Menikah muda? dengan musuh? oh Tuhan... jauh-jauh.
Tapi tidak berlaku bagi Elnada. Baginya menikah dengan musuhnya malah suatu anugrah. Elnada Zevinta gadis cantik, sedikit tengil juga terkenal bandel di sekolahnya harus menikah di usianya yang masih sangat muda.
Kehidupan Elnada awalnya sangat monoton sekali baginya, tetapi setelah menikah semua berubah, kehidupan monoton itu sirna dan tergantikan cerita yang cukup mengagumkan.
Enggaraksa Abigani, cowok populer di sekolahnya. Wajahnya tampan, juga memiliki kepintaran di atas rata-rata membuatnya banyak dikagumi lawan jenis. Sikapnya cuek, namun kehidupannya begitu misterius.
Cinta tapi gengsi, begitulah kisah keduanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Penasaran
Pukul 6 pagi. Elnada sudah siap dengan seragam sekolahnya. Gadis itu sengaja bangun lebih awal meski tadi malam tidak begitu nyenyak ketika tidur. Bayangkan saja pikiran Elnada masih diliputi rasa penasaran tentang pacar Enggar dulu. Ia sangat ingin tahu gadis yang bisa mengambil hati seorang Enggaraksa.
Terlihat bunda Arlin yang baru saja menutup sebuah panggilan melalu telepon rumah. Lalu dengan senyum hangat menyapa Elnada dan menghampiri gadis itu.
"Sudah rapih banget sayang?" tanya bunda Arlin dibalas Elnada dengan senyuman.
"Hari ini juga kamu terlihat semakin cantik, kenapa hayo?" lanjut beliau menggoda.
"Masa sih bund? biasa aja ah," balas Elnada menelisik penampilannya.
Padahal ia sendiri sadar jika apa yang dia lakukan hari ini memang untuk membuat Enggar terkesan. Elnada tidak mau kalah dengan gadis di masa lalu Enggar yang sudah membuatnya tidak nyaman beberapa jam terakhir ini.
"Biasa aja apanya? hari ini kelihatan lebih beda bunda liat," jelas bunda Arlin sembari membersihkan meja makan.
"Ya sudah kamu tunggu dulu aja ya? bunda mau panggilin ayah," jelas beliau setelah selesai menyiapkan sarapan di meja makan.
Sembari menunggu, Elnada bermain dengan ponselnya. Senyumnya mengembang saat melihat banyaknya komentar pada akun media sosial miliknya karena unggahan foto kemarin.
Namun tidak lama setelah itu terdapat komentar yang membuatnya merasa menang, bukan dari seseorang yang diharapkan memang, tetapi dari salah satu sahabat Enggar yang ternyata mengikuti akun media sosial miliknya.
Raja, berkomentar dan mengatakan jika ia seperti kenal latar dapur yang diunggah oleh Elnada, juga seperti mengenal sosok yang sengaja Elnada ambil dari bagian belakang, sontak saja komentar Raja itu mengundang banyak komentar dari yang lainnya juga.
"Seru juga ternyata," gumamnya tersenyum senang.
"Kalau gue selfi di sini, kira-kira heboh juga nggak ya?" ujarnya lagi bersiap mengambil fotonya dengan latar belakang rumah Enggar, sudah pasti orang yang pernah berkunjung ke rumah Enggar akan paham jika teliti. Namun setelah mengambil beberapa fotonya, Elnada belum berniat untuk langsung mengunggahnya.
Sementara Enggar duduk seraya membaca buku di kamarnya. Ponselnya belum ia lihat dari tadi malam, ia masih menunggu Oki yang sedang bersiap-siap ke sekolah. Selain menumpang menginap, Oki juga berniat menumpang untuk berangkat sekolah dengannya.
Cowok itu sengaja kabur dari rumah karena masalah di keluarganya. Meski Oki tergolong dari keluarga berada, bukan berati kehidupan cowok tersebut mulus begitu saja, kedua orang tuanya sering bertengkar sampai membuat Oki tidak tahan rasanya berada di rumah yang seharusnya membuatnya nyaman.
Benar adanya jika orang yang sering membuat tawa orang-orang di sekitarnya biasanya orang itulah yang mempunyai masalah pelik dalam hidupnya. Tawanya untuk menutupi itu semua, dan itulah yang Oki sedang jalani atau rasakan sekarang.
"Gue selesai." Oki menghampiri Enggar yang sudah selesai sedari tadi.
Bahkan mungkin ada sekitar 20 menit yang lalu Enggar menunggu Oki sampai selesai.
Melihat tatapan Enggar sekarang membuat Oki merasa kesal pastinya. Itu tatapan obrolan mereka tadi malam.
"Apa lagi? jangan nyuruh gue pulang Ga, kalau lu keberatan gue nanti nginep di rumah Raja deh," ujar Oki tahu akan maksud dari tatapan Enggar.
"Ayo turun," balas Enggar tidak berniat membahas masalah Oki sekarang.
Meski Enggar berniat membuat Oki pulang ke rumahnya. Enggar cukup dekat dengan keluarga Oki, jadi sedikit mengerti masalah yang dihadapi keluarga Oki yang beberapa kali membuat cowok itu kabur dari rumahnya.
"Ayo sarapan dulu," ujar bunda Arlin melihat kedatangan keduanya.
"Egar, panggil Elnad sayang, tadi dia ke ruang tengah," titah bunda Arlin yang langsung dituruti oleh Enggar tanpa menjawab.
"Siapa tante?" tanya Oki seperti tidak asing dengan nama yang disebutkan oleh bunda Arlin.
"Kamu penasaran ya?" goda bunda Arlin dibalas Oki dengan kekehan.
"Nanti juga kamu akan tahu," balas beliau lagi yang hanya diangguki oleh Oki.
Sebenarnya Oki cukup penasaran dengan nama yang disebutkan tadi, tetapi menurut Oki tidak akan mungkin jika Elnada teman satu sekolahnya yang dimaksudkan, bisa saja nama yang sama tetapi orang berbeda.
Sampai di ruang tengah. Langkah Enggar terhenti, matanya menangkap sosok Elnada yang sedang tertidur di sofa, awalnya Enggar kesal, tetapi saat dekat dengan gadis itu, rasa kesal Enggar seakan berkurang melihat wajah cantik Elnada yang terlihat lucu dan polos saat tertidur.
Gadis yang biasanya mencari masalah dan selalu berani ketika berhadapan dengannya di sekolah kini terlihat sangat lugu, Enggar cukup terkesima dengan kejadian saat ini.
"Nada," panggilnya masih tidak mendapat tanggapan dari Elnada.
"Nada bangun," ulang Enggaraksa membuat tubuh Elnada bergerak.
Gadis itu menatap ke arah Enggar dengan mata yang mulai terbuka secara perlahan, sangat lucu sekali di mata Enggar, hanya saja Enggar tidak berniat untuk mengutarakannya langsung dengan yang bersangkutan.
"Siapa dia?" tanya Elnada seketika membuat Enggar mengernyit.
"Ah lupakan," lanjut Elnada mulai membenarkan posisinya.
"Lo ditunggu di meja makan," ujar Enggar diangguki oleh Elnada.
"Kak Enggar tunggu," cegahnya.
Langkah Enggar terhenti, keduanya saling melempar pandang untuk beberapa detik, sebelum akhirnya Elnada kembali bersuara.
"Nggak! Nggak jadi," lanjut Elnada melewati Enggar.
Sementara Enggar menggeleng melihat sikap aneh Elnasa. Tetapi gadis itu memang terkadang aneh memang dan sedikit unik.
Bisa-bisanya Elnada mempermainkannya. Jika saja Elnada tahu, tadi Enggar sudah menunggu atau menantikan apa yang akan Elnada katakan, entah apapun itu, Enggar menantikannya.
"Kok bi aja sih kak Enggar? semenarik apa sih masa lalu dia? Gue yang paripurna gini dianggurin bnjir" ujar Elnada dalam hatinya.
"Sayang sini," ujar bunda Arlin dengan semangat melihat kedatangan Elnada.
Seketika wajah Oki berubah syok melihat gadis yang ikut duduk di meja makan. Bahkan sendok yang sedang ia pegang perlahan bergoyang karena terlalu terkejut dengan yang dilihatnya.
Melihat wajah terkejut Oki sontak membuat Elnada tersenyum. Ia sendiri sampai lupa dengan keberadaan Oki di rumah Enggar, itu semua karena Elnada terlalu sibuk dengan gadis di masa lalu Enggar.
"Pagi kak Oki," sapa Elnada dengan ramah.
"Oh ha-hai, pagi," balas Oki gugup.
"Ayo dimakan semuanya," titah pak Wijaya.
"Enggar, kok bisa?" tanya Oki setelah Enggar kembali duduk di sebelahnya.
"Nanti gue ceritain," balas Enggar yang masih dapat didengar oleh Elnada.
Diam-diam senyum Elnada mengembang mendengar apa yang Enggar katakan barusan.
"Itu berati lo mau kasih tau Oki kak, kalau kita udah nikah," ujarnya dalam hati.
Selesai sarapan, Elnada pamit untuk berangkat, begitu juga dengan Enggar dan juga Oki, mereka berangkat bersama dengan menggunakan mobil milik Enggaraksa.
Sepanjang perjalanan banyak sekali yang ingin Oki tanyakan kepada keduanya, bahkan Oki terlihat seperti orang bodoh yang terus melihat ke arah Enggar dan juga Elnada secara bergantian.
Elnada yang duduk dibagian belakang tersenyum melihat wajah bingung Oki, ia lalu mengambil gambar Enggar dan Oki dari belakang, namun kali ini bukan untuk ia unggah ke akun media sosial miliknya, melainkan ia kirim kepada kedua sahabatnya yang sudah mengomel di pesan singkat dan menunggu kedatangannya.
"Mayan lah biar tuh dua cunguk makin panasss," komentar Elnada setelah mengirim foto Enggar dan Oki yang tadi sempat ia ambil dari belakang.
sukanya mengkambing hitamkan El buat dpt perhatian dr Enggar.
tenang El, skrg harus balasnya lbh cantik lagi. tohh, Enggar udah respect kq sm kamu. jd ga perlu takut kalau nanti ada yg jahatin km pasti Enggar jd pahlawan kamu.
emang Narin doank yg jd pihak tersakiti, apa kabar El yg bs kemungkinan dianggap kayak anak yg ga di inginkan dr papinya sendiri. apa ga sedih El🥺
kpn ketahuan nya si narina bermuka dua...
main cantik, biar enggar tahu sahabatnya yang sok polos
terakhir yg baju jaring jaring aja udah bikin Enggar nelen ludah sampe kepikiran trs. 🤭🤭
kl lebih nanti. bs ga dilepas Elnada sama Enggar nanti. apa lg di deketin sm Daren atau yg lainnya😁😁😁
kalau El merasa lelah dan jenuh pasti El akan melakukan yang membuat nyerah
jangan sampe nyesel pas Elnada udah ada yg nembak lgsg panas dingin pgn emosi🤭🤭🤭
duhh,, ada lg yg pgn deket deket Enggar 😑😑
sorry anda bukan tipe saya( kata Enggar)😌😌🙃🙃
soalnya tipe Enggar tuh yg berani kyk El🙃
bilang donk😌😌😌
nanti keburu di embat sama Daren lohh🙃🙃🙃
kan Daren gatau kl El tuh cewe,, eeh salah istri deng🤭🤭😁😁😁
tenang aja El, saingan mu bertambah tp hati dr Enggaraksa sudah jd milik km dr sebelum kalian bersama. hanya karna si Narina aja jd nya perasaan Enggar tidak dinampakin di depan kamu.😇😇
hmmm, kl sampe anak dr papi Bara yg pindah k sekolah El. maksudnya apa sih😑😑
masa mau rebut Enggar. atau mau coba coba PDKT sm Enggar. mau secakep atau sepinter apapun. Elnada sudah singgah di hati Enggar laah🥰🥰🥰
giliran Deket aj mukanya datar pas giliran di deketin sama temen sendiri z Enggar kepenasan makanya kalau suka ya ngomong apalagi sekarang status bukan pacar tp teman hidup