Caroline adalah seorang pegawai kantor biasa. Dia bekerja seperti orang biasa dan berpenampilan sangat biasa. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah boss mafia di dunia bawah.
Suatu hari saat Carolin pergi melakukan perjalanan bisnis, tanpa diduga dia diserang oleh salah satu musuhnya dan mati karena helikopter yang jatuh lalu meledak.
Saat Carolin terbangun, dia menemukan dirinya berada ditubuh orang lain. Melihat kecermin dan memegang wajahnya dengan bingung, “Siapa?”
Akankah Caroline mampu bertahan didunia yang tidak dia ketahui ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Goa
Caroline berbaring di tempat tidur. Dia sangat lelah sekali rasanya. Melihat kelangit - langit, memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
“Aku ingin mandi,” ucap caroline. Dia merasa gerah sekarang. susah untuk berpikir dalam keadaan seperti ini.
“Aku melihat ada mata air mengalir didalam goa,” ucap Nix.
“Apa itu jauh dari sini?” tanya caroline.
“Tidak jauh … tetapi cukup tersembunyi hingga tidak akan ada orang yang akan pergi kesana,” ucap Nix.
“Apa aku bisa kesana? Aku sekarang tidak bisa keluar dengan bebas.” Caroline memikirkan kalau dia sekarang adalah tawanan.
“Bagaimana kalau mandi dimalam hari?” tanya Demon.
“Hmmm … akan kupikirkan nanti,” jawab Caroline.
“Permisi … aku mengantarkan baju untukmu.” Seseorang mendatangi tendanya.
Caroline duduk dan melihat kearah pintu tenda. Apa itu bajunya?
Caroline keluar dan melihat seorang gadis kecil. Apa yang dilakukan gadis kecil ini?
“D-duke menyuruhku untuk mengantar ini,” ucapnya menyerahkan pakaian.
Caroline mengambil pakaian itu dan membentangnya. Gaun tidur putih polos tanpa bordiran atau campuran warna lain. Lumayan sepertinya cukup nyaman dipakai.
“Hanya itu baju yang kami miliki,” ucap gadis itu dengan gugup. Dia beberapa kali melirik wajah Caroline. Kakak ini sangat cantik! Ini membuat jantungnya berdetak kencang.
Menyadari kegugupan gadis itu, caroline berusaha untuk merilekskan wajahnya. Apa wajahnya sangat menyeramkan?
“Siapa namamu?” tanya Caroline.
“M-mei … namaku adalah mei!” jawabnya dengan suara keras. Segera gadis itu menutup mulutnya. Dia sangat gugup sehingga tanpa sadar nada suaranya menjadi sangat keras.
“Maafkan aku.” Mei segera menunduk untuk meminta maaf. Apa dia akan dibenci lagi sekarang.
“Hahaha … kau sangat lucu,” ucap Caroline sambil tertawa. Ini sangat imut.
Mei terkejut mendengar ucapa Kakak ini. Dia segera mengangkat kepalanya dan menatap wajah Caroline yang tertawa.
“Sangat cantik!” ucapnya dengan kagum.
Caroline terkejut dan berhenti tertawa. “Terimakasih,” ucap Caroline dengan senyum diwajahnya.
Seketika waja Mei memerah.
“Apa yang kalian bicarakan?” terdengar suara seorang pria.
Caroline melihat kedepan. “Duke?”
“A-aku permisi dulu.” Mei memberi salam kepada keduanya dan segera pergi.
“Ada apa dengannya?” tanya Duke heran. Ini pertama kalinya dia melihat Mei seperti itu, biasanya dia akan memasang wajah yang murung.
“Aku rasa itu karena dia kagum dengan kecantikanku,” ucap Caroline dengan percaya diri melipat kedua tangannya.
“Apa tuan putri tidak mengganti pakaiannya?” tanya Duke melihat baju yang di pegang oleh putri Caroline.
Caroline menatap Duke. Apa dia mengalihkan topik pembicaraan?
“Berbicara biasa saja denganku jangan terlalu formal,” ucap Caroline. Ada apa dengannya? Bukankah dari awal dia tidak formal padaku?
“Itu karena aku menyadari kalau aku tidak sopan sebelumnya.” Duke meletakkan tangan dimulutnya. Dia sangat malu karena lupa tata krama.
“Hahaha … itu tidak masalah, bersikap santai saja kepadaku.” Caroline menepuk bahu Duke.
“Ehm … baiklah kalau begitu aku tidak akan sopan,” ucap Duke.
“Jadi kenapa kau datang ke tendaku?” tanya Caroline heran.
“Aku pikir kau akan bosan … jadi aku akan membawamu berkeliling,” ucap Duke mengalihkan pandangannya.
Dia memang sedikit bosan sekarang. Apa dia pergi saja? Hmmm.. Caroline masih ragu dengan tawaran Duke.
“Baiklah,” ucap Caroline setelah berpikir beberapa detik.
“Aku akan menaruh pakaian ini dulu.” Caroline masih memegang pakaian itu dan ingin menaruhnya diatas tempat tidur.
“Apa kau tidak ingin menggantinya?” tanya Duke melihat pakaian yang sudah sedikit kotor.
“Tidak … nanti saja," Jawab Caroline.
“Baiklah.”
“Apa kau malu berjalan denganku karena bajuku kotor?” tanya Caroline denngan main – main menyenggol lengan Duke.
“Apa?!! tentu saja tidak … kau tetap cantik apapun yang kau kenakan,” ucap Duke panik. Tunggu! Kenapa dia panik.
Caroline tersenyum main - main. “Heee .. jadi di mata Duke aku adalah wanita yang cantik?” tanya Caroline mendekati Duke.
“A-aku akan menunggumu dibawah pohon.” Duke segera pergi menghindari Caroline.
“Hahahah …” caroline tertawa puas dan masuk menaruh baju itu diatas tempat tidur.
“Sial!! kenapa aku tidak bisa mengendalikan emosiku seperti biasa?” gumam Duke sambil berjalan kebawah pohon.
Caroline segera keluar dan menyusul Duke.
Duke membawa Caroline berkeliling dan memperkenalkannya kepada beberapa prajurit. Banyak dari mereka yang acuh tak acuh kepada Caroline karena identitasnya. Yah … ini adalah sikap yang sudah dia tebak, bagaimana bisa mereka menyambut dnegan senang hati pihak lawan?
“Sepertinya prajuritmu sangat menghormatimu dan sangat loyal,” ucap Caroline sambil melihat prajurit yang menatapnya dengan tidak senang.
“Aku rasa begitu.” Ucap Duke tanpa emosi.
“Duke!!” terdengar suara seorang wanita. Suara itu jernih dan tegas disaat yang bersamaan.
Caroline berbalik dan melihat seorang wanita yang berjalan kearah mereka. Wanita itu memiliki rambut merah dan mata merah yang sangat indah. Jalannya yang tegap dan tatapannya yang tajam seperti mengatakan kalau dia adalah prajurit wanita yang tangguh.
“Apa dia adalah tawanan kita?” tanya Leticia sambil menunjuk Caroline. Dia tidak menyangka wanita yang menyelamatkan mereka adalah prajurit dari pihak lawan.
“Dia adalah Tuan Putri Caroline Brianna,” ucap Duke memperkenalkan Caroline.
Putri Caroline? Leticia melihat Caroline. “Hah … aku pernah mendengar tentangmu … bukankah kau putri yang terbuang itu?” ucap Leticia dengan ledekan.
“Buangan?” entah kenapa Caroline kesal ketika kata – kata itu keluar dari mulut wanita ini.
“Ya … kau adalah putri yang tidak disukai raja,” lanjutnya sambil menatap Caroline dengan sombong.
“Leticia!!” teriak Duke dengan dingin.
“Aku hanya berbicara fakta,” ucap Leticia menurunkan sedikit kesombongannya. Kenapa Duke membela putri yang terbuang ini?
Caroline menatap Leticia dan menatap Duke lagi. apa mereka memiliki hubungan yang istimewa?
“Tidak apa – apa Duke … aku sudah biasa dengan kata – kata ini,” ucap Caroline menenangkan Duke.
“Kalau begitu aku akan kembali ke tendaku,” Caroline segera pergi setelah berpamitan. Dia merasa sangat kesal saat ini, kenapa?
“Biarkan aku mengantarmu.” Duke mengejar Caroline.
“Duke!” panggil Leticia.
Caroline melihat Duke yang berlari dan berjalan disebelahnya. Lalu melihat Leticia dengan wajah kesal, Caroline mengeluarkan senyum liciknya kepada Leticia.
“Kau!!” Beraninya!! Apa dia meledekku barusan?!!
“Maafkan sikap Leticia barusan,” ucap Duke dengan rasa bersalah. Bagaimanapun Leticia masih prajuritnya.
“Tidak masalah aku tidak terlalu memikirkannya,” ucap Caroline Caroline dengan senyum di wajahnya. Lagi pula dia sudah cukup puas dengan ekspresi wanita itu tadi.
“Apa kalian memiliki hubungan khusus?” tanya Caroline penasaran.
“Khusus?” tanya Duke bingung.
“Ya … seperti hubungan antara pria dan wanita,” ucap Caroline.
“Apa? tentu saja tidak!” jawab Duke dengan mata terbelalak. Bagaimana bisa dia dan Leticia bersama? Dia bahkan tidak pernah membayangkannya.
Caroline masih menatap Duke Cedric degan curiga.
“Itu benar … aku tidak pernah berhubungan seperti itu,” ucap Duke mencoba untuk menjelaskan.
“Ya … baiklah aku mempercayaimu,” ucap Caroline.
Duke hanya diam. Mengapa aku berusaha untuk membuat wanita ini percaya?!
“Baiklah aku akan masuk kedalam tenda.”
“Terimakasih telah membawaku berkeliling … ini sangat menyenangkan,” ucap Caroline dengan senyum lembut diwajahnya.
“Baiklah … kalau begitu aku permisi dulu.” Duke segera pergi berpamitan.
Caroline masuk kedalam kamar dan berbaring di tempat tidur. Melihat baju yang ada di sebelahnya, dia teringat gadis kecil yang mengantarkan baju kepadanya.
Malam pun tiba.
“Apa semua sudah aman?” tanya Caroline.
“Ya … ini sangat aman.”
“Aku akan menunjukkan jalurnya,” jawab Nix.
“Bagus.” Caroline segera mengambil pedangnya dan pergi dengan pakaian yang baru.
“Master lewat sini,” ucap Nix.
“Aku akan menjaga di belakang,” ucap Demon.
Caroline segera pergi dari camp dan berlari menuju goa.
“Tempat ini sangat dekat? Tetapi memang sulit ditemukan.” Caroline berjalan menuju goa itu. Selain ada sumber air, Caroline merasa kalau ada kekuatan yang lain disana.
Saat Caroline hendak melihat - lihat sumber air goa yang jernih tiba - tiba ada cahaya yang lewat.
"Apa kalian melihatnya?" tanya Caroline sambil melihat arah cahaya yang lewat tadi.
Demon dan Nix melihat kearah yang sama dan berusaha untuk mencari cahaya yang hilang tadi.
"Sepertinya ada dibalik batu itu," ucap Nix.
Mereka berdua berjalan menuju batu besar it dengan perlahan. Melihat dibalik batu besar itu, Caroline kira ada sesuatu. Ternyata tidak ada apapun di sini.
Saat mereka bertiga hendak kembali tiba - tiba terdengar suara seseorang memasuki goa. Caroline dan lainnya terkejut dan berusaha untuk diam. Caroline melihat dari celah batu besar itu.
"Duke?!!" Apa yang dia lakukan disini?