NovelToon NovelToon
Memeluk Yudistira

Memeluk Yudistira

Status: tamat
Genre:Tamat / ketos / Playboy / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gulla

Ini tentang Naomi si gadis cantik ber-hoodie merah yang dibenci ibu dan kakaknya karena dianggap sebagai penyebab kematian sang ayah.

Sejak bertemu dengan Yudistira hidupnya berubah. Tanpa sadar Naomi jatuh cinta dengan Yudistira. Pria yang selalu ada untuknya.

Namun sayangnya mereka dipisahkan oleh satu garis keyanikan. Terlebih lagi tiba-tiba Naomi divonis mengidap kanker leukimia.

Apakah semesta memberikan Naomi kesempatan untuk memperjuangkan cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gulla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

"Ma,kok bajuku belum disetrika?" Teriak Cassandra panik. Ini sudah pukul setengah tujuh pagi. Tapi pakaiannya belum siap. Tidak mungkin ia ke sekolah menggunakan seragam yang lecek. Bisa rusak citranya di mata

teman-teman. Ini tidak boleh terjadi.

"Kamu setrika sendiri. Mama repot nyiapin sarapan."

Cassandra mendesah mendengar ucapan Sisca. Padahal ia berharap ibunya mau menolongnya menyetrika pakaian. Selama ini semua pekerjaan dilakukan oleh Naomi dan sekarang disaat adiknya itu pergi semua jadi runyam. Tidak ada orang yang melakukan pekerjaan rumah. Semalam Cassandra sampai harus mencuci piring. Padahal seumur hidup ia tidak pernah melakukan itu. Tangannya sampai kasar karena terkena sabun pencuci piring. Bisa-bisa ia akan jadi babu jika terus seperti ini.

"Tapi ma—" belum sempat Cassandra menyelesaikan kegundahannya. Sisca lebih dahulu membalas. "Mama pergi dulu udah mau telat. Uang saku kamu ada di meja plus sarapan. Bye.. sayang..."

"Sial!" Andai saja ada Naomi pasti ia tidak perlu repot-repot melakukan ini. Awas saja jika Cassandra menemukan Naomi. Ia akan menarik gadis itu untuk pulang ke rumah. Ia tidak ingin melakukan pekerjaan rumah yang

seharusnya dilakukan oleh Naomi.

Cassandra dengan malas menyalakan setrika dan menggosok secara asal. Gara-gara si sial Naomi tangannya harus lecet. Awas kau Naomi!

****

Naomi tersenyum senang sambil memasuki kelas. Ia seperti mendapat  keberuntungan sejak bertemu Yudistira. Sekarang ia tidak perlu khawatir lagi akan ditindas keluarganya. Tugasnya sekarang adalah fokus pada

akademiknya dan mendapatkan uang banyak. Setelah ini ia akan menceritakan pada Nara tentang hal ini.

Suara berisik di kelas membuat langkah Naomi terhenti di depan pintu. Ia mengembuskan napas sebentar ketika tahu Leo ternyata sudah tiba lebih dahulu darinya. Kening Naomi berkerut melihat teman-teman Leo berkumpul

di mejanya. Wajah Naomi berubah jadi kesal, sekarang ia tidak memiliki privasi lagi semenjak Leo duduk di dekatnya. Menyebalkannya guru-guru mendukung hal itu. Karena Leo jadi agak penurut semenjak bersamanya.

Bahkan sekarang rajin mengerjakan tugas.

Kadang Naomi merasa aneh dengan Leo. Apa yang pria itu inginkan darinya? Naomi tidak bodoh untuk menafsirkan maksud Leo mendekatinya. Jika para gadis akan senang didekati berbeda dengan Naomi ia risih. Ia yakin banyak

wanita yang diam-diam menyimpan rasa benci padanya. Disaat ia tidak melakukan apapun pada mereka.

"Katanya Geovano masuk rumah sakit gara-gara diserang anak cewek masih SMP lagi." Ucapan Anton didengar Naomi.

Deg!

Apakah anak perempuan yang Anton maksud adalah dirinya? Jangan sampai mereka tahu jika itu adalah dirinya. Tubuh Naomi kaku, ia resah jika keberadaannya diketahui.

"Cemen banget, kemarin aja sok-sokan nyerang gue." Balas Leo bahagia. Ia senang karena musuhnya yang sok jagoan itu dikalahkan oleh orang lain.

"Masa kalah sama anak SMP cewek lagi katanya ketua Geng. Eh loyo hahahaha" Rama ikut serta dalam pembicaraan.

"Si Geo pantes banget ganti rok kayaknya. Gue jadi penasaran siapa cewek yang berhasil bikin Geo kao."

"Entah.."

"Gokil banget nih si cewek. Pasti sangar banget."

"Perlu dikasih penghargaan nih cewek."

"Cantik nggak ya?"

"Halah pikiran lo ram pasti kesitu terus!!" Balas Anton sambil menepuk bahu Rama.

Naomi lega ketika namanya tak disebut. Ia juga berharap semoga saja keterlibatan Yudistira tidak diketahui. Ia tidak ingin bosnya mendapatkan masalah karenanya. Ia takut Geovano dan teman-temannya akan

mengganggu Yudistira. Semoga saja tidak ada yang tahu jika pelaku sebenarnya adalah Yudistira.

"Pagi Naomi." Sapa Leo.

Naomi hanya tersenyum kecil membalas itu. Ia lebih memilih untuk duduk dan membaca bukunya. Ia

tidak ingin terlibat lebih jauh lagi dengan Leo. Cukup kemarin saja. Ia juga menyesal telah menolong Leo karena harus berbuntut panjang sekali.

"Kasian Leo di kacangngin."

"Lagi mahal harga kacang hahaha.." Anton dan Rama mengejek Leo. Hal itu membuat Leo sedikit kesal.

"Mungkin kadar ketampanannya sudah luntur."

"Atau udah nggak jantan lagi hahahah.."

"Temen laknat lo pada!!!"

Sepuluh menit kemudian bel sekolah berbunyi. Gerombolan Leo menyingkirkan kembali ke tempat

masing-masing. Disaat itu pula Pak Maruf guru Bahasa Indonesia masuk ke dalam kelas. Seperti biasa ketua kelas memimpin berdoa sebelum pelajaran dimulai.

"Naomi." Panggil Pak Maruf sebelum memulai materi. Ada hal penting yang ia ingin sampaikan.

"Iya pak?" Balas Naomi bingung ketika namanya disebut.

"Ada lomba menulis cerpen tingkat kabupaten dari balai bahasa, bapak ingin kamu ikut serta." Maruf merasa Naomi kandidat paling tepat. Sampai saat ini ia belum bisa melihat tulisan seindah Naomi. Mengingat tahun kemarin Naomi mewakili sekolah mereka dan mendapatkan juara 2 tingkat kabupaten.

"Tapi pak saya sudah kelas tiga. Bapak bisa menyerahkan itu ke adik kelas." Ujar Naomi merasa

tidak pantas untuk mengikuti lomba lagi.

"Bapak rasa kamu kandidat yang tepat. Nanti kita bicarakan lagi di jam istirahat." Maruf

tidak ingin berdebat di kelas. Pada akhirnya ia lebih memilih untuk melanjutkan percakapan ini nanti.

Naomi resah karena bebannya akan bertambah. Ia takut jika nanti ia tidak bisa mengikuti lomba dengan fokus dan mengecewakan sekolah. Karena saat ini banyak sekali hal yang telah ia prioritaskan.

Cintya mengepalkan tangan ketika tahu lagi-lagi Naomi yang dipilih. Ia benci karena semua perhatian yang seharusnya ia dapatkan beralih ke Naomi. Lihat saja Cintya akan membalas semua ini. Ia juga sebal karena Leo terus menatap Naomi dengan penuh cinta. Kenapa harus Naomi?

"Liat aja nanti." Seru Cintya dalam hati.

***

"Lo tahu the wolveskan?" Tanya Yudistira pada Roy.

Saat ini mereka masih berada di kelas. Bel istirahat baru saja berbunyi. Kelas sudah sepi  hanya tinggal beberapa orang saja di dalam. Maklum saja anak-anak lebih suka nongkrong di kantin atau lorong sekolah dari pada di kelas.

"Tau. Kenapa? Dia buat masalah sama Lo?" Roy menatap Yudistira curiga. Ada seperti yang disembunyikan pria itu.

"Enggak tanya aja."

"Jangan cari masalah deh sama mereka. Lo tahu sendiri bukan adek lo Bima bikin gara-gara sama

mereka, kita juga ikut-ikutan kena."

Roy masih ingat kejadian dua bulan yang lalu. Setelah mereka latihan futsal tiba-tiba anak-anak

wolves membuat kekacauan dengan mereka. Semua itu juga karena Bima yang mengejek Geovano dengan sebutan anak manja.

"Gue tahu." Yudistira terdiam sejenak sepertinya ia akan terkena masalah jika sampai Geovano

tahu jika ia adalah orang yang melukai pria itu. Jujur Yudistira tidak takut dengan mereka. Ia hanya takut jika Naomi mendapat perlakukan sama seperti kemarin. Jadi apa yang harus ia lakukan agar Naomi terhindar

dari mereka?

Awalnya Yudistira ingin menceritakan masalahnya kemarin. Tentang dia yang membuat Geovano

pingsan. Tapi ia urungkan melihat reaksi Roy. Pasti temannya itu tidak dapat membantunya. Artinya ia harus menyelesaikan semua ini sendirian. Baiklah, lagipula ini hanya Geovano.

Yudistira bangkit dari kursi, perutnya terasa lapar. Ia ingin mengisi energi ke kantin. "Kemana lu?"

"Ke kantin."

"Gue ikut."

Ketika Yudistira  berjalan keluar kelas. Tiba-tiba saja ada seorang gadis yang menghalangi

langkahnya. Gadis itu tersenyum menatap Yudistira. Yudistira mengembuskan napas panjang, lagi-lagi gadis ini tidak menyerah. Apa perlu ia pakai cara kasar?

"Hai Yudistira..."

"Ada apa?" Ucap Yudistira to the point.

"Ini buat kamu." Yona

memberikan sebuah surat ke Yudistira. Ia harap kali ini Yudistira

membalas suratnya. Selama ini pria itu hanya menerima tanpa membalasnya.

Yona tidak akan menyerah sebelum mendapatkan pria idamannya.

Yudistira mengambilnya lalu menaruhnya di saku. "Nanti saya baca." Setelah mengatakan itu

Yudistira melangkah pergi meninggalkan Yona. Ia masih menghargai gadis itu. Jika tidak mungkin Yudistira lebih suka menyobek surat tersebut di hadapan Yona.

"Gila surat cinta yang ke berapa bro?" Roy menyamakan langkah kaki Yudistira. Ia berdecak kagum

karena sahabatnya ini mampu menaklukkan wanita dengan mudah.

"Nggak gue itungin."

"Lah terus tuh surat lo terima lo apain?" Roy penasaran kemana perginya surat yang sering Yudistira dapatkan. Karena ia sering gadis-gadis di sekolah ini memberikan surat pada pria itu. Sungguh pemandangan yang membuatnya iri. Parahnya Yudistira mengabaikan mereka. Andai ia jadi Yudistira sudah ia

terima satu persatu dan dikoleksi jadi pacar.

"Gue buang ke tempat sampah."

"Kejam sekali!"

"Cinta itu nggak bisa dipaksa."

"Tapi seharusnya Lo menghargai mereka."

"Kalau gue nggak menghargai mereka, udah gue sobek suratnya di depan mereka." Roy terdiam sejenak. Apa yang Yudistira katakan ada benarnya. Tapi tetap saja menyakitkan.

"Gue jadi curiga. Lu nggak homo-kan?" Yudistira langsung melotot ke arah Roy untuk diam. Ia benci jika ada yang meragukan kelakiannya.

"Jangan aneh-aneh gue penggal kepala lo."

"Tapi gue serius. Bahkan anak-anak ngira kalau kita ini pasangan." Roy pernah dengar rumor ini. Mereka mengira Roy dan Yudistira ada hubungan hanya  karena mereka selalu berdua bersama-sama kemana-mana. Kalau diibaratkan itu ada Yudistira pasti ada Roy.

Yudistira hanya menggelengkan kepalanya. Aneh-aneh saja mereka, lagipula jika  disuruh memilih ia akan lebih memilih jatuh cinta kepada Naomi. Gadis kecil ber-hoodie merah itu. Yudistira tanpa sadar tersenyum memikirkan

gadis itu. Sedang apa dia sekarang?

*****

Gimana part ini ♥️

Ada yang mau disampaikan ke Naomi?

Ada yang mau disampaikan ke Yudistira?

Semoga suka

1
gulla daisy
sedih ceritanya tapi bagus
gulla daisy
Kasian Naomi
gulla daisy
Sedih banget novelnyaaa
wgulla_
ayo
Damiri
awas aja
Damiri
naomi sabar ya
Damiri
sedih jadi naomi
Damiri
lanjut
Damiri
bagusss
Damiri
lanjut suka kak
Damiri
bagus
Damiri
bagus sekali aku suka
Binti Masfufah
menarik
wgulla_: udh lanjut kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!