NovelToon NovelToon
Kubuang Dirimu Sebelum Kau Madu Diriku

Kubuang Dirimu Sebelum Kau Madu Diriku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cintamanis / Janda / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Gresya Salsabila

Follow IG 👉 Salsabilagresya
Follow FB 👉 Gresya Salsabila

"Aku tidak bisa meninggalkan dia, tapi aku juga tidak mau berpisah denganmu. Aku mencintai kalian, aku ingin kita bertiga hidup bersama. Kau dan dia menjadi istriku."

Maurena Alexandra dihadapkan pada kenyataan pahit, suami yang sangat dicintai berkhianat dan menawarkan poligami. Lebih parahnya lagi, wanita yang akan menjadi madu adalah sahabatnya sendiri—Elsabila Zaqia.

Akan tetapi, Mauren bukan wanita lemah yang tunduk dengan cinta. Daripada poligami, dia lebih memilih membuang suami. Dia juga berjanji akan membuat dua pengkhianat itu merasakan sakit yang berkali lipat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengemis Cinta

Tangis Elsa makin pecah ketika mobil Mauren mulai melaju dan meninggalkan rumah Ezra. Harapannya untuk bersama Jeevan pupus seketika. Entah bagaimana caranya menjelaskan kejadian hari ini, rasanya semua celah sudah buntu dengan sendirinya.

"Elsa, udah, jangan nangis terus! Kamu pasti bisa. Aku tahu cinta kalian cukup kuat, terbukti Jeevan lebih memilih kamu dibanding Mauren. Aku yakin dia hanya emosi sesaat, minta maaf dan bujuk secara halus, pasti dia akan luluh. Lebih baik lagi jika kamu menjelaskan tentang tindakan Mauren, Jeevan pasti sadar dan mau mengerti." Ezra bicara panjang lebar guna menenangkan Elsa.

"Tapi, nggak semudah itu, Zra. Mas Jeevan tadi udah kecewa banget," ucap Elsa.

Ezra menunduk sambil menghela napas panjang, "Maaf, aku yang salah. Hanya karena merindukan kenangan dulu, aku memanfaatkan kesulitanmu. Aku memaksa kamu mengobati rasa rinduku, ah, bahkan lebih dari itu."

"Bukan salahmu, Zra. Aku sendiri yang menyetujui kesepakatan ini," jawab Elsa seraya menyeka air matanya.

"Tetap aja aku nggak enak. Secara nggak langsung udah ikut andil dalam masalah ini." Ezra berucap sambil menatap Elsa.

Wanita itu tidak menjawab, sekadar mendongak dan mengerjap cepat. Maksud hati menghalau air mata agar berhenti mengalir, tetapi nyatanya tak bisa. Cairan bening itu terus mendesak keluar dan kembali tumpah membasah wajah.

"Sepertinya keadaanmu sangat kacau, El. Gimana kalau aku saja yang menyelesaikan salah satu urusanmu?" tawar Ezra.

"Maksudmu?" Elsa menatap sekilas.

"Kamu sedang nggak baik-baik saja, akan semakin buruk kalau maksa mikir ini itu. Lebih baik abis ini kamu istirahat, terus fokus sama Jeevan. Masalah Mauren, biar aku aja yang urus. Nanti aku akan nyamperin dia sambil bawa cek-nya, sekalian bikin perhitungan karena udah nyakitin kamu. Sedangkan tambahan yang kujanjikan tadi, nanti langsung kutransfer ke rekening kamu," terang Ezra.

Kendati ucapan lelaki itu sudah serius, tetapi Elsa merasa berat untuk mengiakannya. Entahlah, seakan ada sesuatu hal yang mengganjal di benak, yang memaksanya untuk menolak tawaran Ezra.

"Kamu nggak percaya sama aku?" tanya Ezra karena Elsa diam cukup lama.

"Bukan gitu, hanya ... hanya, ah." Elsa kesulitan menjawab.

"Nanti kukirim buktinya. Selama aku belum kirim bukti atau Mauren belum mengonfirmasi, anggap aja aku belum bayar. Jadi, kamu masih bisa nagih ke aku," ujar Ezra disertai senyuman tulus.

"Baiklah. Aku izinin kamu urus masalah ini, tapi ... usahakan secepatnya ya. Soalnya udah jatuh tempo," ucap Elsa.

"Pasti. Nanti setelah clear, aku akan secepatnya hubungi kamu. Biar kamu nggak kepikiran lagi."

"Terima kasih ya, Zra." Elsa turut tersenyum. "Tapi ... urusanmu dengan Zenna gimana?" sambungnya.

"Nggak usah khawatir, ini bukan masalah besar. Aku pasti bisa menyelesaikannya dengan baik."

Tak lama kemudian, taxi yang dipesan Ezra sudah tiba. Lantas, keduanya menyudahi obrolan. Elsa langsung pamit dan masuk ke dalam taxi, sedangkan Ezra langsung masuk rumah dan mencari Zenna.

"Zenna! Zenna!" teriak Ezra ketika tiba di ruang tengah. "Zenna!"

"Apaan sih teriak-teriak!" sahut Zenna dari ruang makan.

Ezra tersenyum dan bergegas menghampiri sang istri, yang kala itu sedang menyantap nasi goreng dengan lahap.

"Aku lapar," ucap Zenna kala Ezra sudah duduk di hadapannya.

"Aku juga belum makan." Ezra memasang tampang sendu.

"Salah sendiri mentingin burung. Sekali-kali dong menomorsatukan mulut," sahut Zenna tanpa menoleh.

Walau penampilannya anggun dan elegan, tetapi tidak demikian dengan tutur sapanya. Zenna adalah tipikal wanita yang suka ceplas-ceplos. Hampir tidak ada penyaringan kata dan kalimat dalam dirinya, apalagi jika sedang bersama orang terdekat.

"Ini juga demi kamu, Sayang."

"Halah, alesan," cibir Zenna.

_______________

Mobil Mauren berhenti di depan kontrakan Jeevan. Wanita itu mematikan mesinnya dan menatap lelaki yang duduk di sampingnya—Jeevan. Sedari tadi Jeevan tak bicara, hanya diam sambil membuang pandangan keluar. Mauren tahu Jeevan sangat kecewa, semua tergambar jelas di raut wajahnya.

"Mas, udah sampai," ucap Mauren. "Aku nggak mampir ya, soalnya masih ada kerjaan di kantor."

Jeevan masih bergeming.

"Lauknya nanti panasin aja, tambahin sedikit air biar nggak gosong. Jangan sampai telat makan, Mas, nanti lambungmu sakit. Juga jangan begadang, nggak baik untuk kesehatan," sambung Mauren.

Jeevan menoleh dan menatap Mauren cukup lama, yang kali ini terlihat lebih cantik dari biasanya. Entah apa yang menyebabkan hal itu, Mauren yang meningkatkan perawatan atau mungkin perasaan Jeevan yang mulai menyimpang.

"Kenapa, Mas?" tanya Mauren.

"Aku bodoh telah melepaskan kamu demi dia. Aku adalah lelaki yang paling merugi," ucap Jeevan dengan suara pelan.

"Jangan begitu, Mas. Semua orang pernah melakukan kesalahan, tinggal kita bagaimana memperbaikinya. Jangan bilang rugi, jalan kamu masih panjang, masih ada banyak hal yang bisa kamu capai. Mungkin, saat ini kamu kecewa dengan perlakuan Elsa. Tapi, bersyukurlah, setidaknya kamu menyadari hal ini sejak awal, selagi hubungan belum halal." Mauren tersenyum lebar.

"Aku nggak nyangka dia setega itu, memandang cinta dari segi harta," ujar Jeevan.

"Aku juga nggak nyangka sih, kupikir ... kemarin dia beneran tulus sama kamu, Mas. Melihat sikapnya yang kekeh banget pertahanin kamu, bahkan sampai rela merusak persahabatannya denganku, kukira memang kamu cinta sejatinya. Tapi ... yah, kalau dipikir-pikir memang ada benarnya. Seseorang yang tega merusak rumah tangga sahabatnya, mana mungkin punya rasa tulus, pasti kebanyakan ya ... untuk nyari keuntungan aja."

Jeevan mengangguk pelan ketika mendengar perkataan Mauren. Dalam hatinya, Jeevan juga membenarkan pendapat itu. Seseorang yang mau dijadikan selingkuhan, tentu saja bukan orang baik, pasti suatu saat juga akan melakukan hal serupa.

Namun sayangnya, Jeevan terlambat menyadari teori itu. Hatinya telah dibutakan cinta, sampai-sampai gagal memakai logika. Apalagi saat mengetahui Elsa masih perawan, cinta dan kepercayaan Jeevan meningkat berkali-kali lipat.

"Ya udah, Mas, kamu masuk gih! Lekas makan dan istirahat, aku mau pamit," kata Mauren.

"Mauren." Alih-alih menanggapi ucapan Mauren, Jeevan malah menggenggam lembut tangannya. "Apa nggak bisa diperbaiki?" tanyanya.

"Diperbaiki? Apanya?"

"Hubungan kita," jawab Jeevan.

Mauren tidak langsung menjawab. Dia terlebih dahulu menarik tangannya dan menghindari tatapan Jeevan.

"Aku sudah sadar salahku di mana, ke depannya hal kayak gini nggak akan terulang lagi. Aku janji akan selalu mencintai kamu dan mendukung apa pun cita-citamu. Aku nggak akan keberatan lagi dengan impianmu. Mauren, kita bisa kan kayak dulu lagi?"

Ingin rasanya Mauren tertawa saat melihat Jeevan mengemis cinta, setelah sebelumnya pergi dan mencampakkannya dengan angkuh.

"Kemarin dengan mudahnya melepaskan aku demi Elsa, sekarang dengan mudahnya melepaskan Elsa demi aku. Betapa plinplannya kamu, Mas," batin Mauren.

"Mauren, mumpung perceraian kita belum sah. Gimana kalau kita batalkan aja? Aku janji akan memperbaiki diri." Jeevan kembali meyakinkan Mauren.

Bersambung...

1
Omah Tien
harus jg dl di dengar kan dl
Diah Susanti
hasil korupsi dapatnya cepat, habisnya juga cepat, karena gak berkah
Yani Mulyani
Kecewa
Yani Mulyani
Buruk
nobita
siapa lagi klau bukan Rendra
nobita
aku jadi penasaran siapa sosok Andika??? apa mungkin salah satu penggemar nya Maureen... sewaktu di dunia model???
nobita
jangan mau Maureen kembali pada suami mu yg penghianat itu... suatu saat akan terjadi lagi...
nobita
siapakah gerangan??? pemilik mobil tersebut??
nobita
siapakah dia??? jreng.. jreng.. jreng...
nobita
wow.. aku suka karakter nya si Maureen... benar benar wanita berkelas
nobita
jangan ada maaf... perselingkuhan harus dj berantas ke akar akarnya
nobita
bagus... Maurreen... balas dendam.. lanjutkan
nobita
makin tegang aja nihh.. alur ceritanya... mantapp
nobita
ya ampun aku gak bisa membayangkan... bagaimana perasaan kecewa nya Maureen pada sahabat dan suami itu
nobita
aku mampir kak... awal yang menarik
Irlindawati
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Azzahra Putri Ar
aku bacanya "Jahena" 🤭😁
IG👉Salsabilagresya: Jahena jahena... 🎤🎼🎹🎶
total 1 replies
Ashila Intan
Luar biasa
Agustina Fauzan
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!