NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 35

Setelah mandi, Ansel meminta Alisha untuk membuatkan makan malam untuk mereka. Ansel juga request masakan ayam asam manis yang pernah Alisha buat di villa waktu itu. Tentu saja dengan senang hati Alisha menurutinya. Jarang-jarang Ansel request masakan.

Ketika makan malam sudah selesai. Alisha langsung tidur. Mungkin karena kelelahan sehabis berenang tadi. Sedangkan Ansel malah keluar dari kamar menuju dapur. Di sana sudah ada para pelayan yang berkumpul dekat meja makan.

Saat Ansel datang, mereka semua menundukkan kepala tanda hormat.

"Sepertinya kalian harus mengingat ini," ucap Ansel tanpa basa-basi. Ia berdiri di depan meja makan dan menumpu tangannya di sana, matanya menatap datar para pelayan yang berdiri di depannya. Tidak ada satupun pelayan yang mengangkat wajah mereka.

"Aku tidak pernah mengampuni seseorang yang berani mengusik milikku. Pergerakan kalian selalu ku awasi. Aku tau apa yang kalian lakukan dan yang tidak kalian lakukan."

Ansel menatap satu-satu para pelayan yang berdiri di sana dengan tatapan mengintimidasi. Hingga tatapannya terhenti pada Bery yang sudah gemetar.

"Kau..." Ansel menunjuk Bery. Sontak semua pelayan mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang dimaksud sang tuan.

"Malam ini malam terakhir mu bekerja di sini. Besok, pulanglah dan temani adikmu di kampung," ucap Ansel tanpa bisa dibantah.

"T-tapi, Tuan—"

"Apakah aku menyuruhmu untuk berpendapat?" tanya Ansel. Ia memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Jangan memasang wajah memelas di depan ku. Saat berhadapan dengan istriku, kau begitu berani. Lalu, di mana letak keberanian mu sekarang?"

Hening. Tidak ada yang menjawab. Semuanya kembali menundukkan kepala mereka. Bahkan Bery diam-diam menangis. Entah bagaimana hidupnya nanti.

"Yang lain, bekerjalah sesuai aturan. Jangan mengusik istriku," ucap Ansel. Setelah itu ia pergi dari sana, meninggalkan para pelayan.

Ansel terus melangkah tanpa peduli di belakang sana ada Bery yang mengharap kesempatan kedua.

****

Menjadi istri seorang Miliarder tampan nan sukses ternyata tidak sesulit itu. Karena Alisha merasa selalu dimanja meskipun ia tak meminta. Ansel pun tidak pernah mengacuhkan istrinya walaupun pekerjaan terus bertambah.

Diantara keduanya juga sudah mulai saling terbuka. Walaupun belum dengan terang-terangan mengungkapkan perasaan, perhatian mereka untuk satu sama lain sudah cukup bisa menjelaskan semuanya.

Beberapa hari belajar berenang, kini Alisha sudah bisa berenang sendiri tanpa diawasi. Jadi, jika Ansel masih di kantor, Alisha akan menghabiskan waktunya untuk berenang. Hitung-hitung olahraga juga.

Selain itu, Alisha juga sudah mulai terbiasa akan kehadiran Ansel di sisinya. Meski pada awalnya Alisha merasa minder jika bersanding dengan Ansel lantaran kepintaran mereka sangat berbeda jauh.

Beralih pada keluarga Martiuz. Raisha sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tapi, dia masih belum bisa melakukan aktivitas berat. Jadi Raisha hanya menghabiskan waktu di rumah saja.

Sekarang jam menunjukkan 12 siang. Alisha sudah sampai di kantor Ansel untuk mengantar makan siang pria itu. Keduanya sudah duduk anteng di sofa sambil Alisha yang menyuapi Ansel. Karena diberi wejangan oleh sang istri, Ansel jadi tidak malu lagi jika disuapi. Malah semakin ingin disuapi terus.

"Malam ini, ayah akan mengadakan makan malam bersama keluarga Tuan Martin," ucap Ansel setelah melihat pesan dari sang ayah. Ia meletakkan ponselnya di atas meja dan kembali fokus menerima suapan dari istrinya.

"Benarkah?" Hanya itu respon Alisha. Dia juga bingung harus bereaksi seperti apa.

"Ayah menyuruh kita datang," ucap Ansel lagi.

Alisha mengangguk patuh. Dia belum terlalu tau hubungan Ayah Pieter dan keluarga Veronica. Yang dia tau mereka hanyalah rekan bisnis. Tapi, ternyata lebih dari itu, sampai diundang untuk makan malam.

"Jika bibi mengatakan sesuatu, jangan diambil hati, ya? Anggap angin lalu saja," kata Ansel. Ia meminum airnya setelah makanannya habis.

"Iya," jawab Alisha. Tangannya sibuk merapikan kotak makan.

Ansel tidak bisa memastikan jika kedua bibinya itu tidak melontarkan kata-kata yang membuat Alisha sakit hati. Mungkin nanti ia akan bicara dengan Paman Theo dan Paman Pram agar menasehati istri mereka.

Bibi Yasmin dan Bibi Gina tidak bisa ditegur secara halus. Kakek saja hampir menyerah. Jika Ansel yang turun tangan, akan lebih bahaya nanti.

Pintu diketuk dari luar, ternyata Michael.

"Maaf mengganggu waktu Anda, Tuan. Ada Tuan Martin yang ingin bertemu dengan Anda. Beliau menunggu di ruang tunggu," ucap Michael.

Alisha terdiam sejenak, mengingat-ingat siapa Tuan Martin yang dimaksud oleh Michael.

Tuan Martin? Bukannya ayah Veronica, ya? Batin Alisha bertanya-tanya.

Ansel berdehem singkat sebagai jawaban. Setelah itu Michael pamit undur diri, menyisakan kedua pasutri di dalam sana.

"Ayo ikut denganku," ajak Ansel. Ia berdiri lalu berjalan mengambil jas yang ia letakkan di punggung kursi kerjanya.

"Aku tunggu di sini saja," ucap Alisha sambil terus memperhatikan gerak-gerik suaminya.

"Jangan membantah," ucap Ansel memperingati istrinya agar selalu menuruti ucapannya.

"Tuan Martin ingin menemui Kak Ansel saja," kata Alisha.

"Kau istriku," tegas Ansel. "Kau harus berada di sampingku."

Alisha menghela nafas. Selain keras kepala, Ansel ternyata suka memaksa. Mau tidak mau Alisha ikut dengan suaminya, meskipun nanti di sana ia hanya diam layaknya patung.

Ansel merangkul pinggang Alisha sambil berjalan menghampiri Tuan Martin. Beberapa karyawan diam-diam melihat kemesraan kedua pasutri itu. Sesekali mereka menyapa Alisha yang memang ramah pada semua karyawan. Itu sebabnya mereka tidak ingin mengganggu hubungan keduanya. Alisha dan Ansel adalah perpaduan yang pas.

Tuan Martin berdiri dari duduknya ketika melihat Ansel dan istrinya masuk ke dalam ruang tunggu.

Tuan Martin tersenyum menyapa kedua pasutri itu.

"Maaf jika aku mengganggu waktumu," ucapnya setelah mereka duduk.

"Tidak apa-apa," jawab Ansel.

"Apakah ada keadaan yang mendesak, sehingga anda menemui ku di kantor?" tanya Ansel kemudian.

"Tidak ada. Aku hanya kebetulan lewat lalu mampir untuk mempererat hubungan kekeluargaan," jawab Tuan Martin masih dengan senyumnya.

Ansel mengangguk paham. Seharusnya Tuan Martin temui Ayah Pieter saja dibandingkan dirinya.

Tuan Martin banyak bertanya tentang perkembangan perusahaan. Katanya siapa tau nanti dia akan mengajak perusahaan Xander untuk kerja sama dengan perusahaan milik keluarganya. Dan Ansel hanya mengangguk saja.

Hingga hampir satu jam mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol. Benar saja, Alisha hanya sebagai pajangan di sana. Gadis itu merasa bingung dengan pembicaraan kedua pemimpin itu. Bokkongnya sampai keram karena duduk terlalu lama, tapi Alisha tidak bisa pergi begitu saja.

Tak lama kemudian Tuan Martin pamit undur diri, menyisakan Ansel dan Alisha di sana.

"Kita pulang sekarang?" tanya Ansel sembari melihat istrinya yang malah rebahan di atas sofa.

"Sebentar. Punggungku rasanya pegal karena terlalu lama duduk," jawab Alisha.

Ansel merasa bersalah mendengar ucapan sang istri, lalu ia duduk di samping Alisha. Untung sofanya muat.

Tangannya memijat pelan punggung Alisha agar rasa pegal itu hilang. Dan Alisha malah menikmatinya sampai memejamkan mata. Hampir ketiduran jika Ansel tidak membangunkannya.

***

Slow update yaa. Tapi, tiap hari aku pasti up kok🤗

Sebelum lanjut, kasih bintang dan ulasannya dulu yuk😉

1
Siha Budin
ceritanya bagus banget trms kasih y thorr
Rustan Sinaga
Luar biasa
Ummiami
mertua idaman
Yolla
kutunggu karya mu selanjutnya thooorrrr.... semangat 💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍👍👍
tutwuri Handayani
Kecewa
tutwuri Handayani
Buruk
susanto bulongkod
pelayanan kok belagu amat
Yolla
narsis banget si BPK ansel🤣🤣🤣
endah setyowati
Luar biasa
Ummiami
🤗😋😋
Ummiami
sudah aku kasih bintang 🌟 ny thooor 😊
Ummiami
semangat 💪 y Thooor 😊
Elvi Krisnawati gea
Kecewa
Elvi Krisnawati gea
Buruk
Ummiami
q nyimak y Thor 😊💪
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
ini GK ada lanjutannya kah Thor arka arsen /Chuckle/
Widyaᡣ𐭩: untuk sementara aku belum kepikiran untuk bikin cerita mereka sih😁
total 1 replies
Wijaya Ronny
Luar biasa
Yuni Masarayanti
Biasa
Yuni Masarayanti
Buruk
Yolla
mertua idaman😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!