NovelToon NovelToon
TIERS

TIERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Anak Yatim Piatu / Iblis / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Anipri

Hanya karena sebuah buku, bumi dan fantasi bersatu. Membentuk dunia menjadi lebih berbahaya. Banyak iblis dan binatang asing berkeliaran.

"Hanya ada satu cara untuk bisa mengembalikannnya seperti semula."

Setidaknya, itu yang dikatakan oleh sosok wanita dengan dua tanduk di kepalanya.

"Dan hanya kamu sebagai reinkarnasi keturunanku yang bisa melakukannya."

Lagi-lagi, wanita bertanduk itu mengatakan hal yang tidak Finn mengerti. Dan itu, adalah awal dimana dunia sihir masuk ke kehidupan seorang remaja laki-laki bernama Finn.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anipri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

"GUA bakal, lawan lo!"

Jordan terkejut, karena sebelumnya, belum pernah ada anggota RE-STARK sampai menantangnya bertarung, dan bahkan secara terang-terangan seperti Finn ini.

Tapi Jordan tidak bisa melawannya, atau dia akan berakhir ke jeruji besi di bawah tanah. Penjara yang sangat amat mematikan, dan lebih buruknya, Jenderal sendiri yang akan membunuhnya.

Jordan bersedekap. "Aku sudah mengatakannya, jika—"

Ini hanya akan membuang waktu, dan Finn paling tidak suka waktu terbaiknya sampai terbuang, hanya karena ceramah tidak bermutu Jordan. Jadi, sebelum pria itu bicara lebih banyak, Finn langsung melayangkan tinju dengan sihir es yang mengaliri.

Asap es yang memenuhi punggung tangan Finn nyaris saja menghantam wajah Jordan. Sayang sekali, pria tangan satu itu lebih cepat mundur dan memasang teknik kuda-kuda dengan sangat tepat dan lihai.

Jordan bernapas pelan. "Untung saja. Kamu hampir membekukan wajahku."

"Bagus, Finn. Setidaknya kau bisa menggabungkan dua elemen tanpa harus aku yang mengarahkan."

Finn berdecak. "Lo cenayang, ya? Nggak adil banget bisa ngehindar kayak gitu."

Jordan tertawa. Yah, kekuatannya memang hebat. Tapi, Jordan tidak akan bisa berbuat apa-apa jika sudah dihadapkan dengan Jenderal. Jordan menatap Finn dengan senyum penuh arti.

"Kamu tidak ada apa-apanya. Menurut saja dan jangan lagi mencoba untuk melawanku."

Darah segar menetes keluar dari bibir bawah Finn, saat dia menggigitnya kasar. Kilatan biru kristal menyala dari matanya, memperlihatkan simbol berbentuk bulan tepat di tengah bola mata Finn. Gigi taring yang tajam terlihat, saat dia menggertakkannya

Jordan terkejut. Anak itu, mulai terlihat aneh. Aura yang sangat amat dingin terasa mencekam, membuat bulu tangan dan leher Jordan berdiri. Tapi dia masih memasang wajah tenang, walau hatinya mulai sedikit khawatir.

"Dia meremehkanmu, Finn. Dan aku tidak menyukainya. Serahkan dia padaku. Aku yang akan menghabisinya."

Kuku di tangan Finn mulai menajam, bersamaan dengan aliran biru berbentuk kepala naga, yang membentuk perisai mengelilingi tubuh Finn. Pemuda itu menatap ke segala arah dengan garang.

Finn bergerak maju seperti hewan kelaparan, mengayunkan tangan hendak mencakar. Namun Jordan lebih cepat menghindar. Walau dia tidak bisa lagi merasakan apa yang ada di pikiran Finn.

Finn bergerak cepat seperti singa yang hendak menerkam, dan berhasil mencakar wajah Jordan, sampai darah menetes dan membentuk sayatan miring dari kening hingga dagunya.

Finn kembali beraksi dan mengayunkan tangan, memukul tubuh dan wajah Jordan bertubi-tubi. Pria itu sampai tidak bisa berbuat apa-apa dan ambruk ke tanah dengan keadaan mengenaskan.

Napas Finn terengah, bersamaan dengan aliran berbentuk kepala naga yang mulai menghilang dari tubuhnya. Dia menatap kedua tangannya sendiri, merasa tidak percaya akan apa yang baru saja terjadi.

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Aku hanya tidak suka kau diremehkan. Itu sama saja dengan meremehkanku."

Finn terkekeh. "Apa iya?"

"Diamlah kau, bocah!"

Finn tersenyum. Ini kesempatan yang bagus untuk pergi. Namun, saat dia nyaris membuka gerbang, ada suara asing terdengar di belakang, membuat Finn berbalik.

"Kamu akan pergi?"

Finn diam. Lelaki berambut pirang bermata biru kristal itu mendekat dan berdiri tiga langkah dari Finn. Dia tersenyum.

Finn memasang wajah tenang. Lelaki itu mendekat dan hanya berjarak satu langkah dari Finn, membuat pemuda itu spontan mundur satu langkah.

"Saya, Ben Rosweld, salam kenal, Finn Rosweld."

Finn terkejut. Dia jadi ingin tahu, alasan sebenarnya Ben memberikan nama belakangnya pada Finn. Karena, Finn pun sadar jika tak punya nama belakang. Nama ini saja, ia buat sendiri setelah beberapa tahun hidup tanpa nama.

Finn menatap Ben dengan mata tajam. "Kau, siapa? Jangan seenaknya meletakkan nama belakang di nama seseorang! Kau tidak akan tahu bagaimana perasaannya nanti."

Ben tersenyum simpul. Dia ingin bicara banyak, tapi lidahnya terasa kelu setelah apa yang Finn katakan. Ben rasanya ingin memeluk dan meminta maaf pada anak itu. Tapi tidak bisa. Tubuhnya kaku lebih dulu.

"Finn, apa kamu sungguh tidak mengenali saya?"

Finn tidak suka teka-teki, apalagi ini sudah menyangkut nama belakang. Hal paling sensitif untuknya, dan pria itu cukup santai mengatakannya tadi.

"Jangan berbelit-belit kalau bicara. Cepat katakan saja, siapa kau!"

"Finn! Hormati Jenderal! Beliau adalah pemimpin RE-STARK!"

Finn berdecak dan menatap Jordan yang baru saja bicara. "Apa hubungannya sama gue? Gue cuman pengen pergi dari sini!"

"Bagaimana kamu bisa lupa, Finn. Apa kamu lupa, siapa sosok pertama yang menggendongmu ketika kamu baru lahir?"

Finn membulatkan mata dan menoleh dengan gerakan patah, menatap Ben dengan wajah suram. Dia bisa saja menebak, tapi Finn tidak ingin terlalu percaya diri dan malah membuatnya sakit.

Ben tersenyum dan merentangkan kedua tangan. "Kamu tidak merindukan Ayah?"

Finn diam dengan tubuh mematung, bahkan saat Ben memeluknya hangat. Dia tidak punya lagi Ayah, karena kedua orang tuanya meninggal di hari dan waktu yang sama.

Finn tersadar dan langsung mendorong kasar tubuh Ben, sampai pria itu terdorong ke belakang. Finn tidak suka ada orang mengaku sebagai ayahnya, karena dia hanya punya satu Ayah.

"BACOT, lo!" Finn terkekeh sumbang dengan wajah suram. "Gue cuman punya satu Ayah, dan dia udah nggak ada di dunia ini!"

"Saya Ayah kamu, Finn. Ayah kamu masih hidup, dan sekarang berdiri di depan kamu. Ayah tidak berbohong, dan sekarang Ayah sangat merindukan kamu."

Finn tertawa sarkas. Dia jadi menyesal karena menyayangi ayahnya. Dia jadi muak dengan apa yang baru saja terjadi. Finn mengusap wajahnya cukup kasar.

Finn menatap Ben kosong. "Kalo gitu, gue nggak butuh Ayah lagi. Ayah mana yang tega ninggalin anaknya? Dan bahkan, ketika anaknya lahir, Ayah dengan tega ninggalin dia. Apa itu yang disebut sebagai Ayah?"

Finn terkekeh sumbang dengan air mata menetes deras. Dia tidak ingin menangis, tapi hatinya terlalu sakit untuk mencerna apa yang Finn inginkan. Dia tidak percaya, Ayah yang sangat ia banggakan seperti ini.

"Maafkan Ayah, Finn. Ayah punya alasan kuat melakukan ini."

"Alasan? Alasan apa? Karena lo nggak mau rawat gue, anggep gue beban, 'kan?"

"Finn, tenanglah. Jaga emosimu agar tetap selalu stabil."

Finn mengepal kuat kedua tangan di sisi tubuh. "Nggak bisa! Lo cuman nggak tahu apa yang gue rasain, Daghara!"

"Aku bisa merasakannya. Karena kita adalah teman. Aku paham dan merasakannya. Tapi, amarah tidak akan menyelesaikan masalah ini."

Finn menyeka kasar air matanya. "Benar juga. Lagi pula, dari dulu gue udah hidup sendiri. Ah, nggak! Gue, udah hidup sama lo, Daghara. Jadi, kenapa gue harus nangis dan sedih kayal gini?"

"Finn, maafkan aku."

1
Astin
aku mampir kakak semangat.
IG: _anipri: Thank you
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!