NovelToon NovelToon
Sakit, Dituduh Selingkuh

Sakit, Dituduh Selingkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ludia Tola

Pertemuan dianggap sebagai takdir dalam menjalani kehidupan berumah tangga, namun rasa sakit hati yang ditorehkan setiap saat karena dituduh selingkuh secara perlahan mengubah rasa cinta membeku. Kesabaran ada batasnya. Sampai di manakah batas kesabaran yang miliki oleh tokoh yang berperan sebagai istri (Naya)?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ludia Tola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berangsur Pulih

Hari ini Naya sudah diizinkan oleh dokter untuk pulang dan selanjutnya akan istirahat di rumah karena kesehatannya masih perlu dikontrol sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.

"Terima kasih Dok, atas semua pelayanannya selama istri saya dirawat di rumah sakit ini?" ucap Robin ketika dokter Budi hendak balik ke ruangannya.

"Sama-sama," sahut dokter Budi.

Dokter Budi tahu bahwa Naya punya pergumulan yang berat karena terlihat dari sorot matanya. Semoga saja suaminya sudah insaf dan tidak berlaku kasar lagi terhadap Naya. Itulah harapan dokter Budi.

Ketika Naya di papah oleh suaminya menuju ke mobil, secara tidak sengaja ia melihat Leo yang muncul dari gerbang. Leo berpakaian rapi dan membawa tas ransel di punggungnya.

Naya segera memalingkan muka sebelum Leo mengenalinya. Ia takut jangan sampai Leo menyapanya, bisa jadi terjadi lagi perang dunia. Pasti Robin akan berpikir yang bukan-bukan lagi.

Setelah berada di dalam mobil Naya segera menutup rapat jendela namun matanya sempat melirik ke arah Leo yang sudah sampai di pintu masuk.

Tampak dokter Budi datang menyapanya lalu keduanya hilang di balik pintu dan bersamaan dengan itu pula mobil sudah bergerak meninggalkan halaman rumah sakit.

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah, pasangan suami istri diam seribu bahasa hingga tak terasa mereka sudah tiba di depan rumah.

Pak Melki dan Ibu Noni sudah menunggu di halaman rumah.

Naya masih butuh bantuan untuk turun dari mobil karena tubuhnya masih lemah.

Tak lama kemudian Rara muncul di pintu sambil menggendong Rona yang sedang minum menggunakan dot.

Air mata Naya mengalir melihat anaknya. Ia sangat merindukan bayinya itu setelah beberapa malam berpisah.

Walaupun tubuh masih terasa lemah tapi Naya tetap menghampiri anaknya dan meraih dari gendongan Rara lalu memeluk dengan erat.

Tak terasa air matanya mengalir, apalagi melihat anaknya sedang minum susu formula. Seharusnya Rona minum ASI hingga usia dua tahun nanti tapi apa boleh buat, sumber ASI-nya sudah kering. Kemungkinan juga akibat dari beban pikiran.

"Ayo, kita masuk ke dalam, biar kamu bisa istirahat!" ajak ibu Noni.

Ia menawarkan untuk menggendong cucunya dan Naya pun menuruti. Ia kemudian bangkit dari tempat duduk lalu mengikuti ibu mertuanya ke dalam rumah. Kepalanya terasa berat dan sakit sehingga ia langsung menuju ke kamar lalu berbaring di sana.

Ibu Noni datang ke kamar menghampiri Naya sambil menggendong cucunya yang sudah tidur. Ia membaringkan bayi itu di samping ibunya karena mengerti bagaimana perasaan seorang ibu yang merindukan anaknya.

"Terima kasih, Bu!" ucap Naya pelan.

"Sama-sama Nak, silahkan istirahat, Ibu mau ke dapur dulu!"

Naya memeluk anaknya lalu memejamkan mata hingga tertidur pulas.

Sementara itu Robin masih sibuk mengangkat barang-barang yang digunakan selama di rumah sakit dari mobil dibantu oleh ayahnya.

Setelah selesai ia pun masuk ke rumah dengan maksud ingin melepas rindu dengan bayinya namun rasa itu dipendam dulu karena melihat anaknya sedang tidur pulas.

Ia pun masuk ke kamar mandi lalu mengguyur tubuhnya dengan air dingin hingga merasa sangat segar.

Usai berpakaian ia keluar ke halaman untuk menghirup udara karena berada di rumah sakit selama beberapa hari membuat tubuh terasa gerah.

Ketika sedang mengamati tanaman yang tumbuh di halaman tiba-tiba sebuah suara yang sangat ia kenal menyapanya.

"Kak Robin udah pulang rupanya,"

"Ehh, mau ke mana?" tanya Robin agak gugup.

"Mau belanja soalnya toko kamu selalu tutup, jadinya harus keluar lorong buat cari toko yang lain,"

Dengan langkah yang gemulai Tantri bergegas meninggalkan Robin yang masih terpaku melihat penampilannya yang makin aduhai saja. Robin pikir, mungkin Tantri sengaja memakai pakaian yang kurang bahan seperti itu mumpung suaminya sudah kembali dari perantauan.

Di halaman rumah Tantri ada seorang pria yang sedang menggendong Cantika tetapi laki-laki itu bukan Jaka, suami Tantri melainkan Adam. Ke mana si Jaka?

Dua hari yang lalu Jaka diusir oleh Tantri karena sudah beberapa hari kembali dari perantauan tetapi tak satu kali pun ia memberikan nafkah bathin kepada istrinya. Entah apa yang terjadi pada diri si Jaka ketika berada di rantau orang, tiba-tiba saja senjata andalannya tidak bisa berfungsi dan hal itu jugalah yang membuat ia selalu mengulur-ulur waktu itu untuk pulang.

Jaka tidak bisa berbuat banyak ketika Tantri mengusirnya dari rumah. Hanya, ada permintaan yang diajukan agar Tantri tidak menghalangi dirinya jika ingin bertemu dengan Cantika, buah hatinya dan suatu waktu ketika dirinya bisa sembuh ia akan kembali dan melanjutkan hubungan sebagai suami-istri, kasian Cantika jika orang tuanya harus bercerai.

Robin masih duduk-duduk di teras rumah ketika Tantri lewat kembali setelah membeli di toko sebelah. Ia pun berpura-pura sibuk menata bunga hingga tetangganya itu berlalu namun rasa penasaran membuatnya kembali mendongakkan kepala dan mengintai mereka di seberang sana.

Bukan hanya Robin yang penasaran karena di tempat yang berbeda Jaka juga sedang mengintai istri dan anaknya. Rencananya akan berangkat ke Malaysia dibatalkan dulu karena masih ingin bertemu dengan Cantika.

Baru saja ia hendak mampir ke rumahnya namun ia melihat seorang pria asing sedang bermain-main dengan Cantika dan tak lama kemudian Tantri juga muncul sambil menenteng kresek. Mereka bertiga tampak sangat bahagia lalu masuk ke dalam rumah.

Siapa laki-laki itu? Apakah dia kekasihnya Tantri? Secepat itukah Tantri melupakan dirinya?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul dalam benak Jaka. Dari balik persembunyiannya ia menghela nafas. Ada rasa sesak menyeruak ke dalam hati membuat matanya berkaca-kaca.

Melihat pintu rumah sudah tertutup, Jaka pun meninggalkan tempat itu dan berjalan dengan lesu. Ingin rasanya ia berteriak sekencang mungkin untuk meredam rasa cemburu dalam hati.

Sementara itu Robin merasa terdorong untuk mengintip apa yang dilakukan oleh Tantri bersama dengan pria yang sudah beberapa kali datang ke rumahnya.

Ia pun pura-pura mencari sesuatu dan melewati samping rumah tetangganya itu. Samar-samar ia mendengar suara orang yang sedang bercakap-cakap.

"Kapan Kak Adam melamarku?" tanya Tantri.

"Secepatnya soalnya saya juga nggak enak harus datang ke sini secara sembunyi-sembunyi tapi kamu harus mengurus surat ceraimu dengan si Jaka," jawab Adam.

Robin memasang pendengarannya lebih tajam lagi.

"Gimana kalau kita bersenang-senang lagi?"

"Oke, saya juga udah nggak sabar, nih,"

Tak lama kemudian Robin mendengar suara desahan dan rintihan-rintihan kecil membuat dirinya tidak bisa bergerak hingga ia kepikiran untuk segera meninggalkan tempat tersebut.

Ia menuju ke rumahnya kembali dan selanjutnya masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan sesuatu yang sudah tidak bisa lagi diajak kompromi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!