Dania adalah wanita yang lemah lembut dan keibuan. Rasa cintanya pada keluarganya begitu besar.
Begitupun rasa cintanya pada sang suami, sampai pada akhirnya, kemelut rumah tangganya datang. Dengan kedua matanya sendiri Dania menyaksikan penghianatan yang di lakukan oleh suami dan kakaknya sendiri.
Penghianatan yang telah di lakukan orang-orang yang di kasihinya, telah merubah segalanya dalam hidup Dania.
Hingga akhirnya dia menemukan cinta kedua setelah kehancurannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara julyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Datang Bulan
Sinta pulang dengan wajah lelah. Dania melirik Sinta yang berjalan gontai ke kamarnya.
Dulu jika sang kakak pulang, dia akan menatapnya dengan sendu dan merasa iba karena kakaknya telah di tinggal meninggal suaminya. Dan ia berpikir kalau Sinta masih merasa kehilangan suaminya.
Tapi tidak untuk sekarang. Pandangan Dania sudah berubah seratus sembilan puluh derajat pada Sinta.
"Wanita ular itu pasti kelelahan mencari kontrakan," batin Dania. Sedikitpun sudah tidak tersisa lagi rasa simpatinya pada Sinta.
Setengah jam setelah kepulangan Sinta, Bobby pun pulang juga.
"Papa pulang, papa pulang," seru si kembar saat melihat Bobby masuk ke rumah.
"Papa, papa," anak-anak itu berlari memeluk papanya.
Dania menghela nafas panjang. Rasanya sudah lama sekali ia tidak melihat pemandangan seperti ini.
Namun pemandangan seperti inipun kelak akan musnah olehnya. Setelah ia mendapatkan bukti kejahatan Bobby dan Sinta atas meninggalnya sang papa, maka Dania sudah berniat akan menjebloskan keduanya di penjara.
Dania tidak bisa berkata apa-apa, sore ini di biarkannya semua kejadian itu mengalir begitu saja.
Apalagi setelah mandi, Bobby mengajak anak-anaknya bermain di ruang tv.
Sesekali Dania mendengar suara tawa lepas Bobby yang mengimbangi jerit gembira anak-anaknya.
Dania hanya bisa menghela nafas dan mengelus dadanya. Rasanya ia tidak tega merusak kebahagian anak-anaknya.
Tapi dia sudah bertekat, pintu maaf sudah tertutup untuk Bobby dan Sinta apalagi kalau sampai benar mereka berdua sudah terbukti bersalah atas meninggalnya sang papa.
"Mama, mama," panggil si kembar.
Keadaan ini memaksa Dania untuk bergabung dengan mereka.
Terpaksa di kesampingkannya rasa benci dan jijiknya pada sang suami.
Bobby memandangnya dengan takjub dari atas hingga bawah. Penampilan Dania memang berbeda dari hari-hari biasanya, jika biasanya ia hanya memakai daster kebesaran, saat ini ia memakai hotpants yang sangat minim dan atasan tanktop yang seksi. Dania juga memoles wajahnya tipis dan memakai lipstik. Dan jika biasanya ia hanya menyepol rambutnya ke atas kali ini ia menggerai rambutnya.
Mereka bersendau-gurau bersama. Jika sekilas di lihat orang akan berpikir kalau mereka adalah keluarga kecil bahagia. Namun nyatanya itu hanya semu, hanya tipuan belaka.
Di tengah-tengah candaan mereka, sesekali Bobby memerhatikan Dania. Dalam hatinya ia mengagumi kecantikan sang istri.
"Ayo kita makan," ajak Dania.
Mereka menuju meja makan, Dania menyiapkan semuanya. Tidak ada bik Titin yang melayani mereka. Karena saat kemarin Bobby tahu bik Titin menginap Bobby marah-marah.
Dan saat Dania meminta izin agar bik Titin tinggal di rumah ini saja Bobby langsung menolaknya dengan berbagai alasan.
Tidak mau menciptakan keributan sebelum rencananya berhasil, Dania pun menyuruh bik Titin pura-pura pulang jika malam, padahal sebenarnya bik Titin ada di dalam kamarnya.
Dania takut keselamatannya terancam dengan Bobby dan Sinta. Itulah sebabnya ia meminta bik Titin untuk tetap tinggal dengan sembunyi-sembunyi.
"Aku mohon bik, ini tidak akan lama aku akan segera membongkar kejahatan mereka," pintanya pada bik Titin saat itu. Ia menangkupkan tangan di hadapan bik Titin.
"Baiklah non."
🍁🍁🍁
Suasana di meja makan tampak hening. Hanya suara denting sendok garpu yang beradu dengan piring yang terdengar.
Sinta yang duduk di hadapan Bobby sesekali meminjak kaki Bobby dari bawah meja. Dan sesekali tertangkap pandang oleh Dania matanya melotot ke arah Bobby, sepertinya Sinta sedang melakukan kontak batin dengan Bobby.
Sinta tidak senang melihat Bobby yang terus memperhatikan Dania. Sinta merasa Bobby sudah mulai tergila-gila dengan istrinya.
Sinta kehilangan selera makannya, ia menyudahi makannya kemudian masuk ke kamarnya.
Dania yang sudah tahu tingkah laku Sinta hanya diam saja. Ia tak perduli dan tetap menikmati makanannya dengan santai.
Makan malam usai. Dania mengajak si kembar ke kamarnya dan menidurkan mereka. Dania pun sudah menyiapkan obat tidur yang akan di berikan pada Bobby seandainya Bobby macam-macam nanti. Dania benar-benar sudah tidak sudi di sentuh suaminya.
Bobby duduk di teras menikmati sebatang rokok. Rokok yang di hisapnya mengepulkan asap di udara.
Sinta menghampirinya.
"Kamu pasti terpesona dengan istri bodohmu itu bukan?" ketus Sinta yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Husssst! jaga sikapmu dan pelan-pelan kalau bicara, gimana kalau dia dengar," Bobby reflek menutup mulut Sinta.
"Awas saja ya kalau kamu sampai meniduri perempuan itu!"
"Tidak akan sayang, percayalah cuma kamu yang akan aku tiduri sampai puas," goda Bobby sambil tersenyum nakal pada Sinta.
Bobby naik ke atas untuk mengecek Dania dan anak-anaknya. Sementara Sinta tetap berada di teras dengan pikiran dan niat jahatnya.
Dania berbaring di ranjang miliknya setelah ia pastikan kedua putranya sudah tertidur nyenyak, ia pun ingin mengistirahatkan badannya yang rasanya begitu lelah seharian ini. Tanpa sadar Dania akhirnya terlelap.
Bobby masuk dan pandangannya langsung tertuju pada istrinya yang telah terlelap. Dalam pandangannya itu ia melihat Dania begitu seksi saat tertidur dengan pose dan pakaian yang di kenakannya.
Bobby mendekat, lalu di rabanya ujung jari kaki Dania hingga ke paha, berulang-ulang ia melakukan itu hingga adik kecil miliknya mulai membesar dan mengeras.
Saat ia mengendus dan mencium bibir sang istri, tiba-tiba Dania yang baru saja terlelap pun terbangun karena terkejut.
Hampir saja Dania melompat dari tempat tidurnya.
"Eh, jangan mas, jangan lakukan!" ucap Dania gugup. Karena keadaan terdesak dan diapun baru tersadar Dania bingung harus melakukan apa.
"Kenapa sayang?" tanya Bobby dengan nafas yang tersengal-sengal karena nafsunya sudah di ujung tanduk.
Dia pun memulai aksinya lagi dengan menindih tubuh Dania.
"Mas, aku lagi datang bulan," lirih Dania, yang membuat mata Bobby membulat sempurna dan seakan tak percaya dengan apa yang barusan Dania katakan padanya.
"Sial!!" umpatnya dalam hati.
Bobby bangkit dari tubuh Dania. Dengan kesal ia duduk di sofa di sudut kamarnya. Raut wajahnya tampak begitu kesal. Nafsu yang tadi menggebu-gebu mendadak sirna.
"Kalau begitu kamu istirahat saja ya," kata Bobby lalu ia mengecup kening Dania.
Dania menggangguk. Setidaknya saat ini dia aman dari terkaman buaya darat yang bernama Bobby.
Bobby membaringkan tubuhnya di samping Dania.
"Sayang, dimana kamu menyimpan berkas-berkas penting perusahaan kita dan data-data penting kita lainnya, seperti sertifikat rumah, tanah dan mobil-mobil kita, apakah kamu sudah menyimpannya di tempat yang aman sayang? bukan apa-apa aku hanya khawatir takut kalau kamu sampai lalai, karena banyaknya kejahatan di luar sana, Kalau kamu titip ke seseorang juga belum tentu aman sayang, karena orang yang terlihat baik itu belum tentu baik sayang." Bobby mulai merayu Dania untuk menjalankan aksinya.
Namun sayangnya semua itu sudah Dania ketahui. Sehingga Daniapun hanya tersenyum miring di sudut bibirnya saat mendengar semua yang Bobby ucapkan barusan.
Bersambung....
♥️♥️♥️
Hai, jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya
Terimakasih🙏🙏🙏