Maudy harus merelakan masa muda nya untuk menjadi istri dari seorang laki-laki koma, ia menikahi laki-laki tersebut karena ulah ibu dan kakak nya yang gila harta.
Namun ternyata Maudy hanya berpura-pura sedih ia sejujurnya sangat bahagia terlepas dari keluarga angkat nya yang sangat mengerikan itu.
Hidup nya yang semula menderita seketika berubah seratus persen jadi lebih baik, suaminya yang koma ternyata adalah seorang CEO ia juga mendapat perlakuan baik dari mama mertuanya.
Bagaimana kehidupan Maudy dengan suaminya yang koma? Ayo baca kisah mereka di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 25
Hujan mulai turun dengan begitu deras setelah beberapa jam kepergian Maudy dari rumah nya.
Tidak tau akan pergi ke mana Maudy melangkah gontai menyusuri taman pinggir kota dirinya basah kuyup karena tidak punya tempat berteduh.
"Aku bahkan lebih menyedihkan dari seekor burung yang berada di atas pohon, meksipun mereka tetap basah walaupun berlindung di dedaunan tapi setidaknya mereka tetap punya rumah sendiri," kata Maudy yang kemudian duduk di kursi dekat taman tersebut.
Ia membiarkan hujan mengguyur tubuhnya rapuh nya, air mata nya mengalir deras namun di tutupi oleh derasnya air hujan.
"Aku tidak punya siapa-siapa, andaikan saja aku tau di mana orang tua kandung ku, mungkin aku tidak akan hidup seburuk ini," kata Maudy sambil tersenyum menertawakan nasipnya yang buruk.
Sementara itu di sisi lain.
Plak ... Plak ...
"Bodoh! Kau benar-benar suami yang bodoh! Beraninya kau membuat menantu ku pergi dari rumah! Maudy sama sekali tidak bersalah!" ucap mama Mulia yang saat ini tengah mengamuk setelah mendapat kabar dari kedua pelayan yang dia tugaskan untuk menjaga Maudy kalau sang menantu telah pergi.
Setelah mendapat kabar dari dua pelayan nya, mama Mulia segera pergi ke rumah Elgara, namun sayangnya Mona telah pergi.
Mama Mulia pun melampiaskan amarahnya kepada Elgara.
"Ma dia bukan wanita baik dia terlah berselingkuh dari ku dia berhianat," ujar Elgara sambil memegang pipinya yang saat ini terasa memanas akibat dia tamparan keras dari sang mama.
"Kau! Siapa yang bilang jika Maudy berhianat dan berselingkuh siapa?" ujar mama Mulia sambil menggenggam erat kerah baju Elgara mata nya menyala karena marah.
"Mona, dan dia juga memberikan bukti foto," jawab Elgara polos.
"Kau benar-benar bisa di bodohi kau akan menyesal! Ah .. dada ku ah ..." mama Mulia yang terlalu banyak marah tiba-tiba dada nya sesak dan juga terasa sangat sakit.
"Ma, apa yang terjadi? Ma mama baik-baik saja kan?" tanya Elgara sambil menahan tubuh sang mama.
Seketika mama Mulia jatuh pingsan, dirinya terkena serangan jantung karena marah-marah dan juga kaget atas kepergian memantau kesayangan.
Dalam hujan yang turun begitu deras, Elgara mengendong sang mama masuk ke dalam mobil dan segera membawa nya ke rumah sakit.
"Ma bertahan lah ma," ucap Elgara yang saat ini mengindari mobil nya dengan kecepatan tinggi.
Tak terasa waktu terus berlalu, kini mereka telah tiba di rumah sakit dan mama Mulia segera di bawa Masuk ke ruangan ICU untuk di tindak lanjuti.
"Mama astaga kenapa bisa jadi seperti ini?" batin Elgara yang saat ini gemetar karena khawatir akan terjadi sesuatu dengan sang mama.
Tiga puluh menit pun berlalu ...
Dokter yang memeriksa keadaan mama Mulia keluar dari ruangan tersebut dan menemui Elgara.
"Dok, bagaimana keadaan mama saya Dok?" Kata Elgara sambil memegang lengan sang dokter.
"Beliau saat ini sedang dalam keadaan kritis, untung nya anda cepat membawa nya ke sini, dia terkena serangan jantung," ucap sang dokter menjelaskan.
"Astaga mama, dokter tolong selamatkan mama saya tolong dokter, berapapun biayanya," kata Elgara berharap.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin, kalau begitu saya permisi dulu," ucap sang dokter yang kemudian meninggalkan Elgara sendirian.
"Kenapa ini harus terjadi? Kenapa mama sampai semarah ini? Dia bahkan mengatakan kalau Maudy tidak bersalah," ucap Elgara kebingungan karena menyadari sesayang itu sang mama dengan Maudy.
Sementara itu Mona yang saat ini berbahagia menceritakan semua yang terjadi kepada mama nya tidak peduli kalau beberapa kali Elgara mengirimkan pesan kalau mama nya sedang masuk rumah sakit.
"Siapa yang mengirimkan pesan?" tanya Lolita kepada Mona.
"Lupakan saja, nanti aku tinggal bilang aku tidak melihat ponsel, ya begitulah ma sekarang ini Maudy sudah di usir Elgara dari rumah dan aku tidak akan lama lagi bisa menjadi nyonya di rumah mewah itu kita akan kaya raya ma," ucap Mona sambil bertepuk tangan dengan sangat riang nya.
"Anak mama memang sangat pintar, kau tidak mengecewakan mama, akhirnya kau bisa menyingkirkan wanita pengganti itu," ujar Lolita ikut bahagia atas pencapaian anak nya.
"Jelas ma, karena aku belajar semuanya dari mama," kata Mona dengan bengga nya.
Mereka merasa telah memenangkan segalanya karena berhasil merusak rumah tangga Maudy.
Sementara itu di RS.
Terlihat Mama Mulia yang saat ini sedang terbaring kaku dengan bantuan banyak alat medis di tubuh nya.
"Ma, kenapa mama jadi seperti ini hanya gara-gara membela wanita itu? Seberapa sayangnya mama dengan dia?" tanya Elgara yang saat ini tengah duduk di kursi samping tempat sang mama terbujur.
Ada rasa bersalah karena tidak sempat mendengarkan penjelasan sang mama, hal ini menuntun Elgara jadi penasaran dengan apa yang hendak di ucapkan sang mama sebelum pingsan.
"Ma, aku mohon bangun lah, aku tidak tau harus bagaimana tanpa mama," kata Elgara sambil mengengam tangan sang mama.
"Permisi tuan muda," kata Yani yang saat ini tiba dengan membawa banyak pakaian dan juga keperluan nya sendiri.
Karena dia di minta Elgara untuk menemani sang mama di RS dua puluh empat jam.
"Yani, kau sudah tiba," kata Elgara sambil menghapus air matanya dan berdiri dari duduknya.
"Tuan muda, sebaiknya anda istirahat, biar saya yang menjaga nyonya Mulia," kata Yani kepada Elgara.
"Ah iya, baik lah," jawab Elgara yang kemudian hendak keluar dari ruang rawat tersebut.
"Tunggu tuan muda," kata Yani yang berhasil memberhentikan langkah Elgara.
"Ah iya, ada apa?" kata Elgara sambil memegang gagang pintu.
"Tuan muda, apa yang di katakan nyonya adalah benar, nyonya muda tidak bersalah, cari lah dia dan dengarkan apa yang ingin dia katakan," ujar Yani berusaha menasehati Elgara sebelum terlambat.
"Maaf Yani, sebaiknya kau tidak perlu ikut campur, ini bukan urusan ku, lagipula kalian tidak punya bukti apa-apa kalau dia tidak bersalah, sementara Mona punya banyak bukti," setelah mengatakan itu Elgara pun keluar dari ruang rawat sang mama dengan perasaan dan pikiran campur aduk dia tidak menyangka kalau seluruh orang yang ada di rumah nya memihak kepada Maudy.
"Tuan muda, kau pasti akan menyesal dan si saat itu terjadi kau tidak akan menemukan nyonya muda atau orang yang seperti nyonya muda lagi," kata Yani dalam hatinya.
Sementara itu Yani menoleh melihat ke arah mama Mulia yang terbaring tak berdaya.
"Nyonya, tolong lah sadar segera katakan kepada tuan muda kalau yang menipu nya adalah Mona yang jahat adalah Mona bukan nyonya muda," ucap bik Yani sambil menitikkan air mata.
Bersambung ....
