkan Anda ke polisi, karena masuk ke rumah orang tanpa permisi, dan menganggu ketentraman saya dan kedua anak saya!" ancam Bella. Tak ada setetes air mata pun yang menetes dari mata Bella. Dia terlihat begitu tegar.

"Mommy, kami mohon tolong maafkan Papi! Kami bahagia bisa bertemu papi," ucap Feli.

Feli dan Farell terlihat bahagia, karena akhirnya mereka bisa bertemu dengan papi mereka. Keduanya langsung berhambur ke pelukan papinya.

"Terima kasih sudah mau memaafkan dan menerima papi. Maafkan Papi yang selama ini membuat kalian tak memiliki papi. Asal kalian tahu, selama ini papi sudah mencari keberadaan mami kamu. Tapi, Papi tak berhasil. Karena papi tak mengetahui identitas mami kamu. Papi pun tak memiliki foto mami kamu. Bertahun-tahun papi tersiksa, hidup dalam penyesalan. Papi menyesal telah menyakiti hati mami kamu. Sekarang, papi ingin menebus semua kesalahan yang Papi perbuat. Papi sangat mencintai Mami kamu," ungkap Alex.

Alex sempat melirik ke arah Bella. Namun, Bella memalingkan wajahnya. Bella dibuat tak berkutik, karena kedua anaknya justru begitu senang bertemu dengan Alex.

"Dia bukan papi kamu! Dia hanya mengaku-ngaku saja. Kalian jangan langsung percaya begitu saja. Kalian tak memiliki papi. Kalian hanya memiliki Mommy di hidup ini. Lepas!"

Bella berusaha melepaskan kedua anaknya dari pelukan Alex.

"Tapi Mom, wajah laki-laki ini sangat mirip aku kata Kak Farell. Kami yakin dia adalah papi kami," ucap Feli.

"Diam! Bisa diam gak kalian? Kalian tahu apa tentang persoalan orang dewasa. Dia bukan papi kamu. Kamu hanya memiliki Mommy, dengar itu! Mommy sudah mengulanginya."

Alex tersenyum. Dia punya cara untuk menaklukkan hati wanita di hadapannya. Dia meminta kepada kedua anaknya untuk keluar dari kamar, memberikan kesempatan kepada mereka berdua untuk bersama. Bella dibuat melongo, karena kedua anaknya langsung keluar mengikuti perintah Alex.

"Kalian ini apa-apaan? Mengapa kalian justru menurut pada orang yang tak dikenal? Masuk! Mommy akan sangat marah sama kalian!" Bella berkata. Dia terlihat begitu panik.

"Kalian tak perlu khawatir! Sebelum Mommy kamu menghukum kamu, Papi duluan yang akan menghukumnya. Karena tak ingin mengakui papi sebagai papi kamu. Ya sudah, kalian main dulu di bawah ya sama Uncle Jo dan Bibi. Papi mau kasih pelajaran dulu ke Mommy," ucap Alex menyeringai licik

Bella terlihat panik, saat Alex berhasil menutup pintu kamarnya.

"Kamu mau apa? Dasar laki-laki gila! Jangan berani macam-macam!" Ancam Bella, dan justru membuat Alex semakin merasa gemas.

"Gak macam-macam kok. Aku hanya ingin satu macam saja. Sepertinya kamu lupa apa yang kita lakukan dulu. Maka dari itu, aku akan membuat kamu mengingatnya kembali," goda Alex dengan wajah yang menakutkan bagi Bella.

"Argh ...."